16. Fakta Menyakitkan.

72 6 0
                                    

Haii

Call me Sese

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading🌷

Kini menunjukkan pukul lima sore. Motor sport milik Raga masuk ke pekarangan rumah Shavella. Raga mematikan mesin motor nya, lalu Shavella dan Raga turun secara bergantian. Gadis itu mengajak Raga untuk mampir sebentar, sekalian Malvin ada teman nya. Langkah kaki kedua nya terhenti saat mendengar suara motor sport memasuki pekarangan rumah. Dia Malvin. Laki-laki itu memarkirkan motornya tepat di samping motor Raga.

"Gue kira lo udah di rumah, kak. Dari mana aja?" sahut Shavella.

Malvin menyugar rambut nya kebelakang. "Gue tadi ke rumah Hesa."

Malvin menatap Shavella dan Raga secara bergantian. "By the way, lo berdua dari mana?" tanya nya.

"Danau!" Raga dan Shavella bersamaan mengucap kata itu.

"Emang boleh sesamaan itu?" Malvin tertawa kecil diakhir kalimat nya.

Shavella menatap datar Malvin. "Udah deh! Ayo masuk!"

Shavella, Raga serta Malvin berjalan mendekat ke arah pintu. Shavella berhenti tepat di depan pintu rumah nya. Gadis itu mendengar suara perdebatan dari dalam rumah nya. Bukan hanya Shavella, Raga dan Malvin juga mendengar.

"Kamu apa-apa an sih, pah?! Kenapa kamu selalu belain anak itu?!"

"Karena kamu sudah keterlaluan, Sella!!"

"Seharusnya papa harus bersyukur aku masih mau ngerawat anak itu!!"

"Sella!"

Itulah kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Gaska dan Sella yang bisa mereka dengar dari luar. Shavella dan Malvin langsung menerobos masuk kedalam rumah nya, sedangan Raga, cowok itu tetap terdiam. Ia tak akan masuk, karena ia tahu itu sebuah privasi.

"Papa!" teriak Shavella.

"Mama!" teriak Malvin.

Sella dan Gaska menoleh. Keduanya terkejut melihat kedatangan anak nya yang secara tiba-tiba.

Kedua mata Shavella sudah berkaca-kaca. "Mah... Apa maksud ucapan mama barusan..."

Gaska terkejut, ternyata Shavella mendengar perdebatan nya dengan Sella. "Sha, mama tadi ngomong nya ngelantur, jadi kamu gak usah dengerin ya."

Sella melirik suaminya. "Ini saat nya Shavella harus tau semua nya. Aku udah engga mau nutupin apa-apa!"

"Sella!" Gaska menatap nyalang ke arah Sella.

"Mah, pah, sebenarnya apa yang kalian tutupin ke kita berdua?" sahut Malvin. Ia benar-benar tak paham.

Setitik air mata turun di ujung mata Shavella. "Mah, pah, jujur sama Shavella... Kalian nutupin apa?"

"Papa engga nutupin apa-apa dari kamu, Sha." Gaska mencoba meyakinkan putri nya.

Shavella menggeleng, ia tahu Gaska sedang berbohong. Lalu, ia menatap sang ibu. "Mah, jujur sama Sha..."

Sella menghela nafas. "Ini saat nya Shavella tau."

"Sella... Jangan..." kata Gaska.

Sella tertawa hambar. "Kamu engga usah nutupin kalo aku sebenarnya bukan ibu kandung Shavella!"

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang