Jungkook melangkahkan kaki nya masuk ke dalam mansion. Sungguh sangat melelahkan hari ini. Lelah melihat begitu banyak drama yang harus terbongkar hanya untuk menyadarkan Milano. Jungkook merasa berat hati karena tidak memaafkan nya, tapi Milano benar-benar sudah keterlaluan, jika saja Mingyu dan anjing nya tidak dapat menemukan lalisa tepat waktu mungkin berita kematian yang akan ia dapatkan.
Sepanjang perjalanan menuju pulang. Lalisa terus saja menelepon Jungkook. Walau dia tidak bilang secara gamblang apa yang ada di hati nya tapi Jungkook paham betul apa yang membuat lalisa gundah. Ia selalu bertanya di setiap menit nya, apa kau sudah memaafkan Milano? Bukan itu tujuan utama lalisa, karena Jungkook tahu wanita itu hanya ingin memastikan Jungkook tidak berencana melenyapkan kakak laki-laki nya.
Jungkook mengatakan tadi, bahwa semua sudah berhasil ia akhiri. Jungkook tidak mau memaafkan Milano, namun masih membiarkan pria itu hidup dengan layak di dunia ini, dan pernyataan itu cukup membuat lalisa bernafas lega. Jungkook berterimakasih karena lalisa mau membantu nya untuk menyingkirkan duri tajam di hidup mereka, namun Jungkook meminta lalisa untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi kedepan nya. Biarkan dia saja yang menjadi iblis, jangan pula lalisa tertular keburukan nya.
Mansion terlihat lebih tenang, jam di dinding menunjukkan pukul tiga pagi. Jungkook berjalan menuju lift untuk memasuki kamar nya dan lalisa. Sesaat engsel pintu itu terbuka Jungkook menangkap perawakan dari wanita itu sedang tidur nyenyak di atas kasur mereka.
Jungkook tersenyum damai apabila mendapati istrinya sedang tenang seperti ini. Tidak ada ketakutan dan kecemasan di raut wajah nya. Jungkook membuka sepatu yang ia kenakan, melepas kemeja yang sudah acak-acakan dan merangkak naik ke tempat tidur.
Damai, sangat damai.
Merasakan hangat nya tubuh wanita ini dan aroma wangi yang selalu menyeruak menyerbu indra penciuman nya. Jungkook memeluk lalisa, membelai lembut rambut panjang dari istri nya. Lalisa tidak terganggu, walau berkali-kali Jungkook mendaratkan ciuman di pipi kanan dan kiri nya. Mengecup dahi dan pangkal hidung nya. Sesekali memberi kecupan rasa cinta nya di bibir ranum yang cepat sekali menjawab jika sedang berargumen dengan nya.
"Aku mencintai mu" bisik Jungkook.
Ia menatap wajah cantik lalisa dengan lekat. Jungkook sangat menyukai gaun tidur yang dikenakan lalisa. Warna nya merah menyala dengan hanya ada tali tipis di atas pundak nya. Jungkook membelai pipi lalisa dan mengecup lama pundak polos nya kemudian.
Tak sudah-sudah ia mencuri kecupan di wajah lalisa hingga tertawa pelan karena lalisa mulai terganggu dan mengucek kasar mata nya. Dia sudah bergumam pelan, entah sadar atau pun tidak tapi lalisa terganggu dengan kegiatan nakal yang dilakukan suaminya pagi-pagi buta seperti ini.
"Pergilah Mia" gumam lalisa tanpa membuka mata nya.
"Tidak mau nyonya" balas Jungkook.
"Uhmmmm masih mau tidur"
"Iya, maaf sayang"
Lalisa melenguh mengeratkan selimut yang ia kenakan. Menutup wajah nya dengan bantal karena merasa terusik dengan kepulangan Jungkook. Jungkook tersenyum tulus menatap lalisa. Ia belai lembut perut yang sedikit menunjukkan perubahan karena kandungan lalisa memasuki bulan ke tiga nya.
"Hai anak nya Daddy, kau baik-baik saja sayang?" Tanya Jungkook di perut lalisa. Kini pria itu sedang mendaratkan ciuman di perut lalisa. Mengelus permukaan perut itu dengan tatapan tulus nya. Memancarkan rasa bahagia dan syukur karena akan memiliki anak dari wanita yang begitu ia cinta.
"Terimakasih sudah bertahan. Daddy tidak sabar bertemu dengan mu. Menciumi tangan mungil dan pipi yang chubby seperti mami" ucap Jungkook lagi sembari memandangi lalisa yang tidak bergeming dari tidur nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days | Lizkook
Romance{M} hanya sembilan puluh hari yang di minta Jungkook dari lalisa. Jadilah istri nya sebelum pria itu menikah dengan wanita yang berjasa dalam hidup nya. Satu kalimat penyelamat seakan angin surga untuk gadis yang enggan menjual keperawanan nya demi...