10. Kerumah Raga.

84 5 0
                                    

Haii

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading 🌷


Malam pun tiba. Langit di kelilingi banyak bintang yang cantik nan indah. Disertai bulan yang senantiasa bersinar. Dua manusia yang masih memakai seragam sekolah kini berada di depan sebuah rumah yang terbilang mewah. Dia Shavella dan Raga. Raga mengajak Shavella untuk kerumah nya, hanya untuk berkunjung sebentar.

Raga melirik gadis yang sedari tadi terdiam, "Kamu mau masuk atau tetap di situ?"

Shavella seketika tersadar dari lamunannya, "Aku malu," cicit nya.

"Kenapa malu, hm? Biasa nya malu-maluin." Raga terkekeh kecil seraya mengacak-acak rambut gadis itu.  

"Kak!"

"Bercanda, sayang."

Blush

Tolong jemput Shavella sekarang, jika tidak ia bisa pingsan karena terlalu salting. Pipi Shavella memerah layak nya buah tomat.

"Engga usah salting. Ayo masuk." Raga menarik tangan Shavella untuk masuk kedalam rumah nya. Sedangkan gadis itu hanya mampu senyam-senyum sendiri.

"Assalamualaikum bunda!" teriak Raga.

"Assalamualaikum," salam Shavella pelan.

"Walaikumussalam," jawab Naya. Naya Zanetta Arish, ibunda Raga. "Ehh, ada siapa nihh." Naya tak sengaja melirik ke samping anak nya.

"Nama aku Shavella, tante." Shavella mendekat ke Naya, lalu menyalami tangan wanita itu.

"Nama nya cantik, sama kayak orang nya," puji Naya.

"Makasih tante."

Naya melirik Raga, lalu kembali ke Shavella, "kamu pacar nya Raga ya?" tanya nya.

"Emm.. iya tante." jawab Shavella seadanya. Ia gugup, sangat gugup.

"Bund, Raga ke kamar dulu ya. Titip pacar Raga." Raga langsung melangkah begitu saja. Naya hanya terkekeh kecil.

Shavella mencium bau sesuatu, "tante goreng sesuatu ya? Kecium sampe sini."

Naya melongo, "Ikut tante! Tante lupa, lagi goreng ayam!" Tanpa banyak basa-basi, Naya berjalan dengan cepat, di ekori oleh Shavella.

Sesampainya, Naya segera mematikan kompor, lalu mengangkat ayam yang hampir saja gosong. "Gosong dikit gak papa lah," gumam Naya seraya menghela nafas pasrah.

"Ayam nya masih ada. Aku bantu gorengin ya, Tante," celetuk Shavella.

"Iya, silahkan. Tapi jangan panggil Tante, panggil Tana aja," ujar Naya.

"Tana?" beo Shavella.

"Tana itu tante Naya. Biar lebih akrab."

"Ohh, oke Tana."

"Bagusnya Tana panggil kamu apa?" tanya Naya.

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang