ini playlist yang aku denger kalo lagi nulis sama baca cerita ini. bisa cari di spotify!
~~~
Bunyi derit pintu yang dibuka secara kasar itu tidak sedikitpun mengusik ketenangan wanita yang tengah menyilangkan kakinya; duduk pada sofa tunggal dengan ekspresi begitu tenang. Leda namanya, Nenek Sagion yang kerap dipanggil Eyang oleh para anak dan cucunya. Tanpa ada pemberitahuan di awal, sekarang ia sudah berada di ruang kerja cucu kesayangannya.
Sebenarnya, pagi ini Leda membuat suasana di kantor berubah jadi mendebarkan. Bagaimana tidak? Sudah bukan desas-desus lagi jika setiap kali wanita itu datang berkunjung, maka sudah dipastikan akan ada banyak keluhan dan protes yang dilayangkannya pada para pegawai dengan alasan yang tidak masuk diakal.
"Apa-apaan ini, Eyang?" Dengan langkah jenjangnya Sagion berjalan menuju tempat dimana Leda duduk.
"Apanya yang apa-apaan? Datang-datang kok langsung marah-marah," balasnya. Kalimat itu dilontarkan dengan nada dingin.
"Harusnya kasih tau dulu aku sebelum datang ke kantor. Apa Eyang ngga tau gimana reaksi para pegawai setiap kali Eyang berkunjung?"
"Kenapa? Mereka tidak suka?"
"Itu karena Eyang selalu bikin kacau pekerjaan mereka."
Teh panas yang masih mengepul-ngepul itu membuat Leda ingin menyesapnya walaupun sedikit. Lantas ia mengambil cangkir bermotif floral dari tatakannya untuk ia kecap rasanya.
"Duduk, tidak sopan sekali kamu bicara pada Eyang dengan posisi seperti itu, Ragaspati."
Ah, karena terlalu berapi-api sepertinya Sagion sampai melupakan tata kramanya. Kemudian lelaki itu pun mendudukkan dirinya pada sofa yang tersisa karena beberapa saat sebelumnya hanya berdiri menjulang saja.
"Jika kamu khawatir Eyang akan mengusik ketenangan orang-orang yang bekerja di sini, maka kamu tenang saja, Eyang tidak akan melakukannya. Eyang sudah terlalu tua untuk marah-marah bukan?" Leda sedikit terkekeh kecil untuk ini.
"Mustahil Eyang berkunjung tanpa ada tujuan. Pasti ada sesuatu yang lagi dicari tau bukan?"
"Tentu," katanya. "Apa kamu hanya datang sendiri?"
"Kenapa?"
"Sebab itu tujuan Eyang ada di sini."
Detik itu juga Sagion tersadar jika kalimat Leda memiliki makna lain yang menjurus pada hal lain pula. Bukan perihal pekerjaan ataupun para pegawainya.
"Kamu membawanya bukan?" Leda berujar lagi setelah melihat reaksi cucunya yang malah bergeming, "Sephora, dia ada bersamamu? Atau jangan-jangan kamu malah menyuruhnya pulang?"
Tepat sekali, ternyata benar. "Aku emang nyuruh Sephora buat pulang karena harus istirahat. Tapi sayangnya dia ngga mau. Dia bilang dia harus ketemu seseorang dulu karena udah janji,"