05. Perkara paket.

101 6 0
                                    


Haii

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading 🌷

Kini Shavella sudah berada di kelas, ia sudah malas mendengar perdebatan Zaifa dan Mahesa dan ia juga merasa lebih baik, jadi gadis itu memilih untuk kekelas. Kali ini pembelajaran pak haris telah di mulai, guru itu pun masuk dalam kelas Shavella.

"Assalamualaikum, anak-anak," salam pak Haris.

"Walaikumussalam!"

"Naikkan semua buku kalian. Silahkan buka halaman 120," kata Pak haris. Semua murid disitu itu menurut, mereka membuka halaman sesuai ucapan Pak haris.

"Silahkan dikerjakan," pinta Pak haris. Siswa-siswi di kelas itu pun semuanya sibuk mengerjakan tugas yang disuruhkan oleh pak haris, kecuali Shavella. Gadis itu hanya sibuk memainkan pulpen nya.

"Shavella? Kenapa main main? Emang nya tugas kamu sudah selesai?" tanya Pak haris.

"Ini baru mau ngerjain, bapak santai dong!" kata Shavella.

Pak haris hanya menggelengkan kepala. Shavella mengambil buku nya, berpura-pura mengerjakan tugas, padahal asli nya ia hanya mencoret-coret buku tulis nya.

"Shuthh.. Zaifa," bisik Shavella. Zaifa mendengar bisikan Shavella langsung menoleh.

"Kenapa lo?" bisik Zaifa.

"Liat punya lo dong," bisik Shavella.

"Bentar. Dikit lagi selesai kok," bisik Zaifa. Zaifa bisa di bilang lumayan pintar. Shavella juga begitu, ia pintar tapi ia malas.

"Heh! Itu yang di belakang ngapain bisik-bisik?" tegur pak Haris.

"Siapa yang bisik-bisik, orang gak ada. Bapak salah denger kali," kata Shavella.

"Ohh, mungkin saya memang salah denger," kata pak haris, ia malah percaya sama Shavella.

Malah percaya sama gue batin Shavella.

"Pak, saya mau nanya!" kata Zaifa sembari mengangkat tangan nya tinggi-tinggi.

"Iya, mau nanya apa?"

"Ini kalo tugas nya udah selesai, buku nya dikumpul atau engga?" kata Zaifa.

"Apa? Saya tidak dengar, ulangi," kata Pak Haris.

"Buku nya dikumpul atau engga?" kata Zaifa meninggikan suara nya.

"Ha? Apa?"

Nihh guru budeg atau gimana sih?! Batin Zaifa.

"Masa udah tua, udah budek sih pak!" ceplos Shavella.

"Ya iyalah, kalo udah tua pasti budek!" celetuk Bagas, salah satu siswa di kelas itu.

"Kalian ngatain saya budek?!" marah pak haris, siapa coba yang tidak marah jika di katain pikun.

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang