25. 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐜𝐞𝐧𝐞𝐬

7.5K 697 472
                                    

Tidak menyangka akan seperti ini, nyata nya perpisahan mereka terasa sakit sekali. Jungkook memandang kabur meja kerja yang ada di depan nya. Terduduk di lantai dengan lalisa di dalam pelukan, wanita itu menangis sejak tadi setelah ia berhasil menguatkan hati untuk menandatangani surat perceraian itu.

Jungkook menarik nafas nya, ia buang perlahan agar tidak mengganggu lalisa yang tengah tidur karena kelelahan. Tangisan lalisa sejak tadi begitu mengiris hati Jungkook, bagaimana dia akan baik-baik saja, setelah melihat cinta mati nya meraung memohon untuk tidak di tinggalkan. Seandainya tidak serumit ini, siapa yang mau meninggalkan nya pergi?

Jungkook membasahi bibir nya, ia cium dahi lalisa sangat lama. Menatap selembar surat perceraian yang sedikit remuk lalu melipat nya dan memasukkan ke dalam saku kemeja. Jungkook menggendong lalisa di depan tubuhnya, berjalan pelan keluar melewati beberapa pelayan yang masih terjaga dan si jalang Lucia yang pura-pura memakan buah setelah mendengar pertengkaran Jungkook dan lalisa.

Sempat terbesit di benak Lucia. Terlalu sempurna kebahagiaan lalisa jika terus bersama suami nya. Lihat lah, mafia mana yang mau menggendong istri nya di depan para pelayan, mafia mana yang masih memandang lembut setelah pertengkaran. Yang ada, para mafia kejam itu mungkin akan memukul wanita mereka jika tidak patuh dan penurut seperti yang mereka mau. Jungkook berbeda, andai Etgar seperti itu sumpah mati dia tidak akan menerima ajuan pernikahan ini dari Min Yoongi. Karena akan jadi sulit untuk menyakiti hati Etgar, kan?

Jungkook tersenyum melihat bibir lalisa sedikit terbuka saat ia tidur. Sangat lelah rupanya, ia mengelus pipi lalisa yang tengah terbaring di tempat tidur mereka. Mungkin kah ini menjadi malam terakhir untuk nya merasakan hangat tubuh lalisa di dalam dekapan nya? Lalisa bergerak sedikit saat merasakan Jungkook terus-terusan menciumi wajah nya, seakan pria itu ingin mengumpulkan kenangan untuk ia bawa sampai kematian.

"Jungkook" gumam lalisa di dalam tidur nya.

Jungkook menarik lalisa di dalam pelukan. Memandang ke arah jendela yang tidak tertutup tirai, menampakkan malam dengan deras hujan yang belum juga usai. Pikiran Jungkook seolah tidak ada di sini, ia terus menelik ke arah luar jendela seakan sedang berusaha keluar dari sebuah labirin yang begitu merumitkan hidup nya.

"Aku menyakiti mu" bisik Jungkook memperhatikan luka bakar lalisa yang ada di telapak tangan nya.

"Kau, menghancurkan dirimu untukku, saat aku tidak berani memperjuangkan mu"

Ia belai rambut lalisa yang berantakan di dekat dahi. Ia elus bibir tebal yang selalu saja menggemaskan jika dia sedang marah. Jungkook mencium sekilas bibir ranum istri nya dengan bisikan yang lembut di telinga, jangan sampai lalisa terbangun dari tidur nya.

"Seandainya kau tahu ketakutan ku, seandainya kau tahu begitu besar arti dirimu untuk ku. Kau hidup ku lalisa, kau segalanya untuk ku" setetes air mata itu mengalir dari sudut mata nya. Ia memejam merasakan sesak ini begitu menyiksa. Khayalan-khayalan masa depan semu nya dengan lalisa memudar, seolah menjauh dan mengucapkan selamat tinggal.

Jungkook menyalahkan Dazon untuk hidup nya yang kacau. Andai keegoisan sang ayah tidak bertahta dan membudakkan anak nya, tentu Jungkook ingin mengambil jalan hidup nya sendiri. Sekarang ia justru menjadi mafia dengan berbagai bisnis haram yang melejit membuat hidup nya di penuhi dengan bahaya, terlebih kebodohan Dazon yang tidak membalaskan kematian Nadira, membuat Jungkook yang ambil alih untuk melenyapkan pembunuh ibu nya.

Jungkook melepaskan pelukan nya, ia ingin meninggalkan lalisa dari tidur yang nyenyak malam ini. Namun saat ia ingin pergi, terlihat lalisa tengah memegang erat helaian kain kemeja nya tanpa membuka mata. Wanita itu masih tertidur, jangankan saat sadar, bahkan alam bawa sadar nya pun enggan di tinggal kan.

90 Days | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang