Love - p8

147 20 0
                                    

***

"Bethari, bisakah kau berikan ini pada Tuan Lain? Kami membutuhkan tanda tangannya segera." Tuan Alex terburu-buru. Bethari berdiri dari kursinya sambil mengangguk dan menerima dua berkas itu. "Maaf, tapi ada sedikit masalah dengan perutku. Ini sudah dua hari. Urgh!" ia memegang perutnya yang buncit itu.

"Iya, aku mengerti, Tuan." Bethari merasa kasihan. "Apa anda sudah minum obat? Mau aku ambilkan obat untukmu, Tuan Alex?"

"Ah, tidak usah, aku bisa sendiri nanti." ia menolak. "Cepat berikan berkas itu pada Tuan Lain. Dia sudah menunggu."

"Baiklah. Aku akan menaruhnya di meja anda kalau sudah selesai."

"Iya, terima kasih Bethari. Aww!" ia kembali memegang perutnya yang terasa melilit. "Aku harus ke toilet lagi!" rutuknya sambil berlari menjauh, membuat Bethari dan beberapa karyawan hotel tertawa kecil melihatnya. Bethari suka dengan Tuan Alex yang mungkin seumuran dengan ayahnya kalau saja masih hidup sekarang. Tuan Alex yang baik dan juga lucu.

Untuk pertama kalinya Bethari masuk kekantor General Manajer setelah mengetuk pintunya. Dimeja depan, ia sudah meminta izin kepada Sekretaris Hill.

"Masuk."

"Permisi, Tuan Lain." ia tersenyum gugup.

"Oh, Bethari? Benar 'kan?" Lain mencoba mengingat nama gadis dengan pipi berang-berang kecil itu dan tersenyum saat Bethari mengangguk iya. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan dan melipat tangan di meja. "Ada apa Bethari?"

"Tuan Alex memberikan ini padaku untuk anda tanda tangani segera, Tuan Lain." Bethari memberikan berkas-berkas itu dan Lain menerimanya.

"Tuan Alex? Memangnya kemana dia?"

"Tuan Alex bilang, ada sedikit masalah dengan perutnya, jadi dia menyuruhku kesini, Tuan Lain."

"Dia sakit perut?" Lain tertawa kecil. Ia sudah membayangkan bagaimana reaksi Tuan Alex yang pastinya lucu. "Baik, duduklah. Aku akan membaca ini sebentar."

Sementara menunggu di kursinya, Bethari sesekali melihat ke sudut kantor. Ia selalu penasaran dengan hal baru. Ruangan General Manajer lebih besar dan mewah dari ruangan pimpinan lainnya yang pernah ia masuki. Mungkin ukuran ruangan ini sama dengan luas rumahnya? Ya ampun. Ia tidak bisa percaya dan tiba-tiba merasa semakin kecil dibuatnya berada dihotel ini. Seberapa kayanya keluarga besar Orion Satra?

"Jadi, bagaimana rasanya menjadi peserta pelatihan disini?" Lain tiba-tiba bersuara sambil mengambil pen hitam di dalam laci meja kerjanya. "Kau betah?" ini sudah seperti pertanyaan keramat yang diucapkan setiap kali bertemu dengan mahasiswa yang bekerja sama dengannya. Dan baru sekarang lagi giliran Bethari berkesempatan bertatap muka langsung karena kesibukan Lain.

"Aku sangat betah disini, Tuan Lain. Ya, siapa yang tidak akan betah bisa berada dan bekerja di hotel terbaik dan sebesar ini. Aku tidak percaya kalau ada orang yang berpikir seperti itu—" Bethari berdehem segan saat menyadari dengan siapa ia bicara sekarang. Mulutnya seperti tidak memiliki penyaring. Membuatnya terkadang tertimpa masalah. "Um, maksudku, ini merupakan suatu kehormatan untukku, Tuan Lain."

"Jangan khawatir Bethari.." Lain yang senang mendengarkannya bicara itu tertawa kecil, membuat Bethari menunduk malu. "Santai saja. Lagipula tidak ada Kepala Personalia May disini." candanya. Ia tau para peserta pelatihan sangat takut dengan Jane.

"Iya..." Bethari mengangguk kecil. Pimpinan utama mereka ini sangat bersahabat dan juga sedikit humoris, sepertinya.

"Kau sudah bertemu dengan Fynn?" tanya Lain penasaran setelah membubuhkan tanda tangannya yang diminta Tuan Alex.

Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang