Siapa yang termasuk kategori wanita terkonyol dalam edisi minggu ini versi Majalah Huru-Hara rumah tangga? Ya, benar, dia adalah Sephora Primrose! Wanita itu ada di urutan paling pertama karena selain terkonyol, dia juga menyandang gelar istri menyedihkan.
Entah sudah berapa menit Sephora lewatkan hanya dengan berdiri bodoh. Perempuan itu masih terus memalingkan wajah saat adegan di hadapannya terlihat semakin memuakkan ---bagi dirinya--- karena Natania semakin erat memeluk dan menciumi suaminya tanpa ada perlawanan dari Si lelaki.
Ck! Sagion ini sengaja sedang memamerkan kemesraan mereka, kah?
"I love you," ucap Natania, seiring dengan pelukannya yang merenggang. "Dia? Kenapa perempuan itu ada di sini, Ion?" Akhirnya ia sadar akan kehadiran istri sah kekasihnya.
"Kamu harus diperiksa, itu kenapa aku bawa Sephora ke sini," jawabnya.
"Emang ngga ada dokter lain?"
"Banyak, tapi dokter yang sekarang ini bisa aku percaya cuman Sephora,"
Ia pun mendengus sebal, "Cukup sekali aja aku diobatin sama dia. Aku ngga bisa! Aku ngga mau!" serunya, menolak keras.
"Nata.." Melihat perempuannya mulai menjauh, ia memegangi kedua bahu Natania, membujuk agar mau mendengarnya. "Kamu bisa ngertiin kondisi aku sekarang? My position in the office is problematic, and that's also due to you. Karena Sephora udah terlanjur tau soal kejadian kemarin jadi aku bawa dia ke sini. Itu pun demi kesehatan kamu."
Terdengar helaan napas yang bimbang sebelum perempuan itu berujar, "aku baik-baik aja selagi kamu ada terus sama aku. Aku ngga butuh siapa-siapa selain kamu. Aku ngga mau berhubungan sama orang yang udah ganggu hubungan kita!"
Sagion mengusak rambutnya. Kesal. "Buat sekarang aja aku mohon jangan egois, bisa?"
"Asal perempuan murahan itu pergi dari sini!"
Sephora tersentak dalam diam saat Natania mengarahkan jari telunjuk kepadanya dengan wajah penuh amarah. Namun tatapan berkobar-kobar milik perempuan berambut sebahu itu tidak sedikitpun berpengaruh kepadanya. Kedua matanya tetap tenang. Ia menghirup udara sejenak. "Sebenernya siapa di sini yang murahan?" Ia mendekat pada dua orang di hadapannya.
"It's you!" jawab Natania.
"Kalo saya murahan terus kamu disebut apa?"
"Maksud lo?"
"Dengerin saya ya, Natania. Hubungan saya dan kamu cuma sebatas dokter dan pasien, ngga ada yang lain dan ngga lebih. Soal hubungan kamu dan Sagion, saya ngga akan ikut campur. Itu masalah kalian berdua jadi silahkan selesaikan sendiri,"
"Kalau begitu seharusnya lo tolak perjodohannya! Buat apa kalian menikah tapi ngga saling cinta? Cowok kaya Sagion berhak bahagia atas pernikahannya!"
"Atas pernikahan?" tekannya, tersenyum sarkas. "Apa ada sedikit aja usaha dia supaya bahagia atas pernikahannya?"
"Halah!" Ia mengibaskan tangan. "Susah ya ngomong sama orang ngga tau diri kaya lo!"
"Bukannya kamu lebih ngga tau diri karena masih ganggu suami orang?"
Kalimat itu ternyata membuat kedua tangan Natania terkepal erat di samping tubuhnya. Amarahnya sudah di ubun-ubun. Sepertinya sebentar lagi akan mencuat.
Lantas Natania menjawab, "Apa pernikahan kalian didasari atas rasa saling mau? Lo tuh malah bunuh diri, Sephora! Apa lo ngga muak liat suami sendiri yang bahkan lebih sering tidur sama cewek lain dibandingkan sama istrinya? Kalo gue jadi lo, gue bakal tinggalin dan cari cowok lain!"
"Sayangnya saya bukan kamu yang punya pikiran kacau,"
"DAMN YOU, BITCH!"
PLAK!