Cinta membuat orang gila menjadi Raja
Yang membuat istana cinta didunia dengan megahnya
================================
Pagi ini,aroma basah menguar indra penciuman. Hawa dingin sedikit menusuk kulit dan menciptakan rasa kantuk.
Namun tak menyurutkan semangat seorang dokter muda untuk melangkahkan kakinya menuju bangsal kejiwaan tempat ia bekerja.
Orang bilang mengurus orang gila itu lebih gila, tapi wanita muda ini tidak menggubris omongan itu.
Ia suka disini, bekerja dengan berinteraksi dengan para pasiennya yang kondisi kejiwaannya terganggu.Bahkan salah satu pasiennya sangat menarik perhatiannya.
Bukan..
Bukan ia jatuh cinta pada pasien itu.Tapi akhir-akhir ini,pasien itu mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Dimana ia yang biasanya hanya duduk diam memegangi setangkai mawar atau hanya duduk diam saja dengan tatapan kosongnya, sore kemarin sebelum pulang mereka bertemu lalu berbincang.
"Dokter ...."panggil pasien itu.
Sang dokter pun menoleh terkejut saat tahu pasiennya memanggilnya.
"Iya..ada apa Gracia??" Gaby melemparkan senyuman ramah untuk pasiennya yang terlihat sayu dan sedikit pemalu itu.
"Nama dokter siapa?"tanya Gracia.
Gaby mengernyitkan dahinya sesaat.
Sekilas Gracia tampak normal, tidak ada tanda-tanda seperti sosok manusia tanpa akal seperti pasien lainnya.
Namun Gaby tahu kejiwaan Gracia tidak stabil.
Kadang gadis yang lebih muda darinya itu meraung-raung menangis, kadang membahayakan dirinya sendiri dan pasien lainnya karena berniat menyakiti entah dengan memukul atau menampar atau melempar batu.
Dan kadang pula diam tanpa kata dengan tatapan kosong.
"Aku Gaby. Mau berteman denganku sekarang???" Jawab Gaby dengan ramah dan mengulurkan tangannya untuk berjabatan.
Gracia malu-malu menundukkan kepalanya lalu menerima uluran tangan itu.
Akhirnya setelah 10x pertemuan, Gaby berhasil mengajak Gracia berbincang.
Padahal sebelumnya Gracia tak pernah menyahuti apapun yang Gaby bicarakan dengannya.
"Dokter, punya kertas dan pena?" Tanya Gracia pagi ini padanya yang sedang memeriksa kesehatannya.
Perawat bilang Gracia terlihat sangat pucat dan nafsu makannya berkurang.
"Ada. Untuk apa?" Tanya Gaby sambil menatapnya.
"Menulis."Gracia menjawab seperlunya.
"Aku kasih kamu buku catatan saja, biar kamu bisa menulis dengan puas. Tapi..." Gaby menggantungkan ucapannya dahulu.
Mata Gracia berbinar mendengar jawaban dari permintaannya itu, membuat Gaby jadi merasa gemas.
"Kenapa tapi?" Tanya Gracia muram.
Gaby terkekeh geli melihat perubahan ekspresi wajah Gracia.
"Tapi..ada 2 syarat." Gaby mengangkat 2 jarinya.
"5 syarat pun Gege mampu turuti." Gracia antusias menjawab sang dokter.
"Baik..dengar ya cantik..minum obatmu biar sembuh. Lalu ceritakan dengan temanmu ini apa saja yang kamu tulis dibukumu itu. Setuju?"Gaby menaikkan alisnya menatap kearah Gracia.