Dayita

929 74 10
                                    

-Pertemuan tanpa sengaja adalah takdir-

Roda-roda kecil kereta yang berjalan pada relnya jelas terdengar didalam gerbong kereta yang padat akan anak-anak manusia yang bersiap dengan tujuannya tersendiri.

Dua puluh menit sudah berlalu sejak keberangkatan kereta itu dari stasiun kota lama menuju kota baru dalam waktu tempuh yang tak sebentar karena berjarak berpuluh-puluh kilometer.

Gerbong-gerbong kereta terbagi dalam beberapa kelas.

Gerbong paling belakang merupakan gerbong kelas ekonomi yang fasilitasnya seadanya.
Penumpang terpaksa duduk berjejalan tanpa pembatas. Bahkan tertidur tanpa alas dibawah adalah pilihan terbaik untuk penumpang kelas itu

Gerbong tengah adalah gerbong kelas menengah yang dilengkapi fasilitas tambahan berupa kursi berhadapan.

Sedikit lebih baik dibandingkan gerbong sebelumnya.

Dan gerbong kereta paling depan adalah gerbong kelas eksekutif yang cukup private karena hanya orang tertentu yang menduduki gerbong tersebut.

Di gerbong itulah terdapat seorang wanita cantik, kaya raya dan menawan.

Wanita itu bernama Gracia Natalie Harlan.

Seorang putri konglomerat keluarga Harlan yang disegani banyak orang.

Perjalanannya ini menuju tempat pelesiran kesukaannya setelah satu tahun penuh bekerja keras sebagai pewaris tunggal keluarga.

Jika kalian berpikir Gracia sosok yang antipati terhadap orang yang tidak sekelas dengannya, maka itu tidak benar.

Ia sangat bersahaja dan bersahabat dengan siapapun tanpa pandang bulu.

Terbukti saat ini ia ditemani dua temannya Hans dan Joseph yang merupakan pekerja dikantornya.

Gracia bersahabat dengan mereka berdua sejak kecil.

"Nona Grace..apa kau mau kudapan? Aku akan memesan makanan, lapar sekali perutku." Tanya Hans padanya yang sibuk dengan buku novelnya.

Gracia melirik kearah Hans dan menutup bukunya.

"Hanya untukmu?" Tanya Gracia.

"Aku akan memesan untukmu juga nonaa"

"Bukan itu..Joseph.."

"Ah..haha pria itu sedang merokok diruang merokok. Aku akan mengajaknya." Jawab Hans sambil menggaruk kepalanya.

Gracia sangat peduli pada dua sahabatnya itu. Jadi ia merasa semuanya harus sama. Jika Gracia makan..maka dua sahabatnya pun harus ikut makan dengannya.

"Hm, terakhir kali kau pernah lupa mengajaknya makan karena asyik sendiri. Jadi aku aku harus pastikan kau tidak membuat kesalahan yang sama Hans."

Hans menegapkan badannya dan tersenyum lebar seraya memberi hormat

"Siap nona Grace!! Aku pergi dulu."

Hans dengan langkah cepat meninggalkan gerbong VVIP itu.

"Eh..bukannya tadi dia menanyaiku akan makan apa? Ah sudahlah, begitu mereka kembali aku akan mengambil makanan mereka."

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang