31. 𝐁𝐮𝐫𝐧𝐞𝐝

7K 682 540
                                    

"Kau baik-baik saja?"

Jisso bertanya pada lalisa. Wanita itu hanya terduduk diam di tepian tempat tidur sambil memeluk kaki nya. Air mata tumpah di wajah lalisa tak sudah-sudah, Jisso yang baru selesai menidurkan Dominic mendengar suara tarikan nafas nya yang basah.

Seperti seorang kakak yang mengasihi adik nya. Wajah lembut Jisso mendamaikan hati siapa saja yang melihat nya. Ia mengelus pucuk kepala lalisa yang menyandarkan dagu nya pada lutut kaki yang di tekuk. Lalisa menggigit bibir nya menahan getir siksaan batin yang ia rasakan karena kebodohan Milano.

"Ada apa, Lisa?" Tanya Jisso sekali lagi.

Lalisa menggelengkan kepalanya. Ia usap kasar air mata yang tak mau berhenti tumpah. Dada itu begitu ngilu hari ini, seakan ruang rindu memenuhi sesak relung hati lalisa yang pilu.

 Dada itu begitu ngilu hari ini, seakan ruang rindu memenuhi sesak relung hati lalisa yang pilu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku merindukan Jungkook" lalisa mengerutkan bibir nya. Membuat Jisso tersenyum pelik melihat kearah adik ipar kekasih nya.

"Aku yang paling tahu rasanya" balas Jisso.

Tentu dia yang paling tahu rasanya. Jisso lah yang terlebih dahulu dipisahkan dari orang yang begitu ia cintai. Waktu itu, Jisso berharap besok ia akan keluar, lalu saat esok sudah berlalu Jisso masih berharap besok nya lagi pasti dia akan terbebaskan. Terus begitu, hingga dua tahun berlalu rasa rindu itu berubah menjadi duka yang tak berujung.

Ia tatap wajah lalisa yang tertunduk lesu, ia perhatikan air mata di wajah cantik wanita itu. Keadaan yang sama persis dengan nya dulu. Bahkan kondisi yang sedang hamil pun mengingatkan Jisso dengan suram nya masa lalu. Ia berdoa dalam hati nya, agar lalisa tidak mengalami hal yang serupa dengan nya dan Dominic di rumah iblis ini.

"Tenang lah, semua akan baik-baik saja. Jungkook akan menemukan mu"

Jisso tersenyum tulus pada lalisa. Ia menarik wanita yang terus saja menangisi keadaan ke dalam pelukan nya. Seakan lalisa sudah tidak sabar ingin mengadu pada suami nya. Mengadukan perbuatan kejam Milano yang menyerahkan nya pada bajingan seperti Etgar. Mengadukan Etgar yang dengan berani memukul wanita kesayangan Jungkook, dan mengadukan Yoongi yang mendorong sebelum mengurungnya di kamar ini.

Lalisa akan mengadukan semuanya, sampai Jungkook marah dan membalas mereka semua demi dirinya, lihat saja.

"Mereka jahat, suami ku akan membalas mereka semua nanti" lirih lalisa ditengah isakan nya.

"Hm, semoga saja Jungkook cepat menemukan kita ya"

Lalisa mengangguk cepat. Ia elus perut nya yang rata dan sudah hilang rasa sakit nya. Lalisa mencoba menenangkan dirinya agar tidak membahayakan calon bayi yang masih sangat kecil terbentuk. Ia berharap penuh pada suaminya. Ia berharap Jungkook mampu memberikan kebahagiaan yang tiba-tiba seperti waktu itu. Waktu dimana Jungkook hadir tanpa ia duga di tengah jadwal ujian anatomi kedokteran nya.

"Dimana tuan mu? Katakan pada keparat itu, Min Yoongi menelepon ingin menuntut janji nya! Jangan mencoba menghindari ku"

Yoongi menelepon rumah Etgar, setelah berjam-jam tidak dapat kabar dari kekasih adik nya itu. Yoongi berpikir sudah berbaik hati mengampuni nyawa Etgar dengan syarat balasan pria itu harus menemukan Alexa. Namun sudah hampir gelap seperti ini pun Etgar tidak kunjung memberikan kabar apapun.

90 Days | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang