21. Perjodohan?

88 4 0
                                    


Haii

Call me Sese

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading🌷

Acara makan bersama telah selesai. Sekarang ini, mereka: Naya, Anala, Raga dan Shavella berkumpul di ruang tamu. Mereka menikmati kue-kue yang sudah Naya buat. Terkecuali, Wandhy. Pria itu memilih untuk istirahat terlebih dahulu, karena lelah. Perjalanan yang sangat jauh untuk tiba disini membuat nya sedikit kelelahan.

"Kak Sha!" celetuk Anala.

Shavella mengangkat kedua alis nya. "Iya, kenapa Nala?"

Anala berfikir sejenak. Lalu, berkata, "kak Sha beneran takut sama rambutan? Padahal itu buah favorit ayah lho.." ucap nya dengan nada mengejek.

Shavella bergeming. Mungkin sebagian orang akan mengatakan bahwa Dia adalah manusia aneh di dunia ini. Takut dengan rambutan? Memang sangat aneh, tetapi apa yang harus Shavella buat? Itu fobia, Shavella tak bisa lawan. Dulu, ketakutan nya terhadap rambutan pernah hilang. Sampai-sampai ia bisa menyentuh bahkan memakan buah itu. Tetapi, semua nya kembali, kala Dia memasuki sekolah menengah pertama. Teman-temannya sering membawa rambutan ke sekolah untuk menakut-nakuti Shavella, sehingga rasa takut yang pernah hilang, kini kembali menguasai diri nya.

"Nala, itu nama nya fobia. Coba kamu yang diposisi kak Sha, pasti kamu bakal takut juga," ujar Naya. Anala menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Minta maaf, Anala," pinta Raga.

Anala menurut, lalu mendekat ke arah Shavella. "Kak Sha, Anala minta maaf, ya. Anala beneran engga bermaksud kayak gitu." Anala benar-benar menyesali ucapan nya.

Shavella tersenyum tipis. "Engga papa, Anala. Jangan merasa bersalah gitu, dong. Mana senyum nya?" Shavella memegang kedua pipi gembul milik Anala.

Kedua sudut bibir Anala terangkat membentuk senyuman lebar. "Kak Sha baik banget sih. Selalu jadi kakak kedua nya Anala, ya?" Shavella mengangguk seraya tertawa kecil.

"Gini nih kalo udah akur, pasti kita terlupakan, iyakan, bang?" ujar Naya kepada Raga.

Raga terkekeh. "Iya nih, kita terlupakan.

Shavella dan Anala menoleh. Anala terkikik geli melihat wajah bunda dan abang nya. Berbeda dengan Shavella yang hanya tersenyum kikuk. Tiba-tiba ponsel Shavella berbunyi. Sudah dipastikan ada pesan yang masuk dalam ponsel nya. Ia segera mengambil ponsel nya, lalu melihat siapa yang mengirimi nya pesan. Ternyata Malvin, Shavella pun membuka aplikasi warna hijau yang bernama WhatsApp. Kemudian, membuka room chat nya dengan Malvin.

Kak Malvin👽
Online

[Lo dimana?]
[Pergi engga izin lagi]

[Gue dirumah kak Raga]
[Lupa izin, maap🙏]

[Pulang gih, mama bentar lgi pulang]
[Jngn sampe ngeliat lo gk ada dirumah]

[Iya, gue pulang]

[Gue tau, lo pasti cape kyk gini trs kan?]

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang