06. Makhluk aneh.

98 7 0
                                    

Haii

Semoga suka ya sama cerita nya




🌷Happy reading 🌷

Bel sekolah sedari tadi telah berteriak-teriak memanggil siswa siswi untuk pulang. Semua murid kelas dua belas, sebelah dan sepuluh sudah pulang, Kecuali Shavella. Gadis itu mendapat hukuman, karena telah keluar di pembelajaran pak haris. Kini Shavella berada di perpustakaan, ia di minta membersihkan perpustakaan yang sangat luas. Mungkin ia tak akan mampu membersihkan perpustakaan itu, ia sendiri, mana bisa selesai kalo cuma ia saja?

Shavella sedang memagang sapu, ia menyapu secara ogah-ogahan. Untung saja tak ada siapa-siapa di perpustakaan, jadi ia bisa leluasa. Kalo bisa, Shavella ingin sekali menghancurkan perpustakaan ini.

Raga berjalan menuju perpustakaan. laki-laki itu berniat mengembalikan buku yang pernah ia pinjam di perpustakaan. Saat masuk, Raga bisa melihat Shavella menyapu dengan malas. Raga tertawa kecil, gadis itu kelihatan nya sangat tertekan.

"Yang niat kalo nyapu," celetuk Raga. Shavella mendongak menatap siapa yang barusan berbicara pada nya.

"Kak Raga? Ngapain ke perpus?" tanya Shavella.

"Ngembaliin buku," jawab Raga seraya memperlihatkan buku yang ingin ia kembalikan.

"Ohh..."

"Kenapa gak pulang, kak? Ini kan udah jam pulang," tanya Shavella.

"Sebentar lagi ada rapat osis, jadi gue gak boleh pulang," jelas Raga, "kalo lo? Kenapa gak pulang?" sambung Raga.

"Gue engga dibolehin pulang, kalo nih perpus engga bersih," lirih Shavella.

"Buat kesalahan lagi, sampe di hukum gini, hm?" kata Raga.

"Tadi gue keluar ngambil paket gak ijin, jadi nya gini deh," balas Shavella.

"Lain kali jangan gitu, gue gak suka liat lo di hukum mulu," ungkap Raga seraya mengacak-acak rambut Shavella.

Huaa papa anak mu salting!! Teriak Shavella dalam hati nya.

"Jangan diacak-acak, rambut gue jadi berantakan!" kesal Shavella. Gadis itu hanya berpura-pura kesal, asli nya malah salting berat.

"Lo lucu, Sel," gumam Raga tapi masih bisa terdengar oleh Shavella.

Apa? Gue lucu? Huaaa Zaitann teman mu ini salting batin Shavella.

"Kerjain hukuman lo, gue pergi dulu," pamit Raga.

"Engga ada niatan bantuin gitu? Perpustakaan nya luas banget, gue gak sanggup," keluh Shavella.

"Bukan nya gak mau bantuin, tapi gue ada rapat," jelas Raga.

"Yaudah dehh.." lirih Shavella.

"Kerjain sendiri yah, semangat Aselku!" kata Raga, kemudian cowok itu pergi begitu saja.

Sedangkan Shavella diam membeku bak patung. Apa tadi kata nya? Aselku? Oh tidak, kata itu tidak baik untuk jantung Shavella. Oh ayolah siapa yang tidak gila jika dipanggil seperti itu kepada orang yang disuka? Shavella merasa ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perut nya.

Kisah Kita: Shavella & RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang