Mata Eza tiba tiba menjadi gelap tertutup sesuatu dan mulutnya dibekap oleh seseorang entah siapa Eza tak tau.
"Gw diculik!!" batin Eza ingin menjerit namun tak bisa, Eza berjalan mengikuti arahan badannya yang dituntun oleh seseorang
"Lah kok badan gw melayang! ini gw kenapa?!, apa jangan jangan gw udah mati! kok nggak ada beban gini?" bingung nya berpikir negatif, namun beberapa saat ia merasakan kehangatan disamping sisi kanan dan kirinya, seperti dihimpit dua orang namun tak sampai tertekan
Eza mendengar bunyi mobil dijalankan dan ia rasa bahwa sekarang ia tengah didalam mobil. Sementara yang membawa Eza hanya tersenyum sinis melihat satu gadis manis, cantik dan mungil ada ditangan mereka.
"Ck! tangan gw juga di ikat nih!? nggak bisa kabur dong, huftt.." ucap batin Eza pasrah menghembuskan nafasnya kasar
Sementara mereka hanya menatap Eza yang tengah bergerak gelisah. Eza dapat merasakan ada tangan besar yang tengger di bahunya saat ini. Ia mulai tak nyaman, bahkan ingin jerit kuat.
"Ini tangan siapa sih! bentar-bentar... tapi kok nyaman?" batin Eza heran namun ia langsung menepis pikirannya
Eza menegang saat rambut nya ada yang mengelus nya pelan. "Eh siapa ini! apa jangan jangan ini orang mau perk*sa gw!!? weh jangan dong...!! nanti gw nggak gadis-" batin nya terpotong saat merasakan benda kenyal menyentuh pipinya
Eza rasa ingin menangis saat ini juga, bahkan ada keinginan menendang burung orang yang menciumnya tadi.
"Nggak usah cium cium!!" tekan seseorang dengan suara bass nya membuat Eza sedikit bertanya tanya siapa dia
"Ck! cium doang nggak boleh!" sahut orang dengan suara bariton yang kemungkinan besar Eza pikir ada disebelah nya
"Lo pikir dia istri lo!, kalo bos marah gimana?!" sambung nya lagi dari arah suara samping kiri
"Oh astaga ini penculik kenapa suaranya ganteng ganteng cuy!!" batin Eza ingin segera melihat para penculik itu
"Tadi berapa suara sih yang ngobrol? kok banyak ya?" pikir Eza menebak jumlah penculik
Dugh!
"Akhh!" batin Eza mengaduh kesakitan, jika mulutnya tak tersumpal mungkin ia sudah menjerit lebay
Kening Eza menabrak sesuatu yang keras seperti batu atau memang batu yang ia tabrak. "Kalo ngerem bisa pelan pelan nggak!" ucap suara orang tapi orang nya entah siapa
"Sorry, tapi ini udah sampe" info seseorang dengan arah suara dari depan mobil, mungkin supir pikir Eza.
Lagi dan lagi tubuh Eza melayang, hilang sudah beban milik Eza untuk beberapa saat, tidak mungkin juga melayang terus bukan.
🌟🌟🌟
Beberapa menit Eza melayang dan akhirnya ia diturunkan kembali dalam posisi berdiri. Ikatan tangan nya terlepas dan kain di mulut nya ikut dilepas kecuali mata.
Eza menggunakan kesempatan tangan nya untuk membuka ikatan mata di kepalanya, namun entah mengapa tidak bisa. Sekuat tenaga Eza keluarkan untuk melepas nya juga sama sekali tidak bisa.
Tiba tiba suara tawa menyembur keluar dengan nyaring nya membuat Eza berhenti dari aktivitas nya seketika.
"Siapa kalian!!" tanya Eza tegas penuh penekanan menghadapkan tubuhnya kepada asal suara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...