Milano terburu menggendong lalisa turun dari mobil mereka. Tidak pun ia berteriak meminta seseorang membawakan brankar rumah sakit keluar dari gedung putih itu. Milano berlari, ia mencari di mana ruangan UGD yang akan membantu mereka menyelamatkan lalisa, istri adik nya yang ntah dimana sekarang.
Seorang perawat berpakaian serba biru berlari mengikuti Milano, ia bawa Milano menuju salah satu koridor tempat dimana ruangan gawat darurat berada. Ia baringkan lalisa di tempat tidur pesakitan itu, melihat penuh keringat wajah lalisa dengan kulit yang pucat. Mata wanita itu sudah terpejam, bibir sedikit biru dengan bintik merah memenuhi telapak tangan nya.
"Tolong adik ku" mohon Milano, belum pun ia pernah merendah seperti itu tapi kali ini ia melakukan nya agar mereka berkenan menyelamatkan adik ipar nya, walau itu sudah kewajiban mereka.
Milano berjalan pelan seiring salah satu perawat menyuruh ia untuk keluar. Tampak di depan pintu yang tertutup sudah menunggu beberapa pria dengan satu wanita yang tentu itu adalah Azura, hanya azura karena Lucia lebih memilih tertawa di mansion Jungkook menghinakan kelemahan wanita yang digilai kekasih nya itu.
Dazon menarik nafas nya dalam-dalam, ia berjalan melihat kaca transparan yang kecil terletak di depan pintu UGD, ia tatap beberapa perawat dengan dua orang dokter sedang mengerumuni lalisa. Selang infus sedah terpasang dengan satu suntikan besar tertancap di lengan lalisa, seperti nya mereka sedang mengambil sampel darah nya.
Detakan cepat jantung Dazon terasa tidak mengenakkan. Apa yang terjadi dengan menantu nya sudah sangat membuat ia berpikir sampai kewalahan. Apakah tragedi enam tahun lalu terulang? Mungkinkah salah satu pelayan anak nya melakukan kecurangan? Dazon melirik singkat pada orang-orang yang ada di sana, ia telusuri wajah khawatir yang sama terdapat di raut mereka semua. Seolah ia sedang membaca, jika pikiran buruk nya itu benar, siapa? Siapa yang berani menyentuh putri nya.
Pikiran Dazon yang berkelana terpecah saat pintu itu terbuka, seorang wanita dengan jas putih dan stetoskop yang ada di leher keluar dari sana. Ia membuka kacamata dan menatap Lamat ke arah lima orang yang sedang menanti di depan ruang UGD.
"Siapa suami pasien?"
Tidak ada yang menjawab, Mingyu tertunduk karena hanya dialah yang mengetahui fakta bahwa Jungkook baik-baik saja. Sementara raut kesedihan terlihat jelas di wajah Dazon, dia tidak bisa menjawab pasti dimana keberadaan suami lalisa, saat mereka belum menemukan nya.
"Suaminya sedang ada pekerjaan di luar kota, ada apa dokter?"
"Seperti nya pasien mengalami alergi yang sangat parah, itu terlihat dari bercak merah di telapak tangan nya. Kami sudah mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa apa kandungan yang terdapat dalam darah nya agar dapat menangani dengan tepat" ucap dokter itu.
"Untuk saat ini detak jantung pasien sudah normal setelah memasangkan alat bantu pernafasan, hanya karena beliau sedang tidak sadar kami masih belum bisa memberi obat-obatan sebelum mendapatkan hasil pemeriksaan terhadap zat yang terkandung di dalam darah nya"
"Hasil akan keluar satu jam lagi, untuk itu saya minta keluarga tetap berada di sekitar ruangan ini untuk informasi lanjutan yang akan saya sampaikan, saya permisi" tutup wanita paruh baya itu.
"Baik dokter, terimakasih"
Dokter itu menjauh, Dazon menatap satu persatu orang yang ada di ruangan itu pun keluar. Hanya tersisa satu perawat dengan pakaian bewarna biru yang memantau perkembangan lalisa dengan intens sampai hasil darah nya keluar dan memberi pengobatan lanjutan pada menantu nya.
"Apa tidak ada yang tahu alergi Lisa?" Kini Azura membuka suaranya. Sudah tujuh tahun mengenal lalisa dan bahkan pernah tinggal beberapa bulan bersama, tentu ia tahu apa kelemahan lalisa dan sedikit terkejut rumah keluarga suami nya melakukan kesalahan yang sangat berbahaya bagi sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days | Lizkook
Romance{M} hanya sembilan puluh hari yang di minta Jungkook dari lalisa. Jadilah istri nya sebelum pria itu menikah dengan wanita yang berjasa dalam hidup nya. Satu kalimat penyelamat seakan angin surga untuk gadis yang enggan menjual keperawanan nya demi...