"Wow, it's cool. Siapa laki-laki di foto ini, Sepho? Yang rambutnya blonde,"
"Ah, dia Johnny. My cousin."
"Kalau perempuan yang pakai rok balet ini?"
"She's my friend, Miranda. Dan itu bukan rok balet ya, Sagion."
"Sama aja soalnya mini," katanya tak peduli. "Nah, yang ini nih, siapanya kamu?"
"Ma grandma."
"Sebelahnya?"
"Ma Grandpa."
"K—"
"Sekali lagi kamu nanya ngga akan aku kasih makan ya, Sagion!"
Sephora menghembuskan napasnya lelah. Ia suntuk tapi pekerjaannya masih menumpuk. Dirinya masih harus merapihkan barang-barang bawaan dari dalam koper dan box besar; yang dibawanya dari rumah orang tuanya untuk dibersihkan lalu dipajang di rumah ini.
Sedangkan Sagion malah asyik dengan ke-kepoan-nya; duduk bersila pada lantai seraya melihat album berisi foto kenang-kenangan milik istrinya. Padahal beberapa hari lalu lelaki itu sendiri yang meminta untuk merapihkan bersama. Tapi lihat kerjaannya sekarang.
Satu jam telah Sephora habisakan untuk mengelap-elap berbagai bingkai foto dan pajangan dari debu. Sedangan untuk Sagion, satu jam itu dihabiskan hanya dengan bertanya siapa gerangan ini siapa gerangan itu.
Demi Tuhan Sephora tidak apa-apa, kok. :)
"Aku udah bilang belum?" tanya Sagion, ia masih memangku album fotonya.
"Bilang apa?" Sephora tidak peduli juga sebenarnya.
"Jun sama Kyu mau mampir ke sini,"
"Kapan?"
"Kalau ngga datang siang ini paling nanti malam."
"Mereka berdua aja?"
Satu detik.
Dua detik.
Sampai detik ke sepuluh rupanya jawaban yang ditunggu tidak terdengar lagi.
"Sagion?" Akhirnya Sephora meninggalkan kegiatannya saat merasa ada aura-aura tak beres dari suaminya. Netranya tertuju ke arah Sagion yang mana lelaki itu sedang memicingkan matanya pada satu sosok dalam album foto.
Si perempuan menghela panjang. "Jadi Jun sama Kyu mau ke sini atau ngga, Sagion?"
"Sepho, is that you?"
Tidak jelasnya, Sagion justru malah balik bertanya dengan topik berbeda. Mata Sephora kemudian terarah pada album bersampul putih miliknya; ikut duduk di samping suaminya, lalu sama-sama memandang satu foto yang dimaksud.
"Eung, ya, when I was eight. Ini waktu pertama kalinya Papa Mama ajak aku ke kebun raya," jawabnya kemudian.
"Tapi kenapa bisa ada Eyang di foto ini?"
"Eyang?" Kerutan samar nampak tercetak di dahinya.
"Hm, ini Eyang." Suaranya melantun yakin.
Pada foto lawas tersebut, terdapat Sephora kecil beserta kedua orang tuanya yang bergaya candid karena tengah mentertawakan topi ayahnya yang hampir tertiup angin. Sedangkan satu wanita lebih berumur lagi terlihat tersenyum lebar ke arah kamera.
Iya, wanita yang Sagion yakini adalah Eyangnya.
"Ah, I get it." Ia mengalihkan pandangannya pada wajah Sang istri. "Kamu tau fun fact-nya? Ternyata aku juga ada di sana,"