-
"Dimana dia?" Fynn tidak lagi beristirahat untuk sekedar menarik nafas setelah berlari layaknya seorang atlet. Ia sekarang memperhatikan air kolam yang sudah tenang dan itu pertanda buruk. Nafasnya memburu. Wajahnya penuh kekhawatiran. "Dimana dia-"
Jauh disana, ia bisa melihat bayang tubuh seseorang yang dicari. Hati Fynn mencelos. Tubuh Bethari melayang-layang di dasar kolam. Fynn membuka jas, melemparnya sembarang dan langsung menceburkan diri. Mario yang baru sampai hanya bisa berharap keadaan baik-baik saja. Air kolam sangat dingin dan cukup kotor akibat renovasi ruang tapi Fynn tidak memikirkan itu semua. Ia berenang dan terus menyelam sampai benar-benar bisa melihat sosok Bethari. Fynn lalu menggapai tubuh Bethari yang sudah tidak bergerak. Fynn membawa mereka berdua naik kepermukaan secepatnya. Ia juga tidak tahan jika harus berlama-lama didalam air. Kedalaman kolam renang ini sekitar empat meter. Fynn bernafas dan batuk berkali-kali saat paru-parunya bisa kembali menghirup udara segar.
"Beth?" bisik Fynn. Ia berkedip dan menoleh wajah pucat itu. Sebelah tangannya memeluk pinggang Bethari sementara yang satu menepuk pelan pipinya. Tidak ada respon dari si gadis peserta pelatihan. Tanpa berlama-lama Fynn kemudian berenang ke tepi. Mario yang cemas menunggu sejak tadi, dengan sigap membantu keduanya keluar dari air.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi?" Jane, menjadi gadis yang selalu ingin tau urusan orang, mengikuti kemana perginya Fynn dan Mario. Mengendap-endap seperti pencuri lalu tidak percaya dengan apa yang matanya lihat. Jane semakin terkaget setelah mengetahui siapa yang dibaringkan Fynn dipinggir kolam. "Bethari!" ia berlari menghampiri dan segera duduk berlutut disamping sang sahabat. Jane memegang tangannya yang sudah dingin. "Apa dia baik-baik saja?! Ya Tuhan. Dia tidak bisa berenang. Katakan padaku dia baik-baik saja!" ia berteriak kalut sambil melihat Fynn yang sibuk memeriksa nafas sahabatnya itu.
"Dia tidak bernafas." Fynn panik. Jane dan Mario menatap bos mereka dengan horor. Keduanya ikut panik. Tidak menginginkan hal buruk itu terjadi pada Bethari.
"..." Mario mondar-mandir tidak tenang. Menggigit bibirnya dan merasa bersalah pada Bethari.
"Tidak.. lakukan sesuatu!" Jane memarahi Fynn. Ia tidak sadar lagi sedang bicara dengan siapa.
"Beth?"
Fynn melakukan pertolongan pertama pada Bethari. Mencoba semua yang bisa ia lakukan. Fynn memberikan nafas buatan mulut ke mulut, memompa dada Bethari berkali-kali. Untuk pertama kali setelah sekian lama, ia berdoa keras pada Tuhan dan terus mencoba apapun. Sampai lima menit berlalu, apa yang dilakukannya tidak membuahkan hasil. Jane dan Mario sama-sama putus asa. Satu dua tiga orang yang mulai berdatangan karena rasa penasaran kini menatap Fynn dengan iba. Mereka berbisik nyaring jika gadis yang berusaha ditolongnya ini sudah mati dan tidak bisa diselamatkan lagi. Kata-kata itu membuat Fynn tertekan, cemas seketika.
"Aku mohon Bethari. Aku mohon..." Fynn memberikan nafas buatan terakhirnya. Kepalanya berdenyut pusing dan berat sementara tubuhnya mulai gemetar. Bukan karena kedinginan melainkan rasa takut yang teramat, menjalar menggerogotinya.
Fynn Orion Satra merasa lumpuh dan tidak bisa mendengar apapun lagi. Fokusnya hanya tertuju pada sosok Bethari Achara dilantai keramik. Bethari yang terbaring kaku, dingin dan pucat. Dan saat cairan merah segar itu mengalir dari hidung Bethari, Fynn tertegun lama. Matanya tidak berkedip sama sekali. Bahu tegapnya tidak lagi bertenaga. Seakan nyawanya ikut tercabut. Dunia Fynn berhenti berputar.
Fynn sudah tidak sadar dengan apa yang dilakukannya sekarang. Sedang berada dimana ia sekarang. Fynn membawa Bethari kedalam dekapannya, erat, seakan Bethari adalah hal paling berharga di hidupnya. Mulut Fynn memohon tidak henti, kepada Tuhan, kepada gadis yang didekapnya.
"Tidak, aku mohon, tidak..." mata Fynn terpejam rapat. Menahan semua rasa sakit menyayat hati yang tidak pernah bisa dilupakan. Ia membuka mata dan melihat satu wajah itu. Batu besar seakan menyumbat tenggorokannya. Air matanya yang panas mengalir, jatuh ke wajah si gadis. "Aku mohon, bernafaslah baby..." ia membelai wajah cantik yang sudah tidak bernyawa itu. Menatapnya dengan lekat, tanpa bosan dan nanar. "Dengarkan aku, ini aku, aku disini sekarang, aku mohon padamu, bernafaslah..." lirihnya. Senyum Fynn memilukan hati. Ia berharap mata cokelat favoritnya itu akan terbuka dan balas menatapnya dengan manja dan penuh cinta. "...Ari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]
Romantizm"Tuan Fynn, sekali lagi, aku minta maaf, ini salahku aku tau dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ia tidak peduli lagi dengan suaranya yang bergetar. Fynn terus mendengarkan. Ia tidak tau kalau reaksi Beth akan sesedih ini. Membuatnya be...