Setahun yang lalu.
"Apa sebenarnya kau mempunyai hubungan dengan gadis itu?"
Musa melontarkan pertanyaan setelah Fazza kembali dari Indonesia untuk mengambil barang-barang juga berpamitan.
"Amaiya?"
"Siapa lagi?" Musa kembali bertanya.
Fazza berhenti dari kegiatan membereskan barang-barangnya. Baba datang tepat saat Fazza hendak membuka tas.
"Aku punya hubungan baik dengan semua orang di sana," kata Fazza. Sekelibat Fazza teringat tawurannya bersama Bhatara dan kelakuan Monica.
"Hampir semua." Ia melanjutkan lirih.
"Kau mengerti maksud baba." Sahut Musa menekan.
Ia bisa merasakannya, Asla pulang ke Indonesia adalah untuk gadis yang datang setelah pemakaman Selim dulu, bersama Asla untuk membujuknya pulang.
Sebenarnya Musa sudah merasa sedari awal ada permasalahan keluarga yang diketahui Amaiya.
Selain karena dia dan kakeknya adalah penikmat puisinya, gadis itu juga bisa dekat dengan Fazza yang notabene sejak kecil Musa tahu anaknya tidak punya banyak teman. Bahkan, karena dia-lah Fazza mau datang membujuk Musa untuk berdamai dengan keadaan.
Bagaimana bisa Amaiya tahu semua permasalahan jika bukan dari Fazza?
Dan sejauh mana Amaiya mengenal Fazza hingga lelaki pendiam itu mau berbagi rahasianya? Bukankah aneh jika Amaiya datang hanya atas nama penggemar?
"Aku menyukainya." Akhirnya Fazza membuka diri. Dia sudah tidak mau menutup-nutupi.
"Hayir. (Tidak.)" Tukas Musa singkat.
"Baba ak-
"Benim çocuğum (anakku,)" potong Musa, "kalian tidak bisa bersama."
Fazza menahan napas sejenak karena terkejut, dia tidak percaya baba bisa menyatakan itu dengan mudah.
"Kenapa?"
"Kau harus memiliki fokus sepenuhnya di kota ini."
Fazza tersenyum tidak percaya mendengarnya.
"Aku bisa mengaturnya, baba. Tidak perlu khawatir."
"Itu sulit,"
Fazza hanya menggeleng tanpa jawaban, mungkin karena baba belum tahu kalau berkat Amaiya-lah Fazza bisa membuka hati dan pikirannya. Dia berperan besar untuk hal baik yang terjadi saat ini.
"Kenyataannya adalah, kau berada di sini. Kepentingan-kepentingan baba juga akan kau urus. Akan lebih baik jika kau segera memiliki asisten."
•~•~•
Fazza tak habis pikir dengan babanya karena beberapa kali orang menawarkan dirinya menjadi asisten menulis.
Asisten apanya, mereka ini tidak punya kesabaran. Fazza sengaja bertingkah menjengkelkan agar tahu karakter mereka seperti apa, dan yang terjadi semuanya mengundurkan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/336818420-288-k765693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Z Z A: Sekata (End)
Teen FictionSeri kedua dari cerita pertama: F A Z Z A "Kau bilang akan kembali saat waktunya tiba, Fazza." Kata Amaiya bernada pasrah, namun masih terdapat harapan walaupun kini terasa kecil sekali. "Ini bukan waktunya." Singkatnya. "Lalu kapan?" Amaiya tahu s...