32. 𝐄𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐚𝐫 𝐁𝐲 𝐅𝐨𝐫𝐜𝐞 (ℙ𝕒𝕣𝕥 𝕀)

7.1K 656 347
                                    

"Lisaaaa!!!" Teriak Jungkook.

•~•~•~•~•~•~•~𝒩𝒾𝓃𝑒𝓉𝓎 𝒟𝒶𝓎𝓈 ~•~•~•~•~•~•~•

Kacau sekali hati nya. Hancur berkeping-keping berusaha di sembunyikan oleh Jungkook. Sesekali ia masih mengusap kasar mata nya yang basah. Bulir kristal itu belum mau berhenti, seakan patah hati luar biasa telah diciptakan Milano pada hati adik nya. Milano melukai kookie kecil yang dulu dengan lapang dada bersedia ia bela. Menghalau segala tuduhan sang ayah agar kookie tidak merasakan luka, tapi justru saat dewasa Milano lah yang memecahkan semangat hidup Jungkook, bagai kaca tipis yang di bangun dengan susah payah sejak kematian ibu mereka, Nadira.

Bam, love ...

Bagaimana mengungkap dengan kata bahwa mereka adalah bagian dari hidup Jungkook. Bagaimana bam begitu dimanja nya benar-benar seperti seorang putra yang dibesarkan dengan cinta. Bagaimana anjing hitam yang baru dibeli lalisa itu juga membawa perubahan di dalam hidup nya. Love yang menyadarkan Jungkook ada cinta di dalam hati nya.

Awalnya, mungkin hanya jatuh hati pada perawakan seorang gadis yang ingin menjual dirinya. Namun saat tinggal bersama, melihat love ingin melukai lalisa mendorong hati itu untuk bereaksi diluar ekspektasi nya. Love sama berharga nya dengan kado yang Nadira berikan dulu.

Tak sudah-sudah penderitaan Jungkook diberikan sang pencipta. Seolah Tuhan tidak mengasihani dirinya. Atau Tuhan lah yang tahu sekuat apa manusia yang ia ciptakan ini. Berlarut-larut hidup di tengah derita, sampai langkah nya terseok memohon Tuhan turut mengambil nyawanya. Hingga, bertemu dengan lalisa membuat Jungkook merasa segala penderitaan ini pantas, asal dia bisa hidup selamanya dengan wanita kesayangan nya, lalisa.

Jungkook pucat dan ketakutan, saat pagi itu mendapati lalisa tidak sadarkan diri didalam pelukan nya. Tepat saat api yang membara itu padam. Jungkook berteriak memanggil nama cinta nya. Tolong lah, jangan lagi. Cukup pengkhianatan besar dari Milano, cukup derita ia terima karena kehilangan bam dan love. Lalisa jangan, jangan ada keburukan yang datang pada istri nya.

"Sayang"

Terus Jungkook membujuk lalisa untuk membuka mata. Jungkook baru sadar, tubuh lalisa begitu panas dengan wajah pucat dan bibir tidak bewarna. Tidak Jungkook dengar lagi isakan tangis lalisa. Tidak Jungkook rasakan lagi helaan nafas gusar istri nya.

Jungkook tidak malu, dia tidak mau menjaga harga diri nya pagi ini. Biarlah dunia tahu seberapa rapuh pria yang dipaksa menjadi pemimpin mafia. Ia menangis memanggil nama lalisa. Menggerakkan pipi nya agar wanita itu mau membuka mata.

Tapi tidak, lalisa masih diam saja.

Jisso berlari menggendong Dominic di dalam pelukan nya. Ia mengatakan pada Jungkook kalau sejak tadi lalisa merintih mengeluhkan sakit pada perut nya. Setahu Jisso lalisa sedang hamil kan? Mungkin ada sesuatu yang terjadi pada kandungan nya membuat Jungkook memeluk istri nya. Ia menggendong lalisa dan berlari menuju mobil dimana masih ada bangkai Etgar di dalam sana.

Etgar akan tetap bersama mereka, sampai mayat itu dapat berkumpul dengan iblis lain nya.

•~•~•~•~•~•~•~𝒩𝒾𝓃𝑒𝓉𝓎 𝒟𝒶𝓎𝓈 ~•~•~•~•~•~•~•

Lalisa mulai membuka mata. Ia mengerjapkan mata perlahan karena rasa pusing yang luar biasa. Baru lalisa sadari, ternyata tangan mulusnya tertancap jarum infus dengan air yang bewarna merah muda. Lalisa memegangi kepalanya, sungguh rasa kepala itu bagai ditimpa benda-benda berat hingga mengaburkan pandangan nya.

Mata lalisa tertuju pada area perut nya saat tanpa sengaja tangan nya menyentuh kulit seseorang. Lalisa tersenyum kecil, mendapati tangan kekar dengan tatto ular sedang melingkar di pinggang nya. Lalisa menatap sisi kanan, ia miringkan tubuh pelan-pelan dan menghadap pada suami nya. Jungkook sedang tertidur nyenyak di sisi lalisa dengan tempat tidur pesakitan yang berukuran kecil sebagai tumpuan mereka.

90 Days | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang