***
Fynn masuk ke satu toko ponsel langganannya di sebuah mal besar dekat Orion Hotel. Ia datang hari ini setelah mendapat telepon dari sang pemilik toko yang sudah dikenalnya.
"Jadi bagaimana, apa bisa diperbaiki?" ia tidak sabar.
"Maaf, Tuan Fynn, karena cukup lama didalam air aku tidak bisa memperbaikinya." ucap pemilik toko menyesal. Fynn mengangguk saja sambil melihat ponsel merah muda yang tidak lagi menyala itu diatas meja. Ia mendesah. "Tapi kabar baiknya Tuan Fynn, aku bisa menyelamatkan memorinya. Ini."
"Benarkah? Terima kasih." Fynn tersenyum senang melihat benda hitam kecil di telapak tangan kanannya kini. Walau tidak tau apa saja didalamnya. Ia yakin pasti ada sesuatu yang penting bagi Bethari. "Oh ya, apa kau menjual ponsel seperti ini?"
"Aah ponsel ini tipe lama, Tuan Fynn. Kami tidak menjualnya lagi."
*
Dua hari belakangan Fynn ingin sekali mampir ke rumah Bethari untuk memastikan kalau gadis itu dan adiknya baik-baik saja tapi ia tidak bisa. Ia tidak bisa tiba-tiba datang ke rumah Bethari dengan membawakannya makanan, bunga atau buah-buahan begitu saja. Itu akan sangat canggung dan tidak sopan. Hubungan mereka masih tidak baik. Tapi lagi, terima kasih kepada Jane yang selalu mau memberitahu Fynn tentang keadaan Bethari saat mereka berpapasan di dalam hotel. Haruskah ia memberi hadiah diam-diam untuk Tuan Philip dan istrinya yang sudah berbaik hati mau merawat Bethari dan Richie?
"Chh, dia sangat narsis." ia tertawa kecil di meja kerjanya.
Fynn sedang menikmati waktunya melihat foto-foto dan video-video dari memori ponsel Bethari. Ia akan tersenyum dan tertawa jika ada yang lucu, terlebih tentang Richie. Tidak ada yang aneh, hanya Bethari yang berpose manis dan cantik ataupun konyol bersama teman-temannya.
Fynn tersenyum samar saat melihat foto-foto keluarga Bethari dalam berbagai suasana. Mereka berempat selalu kompak tersenyum cerah ke kamera, terlihat sangat bahagia. Mereka pasti sangat bahagia. Fynn menghela nafas pelan, ia sangat mengerti bagaimana rasanya kehilangan dan harus melanjutkan hidup setelahnya yang tidak akan pernah terasa sama lagi. Bethari pasti sangat merindukan kedua orang tuanya.
*
Tangan kanan Bethari melambai riang pada Jane yang sedang duduk sendiri menunggu kedatangannya. Ia lalu menghampiri si sahabat dan saling bertukar senyuman.
"Ini untukmu." Jane memberikan satu bungkusan kecil pada Bethari yang baru datang cukup siang. Ia sudah absen selama dua hari untuk beristirahat dirumah dan sekarang ia sudah siap untuk bekerja dan belajar lagi. Walaupun kejadian itu menjadi trauma baru tapi semangatnya dalam hal pekerjaan dan pendidikan tidak berkurang.
"Aww, apa ini? Aku hanya demam dan kau sudah memberiku hadiah? Manisnya." Bethari tersenyum jahil. "Kenapa baru sekarang?"
"Hanya demam katamu? Kau sudah mati Bethari. Jangan lupa itu." kata Jane yang masih khawatir. Tugas kuliah yang banyak ditambah pekerjaan hotel cukup menyita waktunya untuk berlama-lama menjenguk si sahabat dirumah. Untung saja ada ibunya yang selalu membantu.
"Maaf..." sesal Bethari. Jane mendesah.
"Dan selamat karena sudah menjadi topik hangat karyawan Orion Hotel lima hari berturut-turut." Jane bertepuk tangan malas. Ia ingat bagaimana ponselnya seakan mau meledak dihari pertama karena cepat dan banyaknya pemberitahuan yang ia terima, mereka ingin tau apa yang sebenarnya terjadi, belum lagi pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman kuliah mereka saat ia pulang dari rumah sakit. Berita asli dan bohong bersatu tidak terkendali membuat pusing. Tapi syukurlah semua itu sudah bisa dikendalikan. Bahkan pihak hotel tidak segan memberikan peringatan tegas pada mereka yang ketahuan menyebarkan berita-berita bohong itu. "Katakan padaku Beth, apa kau tidak berniat untuk menuntut hotel ini? Kau tau..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]
Romance"Tuan Fynn, sekali lagi, aku minta maaf, ini salahku aku tau dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ia tidak peduli lagi dengan suaranya yang bergetar. Fynn terus mendengarkan. Ia tidak tau kalau reaksi Beth akan sesedih ini. Membuatnya be...