Chapter 2

125 27 10
                                    

Chapter 2: "The Arrogant"────── ⪩·⪨ ──────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 2: "The Arrogant"
────── ⪩·⪨ ──────

"Saya bodyguard kamu. Kalau kamu lupa, nama saya Yang Jungwon, bukan murid baru." Jungwon mengulurkan tangannya pada Ahrin.

Ahrin mengerutkan alisnya bingung. Bodyguard? Dia tak pernah menyewa bodyguard. Bahkan sejauh ini hidupnya baik-baik saja tanpa bodyguard.

Kemudian Ahrin teringat ayahnya yang suka menghambur-hamburkan uang dengan cara yang tidak jelas. Sewa bodyguard? Gak sekalian tuh beli mobil tesla keluaran terbaru? Atau booking roket NASA ke Mars?

"Duhhh pasti ini kerjaan Papa, 'kan??? Jangan turutin Papa gue plis." Ahrin mengatupkan dua tangannya.

Jungwon bingung hendak bereaksi apa. Dirinya juga tidak berniat jadi bodyguard. Tetapi kondisi ekonomi keluarga memaksanya untuk bekerja. Kalau bukan perkara utang buat apa Jungwon capek-capek pindah sekolah dan jadi bodyguard Ahrin?

"Maaf, saya gak bisa—"

Ahrin mengangkat tangan—menghentikan ucapan Jungwon. Tangannya buru-buru meraih saku dan mengambil ponselnya. Ia ingin menelepon ayahnya sekarang.

Ahrin ingin memperjelas sekaligus menolak kehadiran bodyguard. Lagi pula dia sudah punya pacar, untuk apa sewa bodyguard?

"Pa? Papa sekarang di mana?"

"Papa lagi kerja. Jangan ganggu."

"Pa! Tunggu!" seru Ahrin. "Papa ada sewa bodyguard? Buat Ahrin??"

"Ya. Kalo gak ada kepentingan lain, Papa matiin—"

"Papa 'kan tau Ahrin udah punya pacar?! Ahrin gak butuh bodyguard atau apalah itu!"

"Omongan kamu gak penting. Papa matiin telponnya. Nanti kita omongin di rumah."

Sebelum sang ayah sempat mematikan teleponnya, Ahrin membalas dengan nada sarkastik.

"Ahahaha kayak ingat punya rumah aja. Oh iya, kerjaan 'kan lebih penting dari keluarga," ucap Ahrin dengan penekanan lebih penting dari keluarga.

"AHRIN!"

Tut!

Ahrin mematikan telepon sepihak. Ia tidak peduli jika ayahnya marah atau memblokir kartu ATM-nya. Syukur-syukur ayahnya ingat pulang dan ingat untuk memarahinya.

Ahrin menghela napas. Ia memandang Jungwon. "Gue gamau lo terlalu dekat-dekat sama gue. Ingat! Gue punya pacar."

'Serius dia ngomong gitu ke ayahnya? Cewek kurang ajar,' batin Jungwon. Untung saja cewek ini adalah majikannya.

"Maaf, tapi saya diminta untuk selalu menemani kamu." Dua syarat dari ayahnya Ahrin melekat di otaknya. Awasi dan jangan jauh-jauh dari Ahrin.

"Gini, ya," Ahrin membaca nametag pada seragam Jungwon. "Yang Jungwon. Gue udah punya pacar, dan dia punya sabuk hitam taekwondo. Dia bisa melindungi gue, jadi lo gak usah jadi bodyguard atau suruhan Papa."

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang