11. Tangis Anala.

87 6 0
                                    

Haii

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading 🌷


"Bang Raga sama kak Sha cocok, suka ngeledekin Anala. Semoga nanti anak kak Raga sama Kak Sha mirip Anala."

"HAH?!"

Anak?

Kenapa pembahasan nya jauh sekali?

Tuk.

Raga menyentil dahi gadis mungil itu, "mikir nya jauh banget! Engga boleh bahas anak-anakan!" tegur cowok itu.

Anala mendengus kesal, "Kenapa engga boleh? Nanti juga Kak Sha sama Kak Raga punya anakkan? Anala doain biar mirip Anala. Anala kan cantik dan lucu."

Shavella menghela nafas pasrah, "Anala.. jangan dibahas lagi. Mending kita main yuk," ajak gadis itu agar Anala tidak membahas lebih jauh.

"Ayokk!!"

Shavella dan Anala pun bermain. Anala memainkan boneka Barbie nya, dan Shavella yang bermain masak-masak, menggantikan Raga. Sedangkan Raga sibuk memperhatikan gerak-gerik Shavella yang menurut nya sangat beda.

Shavella merasa ada yang memperhatikan nya sedari tadi, "kenapa natap aku mulu? Aku tau aku cantik." katanya.

Raga terkekeh, "ternyata bukan Nala aja yang Narsis, ternyata ini juga." Cowok itu mengacak-acak rambut Shavella. Posisi Shavella dan Anala berada di bawah, mereka duduk dilantai. Sedangkan Raga duduk di sofa yang didepan nya ada dua bocil. Satu nya bocil besar.

"Kak Sha... Masakin makanan untuk boneka Barbie Anala. Kasihan, dia lapar." Anala memasang wajah memelas nya seraya memperlihatkan boneka Barbie nya kepada Shavella.

"Siap! Biar chef Sha masakin!" Shavella memasak menggunakan mainan Anala.

Raga tertawa kecil.

"Bang Raga kenapa ketawa? Emang nya ada yang ngelawak?" tanya Anala sinis.

"Engga ada yang ngelawak, Anala. Bang Raga ketawa karena kalian berdua lucu, tingkahnya random sekali," jelas Raga.

"Kak Raga.. aku boleh bawa pulang Anala, engga?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Shavella.

Raga tersenyum menatap Shavella, "bawa aja, biar engga ada yang Narsis lagi."

Seketika Anala cemberut, "Anala engga mau."

Shavella sangat gemas melihat anak itu, lalu Shavella mencubit kedua pipi Anala. "Gemes banget sih..."

Satu

Dua

Tiga

"HUAAAA BUNDA...." pekik Anala. Cubitan Shavella sangat keras, sehingga gadis kecil itu merasakan sakit di pipinya.

"EHH!! Anala maafin kak Sha. Kak Sha engga bermaksud." Shavella menyadari kesalahannya.

"HUAAA SAKITTT.... PIPI ANALA SAKIT..." Tangis Anala semakin kencang. Anak itu mengusap pipi nya yang lumayan memerah.

Shavella sangat panik melihat tangis Anala semakin menjadi-jadi, sedangkan Raga tertawa melihat ekspresi Shavella. "Hayolohh... Anala nangis tuhh." Bukan nya membantu, cowok itu malah memanas-manasi Shavella.

"Ihh kak!! Bantuin dong!! Aku beneran engga sengaja, suerr..." ujar Shavella seraya menaikkan jari nya berbentuk 'V'

Anala berdiri, "BUNDAAA, PIPI ANALA SAKITT. ANALA DI CUBIT KAKAK SHA..." adu Anala. Gadis kecil itu berjalan menuju dapur untuk mengadu ke Naya.

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang