19. Aku Bukan Mobil.

79 4 0
                                    

Haii

Call me Sese

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading🌷


"Apapun yang terjadi kedepan nya nanti, gue harap lo engga ada pikiran buat bunuh diri. Masa depan lo masih panjang, jangan sampai semua nya cuma sia-sia."
-Malvin Arselio



Semua siswa-siswi SMA Cendrawasih beramai-ramai keluar dari pekarangan sekolah. Bel pulang sedari tadi telah berbunyi. Shavella dan Zaifa berjalan menuju parkiran. Zaifa di minta oleh orang tua nya untuk pulang bersama Mahesa, sebenarnya ia sangat malas pulang dengan laki-laki jahannam itu, tapi mau gimana lagi. Sesampainya, kedua perempuan itu mendapatkan tatapan dari ketiga cowok yang sedang duduk diatas motor nya masing-masing.

"Nih satu curut ngapain disini?" tanya Mahesa kepada Zaifa.

Zaifa mendelik. "Gue di suruh sama nyokap pulang bareng lo!"

"Ohh, kirain."

"Siap-siap perdebatan di mulai," ujar Malvin.

Shavella menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayok pulang. Nanti lo berdua berdebat lagi."

"Iya tuh. Pas dijalan aja kalian berdebat nya," ujar Malvin.

Shavella tertawa kecil, ia hendak berjalan, namun tiba-tiba ponsel nya berbunyi, tanda ada sebuah pesan yang masuk di ponselnya. Ia pun menyalakan ponsel itu, lalu melihat siapa yang mengirimi nya pesan.

Mama
Pulang sekarang! Engga usah keluyuran!

Shavella menghela nafas panjang, seperti nya ia akan terkena masalah lagi. Perempuan itu tidak bisa membantah, ia harus pulang secepatnya. Shavella memasukkan ponsel nya di ransel.

"Kak, aku pulang nya bareng kak Malvin aja, ya," ucap Shavella kepada Raga.

Raga mengernyit. "Kenapa? Biasa nya kan kita pulang bareng. Aku ada salah, ya?" Raga langsung berfikir, siapa tau dirinya ada salah tapi tak menyadari kesalahan itu.

Shavella terkekeh. "Kamu engga punya salah, Kak. Mama nyuruh aku pulang secepatnya, jadi aku bareng kak Malvin aja." Raga mengangguk paham.

"Ayo pulang, takut mama marah sama gue," bisik Shavella kepada Malvin.

Raga menatap Malvin. "Jangan ngebut, Vin. Inget, lo bawa cewe gue," peringat Raga.

Malvin mendengus. "Tenang aja kali! Engga mungkin gue ngebut kalo sama adik gue."

"Bucin bucin!" seru Zaifa.

Mahesa menaikkan satu alis nya. "Napa lo? Iri? Kalau mau bucin cari pacar sana! Atau mau sama gue?"

"Engga usah mimpi lo! Bangun woe bangun, udah sore!" Zaifa menjewer telinga Mahesa dengan perasaan dongkol.

Mahesa mengaduh kesakitan. "Aduhh.... Sakit woee... Lepas anjirr! Nanti telinga gue copot lo mau tanggung jawab?!"

Zaifa melepaskan jeweran nya. "Kalo telinga lo copot, gue tanggung jawab deh. Gue ganti pake telinga MONYET!" Zaifa menekan kata 'MONYET' di akhir kalimat nya 

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang