Love - p21

63 14 1
                                    

*

Bethari masuk perlahan kedalam ruangan baru itu setelah dipersilahkan sementara Fynn sendiri sekarang sudah pergi kekantor sang kakak. Kamar dengan nuansa ungu lembut dan putih yang menyatu menyambut mata Bethari. Terasa nyaman dan hangat. Kamar berukuran sedang dengan fasilitas yang lengkap dan mewah tapi sepertinya tidak pernah ditempati, atau sudah lama tidak ditempati. Ia tidak mengerti dengan Fynn yang memilih tidur di sofa untuk beristirahat semalam.

Bethari kemudian melangkah kearah lemari pakaian dan kaget saat membukanya. Cukup banyak pakaian wanita dengan berbagai model dan warna, beberapa tas selempang kecil dan satu tas punggung ditambah dengan beberapa pasang sandal dan sepatunya. Dan tadi Fynn bilang kalau dirinya boleh memakai barang-barang dari lemari ini. Bethari menggeleng dan mendesah. Hatinya terasa dikhianati sekarang. Sudah berapa banyak wanita yang tidur di kamar rahasia ini? Tapi anehnya semua pakaian yang ia lihat dan pilih memiliki ukuran yang sama untuk satu orang. Bethari mengambil dress merah muda polos selutut dengan kardigan putih bermotif bunga lili yang pas untuk ukuran tubuhnya. Ia menaruh pakaian itu diatas ranjang untuk digunakan nanti.

Matanya yang masih penasaran dengan sekitarnya kemudian melihat sesuatu diatas meja nakas. Ia mendekat berdiri disamping ranjang dan mengambil bingkai foto itu. Bethari kini menatap foto seorang perempuan yang tersenyum manis dan bahagia dengan latar belakang taman bermain di tengah kota.

"Cantik." Bethari mengakuinya.

Pertanyaan tentang siapa perempuan ini langsung muncul dibenaknya. Melihat dekorasi kamar yang feminin dan semua barang-barang di lemari itu membuat Bethari semakin yakin. Mulai masuk akal. Ia menatap sekali lagi foto di tangannya dan tiba-tiba menjadi gugup. Kamar istimewa ini adalah miliknya.

-

"Aku pikir kau akan keluar besok?" goda Fynn yang sedang bermain dengan ponselnya. Setelah bersiap di ruangan Lain, ia sudah wangi, rapi dan juga tampan dengan kaos polos putih, blazer cokelat dan jins.

"Aku tidak selama itu?" Bethari membantah, sedikit malu. Ia hanya terlalu suka dan betah dengan suasana di kamar mandi tadi. Jangan anggap dia aneh. Fynn mengangguk saja dan tersenyum lembut saat menatap Bethari dengan baju pilihannya. Cocok dan juga pas di tubuhnya. "Oh ya sebelum pergi, aku ingin mengambil barang-barangku dulu."

"Oke. Tapi kau harus cepat, para karyawan sudah ada yang mulai bekerja. Aku tidak mau mereka berpikir macam-macam tentangmu." ucap Fynn perhatian. Hari ini tidak ada trainee. "Aku tunggu disini."

Bethari bergegas memasukkan barang bawaannya ke dalam tas punggung sementara dua buku tebal ia pegang. Ia melihat ke atas mejanya sekali lagi, tidak ingin ada yang ditinggalkan. Setelah memastikan semuanya lengkap, Bethari kembali pada Fynn.

Fynn kembali menunggu Bethari untuk pergi sarapan bersama. Ia berdiri didepan pintu kantornya dan tidak pernah bosan bermain game di ponsel. Itu sudah menjadi kebiasaannya saat menunggu siapapun. Ia menoleh saat mendengar langkah kaki yang mulai mendekat. Fynn tertegun, waktu terasa berjalan lambat mengulang kemasa lalu, dimana dirinya sering kali menunggu berdiri tepat di titik ini.

Kekasih hati dan belahan jiwanya, Ariya Warland yang dirindukannya setiap hari, kini berjalan ke arahnya dengan senyuman yang manis dan khas sambil melambaikan tangan dengan gembira, membuat Fynn ikut tersenyum lebar melihatnya, dadanya menghangat, matanya berkaca-kaca. Ariya yang akan merajuk seharian kepadanya kalau mereka tidak masuk kedalam kantor bersamaan.

Fynn tersadar saat ponsel di tangannya bergetar, ia menunduk dan mendapati tulisan kekalahannya di permainan tersebut. Sekarang itu tidak penting lagi. Ia kembali menoleh pada Ariya didepan tapi yang tampak sedang berjalan ke arahnya sekarang adalah Bethari. Benar-benar Bethari. Fynn mengerjap pelan, tertegun nanar untuk kesekian kalinya, dadanya sesak seakan mati rasa. Ariya tidak akan pernah kembali dan apa yang dilihatnya tadi hanyalah bayangan semu. Mungkin karena dirinya terlalu merindukan gadis yang menyukai warna ungu itu. Fynn mendesah pelan untuk tenang, mengumpulkan semua akal sehatnya yang bertaburan. Ia berusaha untuk tersenyum kepada Bethari seperti tidak terjadi apa-apa dan mengulurkan tangannya. Sambil berlari kecil menuju Fynn, Bethari tersenyum dan dengan senang hati menyambut uluran itu.

"Apa berat?" Fynn menunjuk tas biru muda dipunggung Bethari.

"Tidak." Bethari menggeleng. Fynn kemudian mengambil buku dari tangan Bethari, membantu membawakannya. Perlakuan sederhana Fynn yang membuat dada Bethari menghangat karenanya. Mereka masuk kedalam lift tanpa melepaskan genggaman satu sama lain.

"Aku tidak tau kalau ada lift disini."

"Sekarang kau tau. Aku dan Kak Lain sering menggunakan ini kalau ada hal yang darurat." jelas Fynn. Ia memilih lift ini karena akan langsung membawa mereka ke parkiran bawah tanah tanpa diketahui orang. Ia tidak mau Bethari menjadi omongan pekerja lain karena bersamanya sepagi ini.

Bethari yang mendengarkannya mengangguk saja dengan mulut membentuk huruf o kecil. Fynn tersenyum kecil lalu merangkul erat bahu Bethari untuk mendekat. Wangi Bethari sekarang seperti Ariya, bunga lavender, kesukaannya. Fynn mengecup pelipis Bethari singkat. Apa yang sudah ia lakukan?

Bethari mengerjap merasakan bibir hangat itu dikepalanya. Semuanya terasa baru. Lift ini. Perasaannya dan tentu pria yang memeluknya sekarang. Walau masih banyak hal yang mengganjal dihatinya tentang sosok Fynn yang cukup penuh rahasia, tapi sekarang Bethari memilih untuk menikmati kebersamaan mereka. Bethari menyukainya. Apa yang sudah ia lakukan?

"Apa yang biasanya kau makan saat sarapan?" tanya Fynn.

"Umm bubur?"

"Bubur?" wajah Fynn mengerut sedetik. Ia tidak suka bubur.

"Hmn."

"Hanya bubur?"

"Itu sudah cukup untukku." Bethari mendongak melihat Fynn yang tinggi dan Fynn menunduk menatapnya. "Oh ya, aku punya kedai bubur langganan dipinggir jalan. Bubur nasinya sangat enak. Aku rasa kau akan suka."

"Okey, kita kesana." Fynn tertawa kecil karena semangat Bethari. Tidak tau kenapa ia tidak bisa menolak gadis ini. Pelukan Fynn semakin erat yang membuat Bethari tersenyum.

Kenapa mereka bertingkah seperti ini?

.

.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang