Jungkook langsung memegang tangan lalisa tatkala wanita itu memberhentikan langkah kaki nya. Jungkook melihat ada berjuta kesedihan lagi yang terukir di mata yang begitu indah. Jungkook mengecup lembut pundak lalisa lalu tersenyum padanya. Mereka sudah melewati ini semua, duka yang tersisa harus segera dihilangkan untuk menyambut kebahagiaan baru yang bersedia datang.
Lalisa tersenyum pelik lalu mengangguk kemudian. Ia memasuki kamar itu lagi, kamar tempat bam dan love dulu sering berada, rasanya tidak kuat, lalisa mau menitihkan air mata karena setiap sudut ruang mengingatkan ia dengan anak-anak nya.
Bagaimana dulu saat Jungkook menghilang hanya mereka yang lalisa punya dan mampu menenangkan hati nya yang gundah. Bagaimana setiap pagi lalisa selalu ingi melihat apakah anak laki-laki nya baik-baik saja. Tapi kini tidak ada lagi. Tidak ada geraman manja dari anjing yang begitu baik hati tulus menjaga.
Lalisa menarik nafas nya panjang, ia usap kasar matanya yang mulai berair tanpa sepengetahuan Jungkook. Lalisa menurunkan love kecil yang sejak tadi di dalam dekapan nya. Begitupula Jungkook, ia menurunkan anjing coklat yang memiliki mata sendu seakan belum memiliki kepercayaan pada keluarga ini. Jungkook tersenyum melihat lalisa mengembalikan bagian dari cerita cinta mereka yang hilang kemarin malam.
"Mereka begitu mirip dengan bam dan love" ucap Jungkook.
"Hm, hanya saja kuping nya berbeda. Kata pemilik petshop jika ingin di bentuk seperti anjing penjaga kita sudah bisa memotongnya. Itu tradisi untuk anjing Doberman seperti mereka kan?"
Jungkook memandang bam yang sedang duduk dan melihat seisi ruangan yang asing baginya. Dulu, memang anjing pemberian Nadira Jungkook bentuk sedemikian rupa agar mencerminkan kekejaman nya. Walau bam tidak Jungkook pekerjakan sebagai anjing penjaga seperti seharusnya. Tapi saat melihat keluguan di mata anjing baru mereka hari ini mengingatkan Jungkook tentang jasad bam dan love yang berjuang sampai mati demi menyelamatkan istri nya.
Dia tidak tega. Anggap saja begitu. Jungkook menggelengkan kepalanya pada lalisa. Ia merangkul pundak wanita itu dan menyandarkan dagu pada pucuk kepala lalisa.
"Tidak perlu. Aku tidak perlu anjing penjaga lagi. Aku tidak perlu mengubah mereka. Biarkan tetap seperti itu, mereka terlihat lucu"
Lalisa tersenyum dan mengangguk kemudian "Benar, mereka lucu dengan telinga panjang yang layu" terdengar tawa kecil dari lalisa di depan tubuh Jungkook.
Pria itu mengecup pipi lalisa dan memandangi anjing-anjing pemberian istrinya. Lalisa benar, kado ini sangat berharga baginya. Akan terus ia ingat ini sebagai hadiah pertama yang diberikan lalisa. Akan ia ingat ada banyak ungkapan cinta di surat pengantarnya. Nanti Jungkook akan bingkai surat putih itu dan ia letakkan di ruang kerja nya tanpa sepengetahuan lalisa. Begitu ia menyukai di saat wanita itu mulai mengobral kata cinta yang jarang sekali di dengar nya.
Seperti dia pria paling beruntung dicintai bidadari seperti lalisa.
Jungkook dan lalisa kembali menutup pintu itu. Untuk sementara mungkin bam dan love akan di urus Mia mengingat Leo belum bisa meninggalkan adiknya. Kata Leo, Maria berangsur pulih fisik nya tapi mental gadis malang itu masih perlu di perbaiki. Terserah jawab Jungkook, Leo diberikan izin selama mungkin sampai Maria sembuh dan dapat melanjutkan hidup nya tanpa mengingat bajingan itu.
Kapan pun Leo selesai dari urusan keluarga nya, singgasana Jungkook masih akan terbuka lebar menyambut kesetiaan nya.
Disinilah Jungkook dan lalisa kembali duduk. Berpegangan tangan di depan Dazon dan Jisso yang masih menatap mereka dengan lamat. Jisso terus tersenyum melihat kebahagiaan lalisa mendapatkan adik dari Milano. Tingkah laku kakak beradik ini dalam memperlakukan kekasih hati nya sangat berimbang, tapi mungkin soal kepercayaan Milano kalah jauh dari si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days | Lizkook
Roman d'amour{M} hanya sembilan puluh hari yang di minta Jungkook dari lalisa. Jadilah istri nya sebelum pria itu menikah dengan wanita yang berjasa dalam hidup nya. Satu kalimat penyelamat seakan angin surga untuk gadis yang enggan menjual keperawanan nya demi...