The One and Only (2)

613 70 13
                                        

𝙊𝙣 𝙃𝙚𝙧 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 𝘿𝙖𝙮


Hari yang dinantikan telah tiba.
Dengan gaun putih cantik dan menawan Gracia menanti para bridesmaid diruang make up.

Waktu Ijab kabul akan segera dimulai setengah jam lagi di depan altar nanti.

"Graciaaaa ya tuhan lu cantik banget. "

Sisca dengan suara khas menggelegarnya memuji kecantikan wanita itu.

"Ya ampun si bayik mau nikah.. " ucap Feni sambil mencubit gemas pipi Gracia perlahan.

Ia jadi ingat Shani juga sering memainkan pipinya.

"Heii.. Kenapa murung?? " tanya Jinan saat melihat raut wajah Gracia yang berubah sendu.

"Gak kenapa-kenapa Ji.. Hehe. " Gracia kembali tersenyum dengan tawa khasnya.

Namun beberapa dari sahabatnya itu tahu bahwa tawa itu pura-pura.

Feni, Sisca, Cindy, Anin dan Jinan sendiri tahu jika Gracia tidak baik-baik saja tanpa hadirnya Shani.

Karena sebelum hari ini, Shani menghubungi Gracia dan menyampaikan kabar tidak baik baginya.

"Maafin aku Ge.. Aku gak bisa datang karena harus ke Thailand. " ucap Shani diseberang telepon dengan nada menyesal.

"Lho kok gitu.. Harusnya kamu bisa persiapin dong sejak awal kalau dihari itu kamu gak bisa nerima pekerjaan. Kan aku mau kamu yang antar aku ci ke altar. Aku mau kamu disamping aku... " Gracia terdengar emosi sekaligus gemetar karena sedih.

Bagaimana bisa sahabat terbaiknya yang diharapkan akan mengantarnya menuju suaminya justru tidak bisa hadir ke pernikahannya itu.

"Ge ini diluar kendali aku.. Maafin aku ya.. " Shani memohon pemakluman pada Gracia berharap agar Gracia mau menerima keadaannya.

Namun jawaban Gracia sontak membuatnya kalang kabut.

"Maaf ci.. But i hate you now. "

Panggilan pun terputus lalu Gracia menangis menelungkup diatas kasurnya.

Entah kenapa rasanya tidak rela Shani tak datang.

****

Feni berada dihalaman gereja tempat pernikahan Gracia.

Ia sedang berbincang dengan Anin dan Chika.

Namun tiba-tiba kedua matanya menangkap sesuatu tak asing tak jaub dari pintu masuk gereja.

"Shanii.. " gumamnya tak terdengar.

Ya.. Ia melihat mobil Shani berada tak jauh dari depan gerbang masuk Gereja.

"Guys bentar ya, aku mau kesana dulu. " Feni pamit lalu bergegas menghampiri mobil tersebut.

Dan benar, itu adalah mobil milik Shani.

Si pemilik ada didalamnya. Terdiam bisu meremas stir mobilnya dengan perasaan gelisah dihati menyelimuti.

"Cici.. Kenapa kamu datang?? " tanya Feni yang kini sudah duduk dikursi penumpang sebelah Shani.

Shani menarik nafas panjang dan membuangnya kasar.

"Aku.. Gak mau ngerusak mood dia fen.. Ini hari bahagianya.. Dia.. Pasti sedih kalau aku gak datang. " jawabnya dengan airmata menetes tanpa permisi.

"And how about you?? Kamu sekejam itu sama hati kamu, Shan.. " Feni berucap sambil menghapus airmata Shani.

Shani menarik kedua bibirnya untuk tersenyum walaupun airmatanya tetap menetes.

Biarlah ia habiskan dulu tangisnya itu agar dihadapan Gracia ia baik-baik saja.

𝘍𝘰𝘳𝘤𝘪𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘶𝘨𝘩𝘵𝘦𝘳 𝘧𝘢𝘬𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘮𝘪𝘭𝘦 - 𝘛𝘢𝘺𝘭𝘰𝘳 𝘚𝘸𝘪𝘧𝘵

"Hari ini akan berganti jadi besok.. Aku akan baik-baik saja setelah hari ini, Feni.. ".


Shani sangat menyayangi Gracia, dan menolak permintaan Gracia bukanlah hal yang bisa Shani lakukan.

Bagai melangkah menginjak serpihan kaca dikakinya, ia tetap datang menuji kamar mempelai wanita, menjemput Gracia untuk diantar ke altar dan menyaksikan sumpah setia gadisnya dengan laki-laki yang dicintainya.

" kamu mah jahat.. Aku diprank.. " Gracia kesal dan memukuli Shani tanpa tenaga.

Shani tertawa sambil menahan tangan Gracia yang terus memukulinya.

"Aduh jangan gini dong.. Nanti suami kamu ngira kamu hobi KDRT. " bujuk Shani dengan candaan.

Gracia pun menarik tangannya dari Shani.

"Tau ah bete aku. " gumamnya.

Shani tersenyum lalu merapihkan rambut Gracia yang sedikit berantakan.

Ia pun memakaikan penutup kepala pada Gracia dan kecantikan Gracia pun terekam jelas diingatan Shani.

"𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘒𝘦𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘪. "

Shani tak pernah jatuh cinta teramat dalam pada seseorang.

Ia pun tak memiliki keberanian untuk mengejar yang bukan untuknya.

Meski orang selalu berkata Shani memiliki sisi dominan, ia tak akan pernah  berani merebut cinta itu meski Shani harus terluka.

"Sudah cantik. " ucap Shani.

"Kamu lebih cantik ci.. " Gracia mengelus lembut pipi Shani.

"Makasih udah datang ci.. Maaf kalau memaksa. Tapi aku mau kamu ada mengantar aku ke dia. " lanjutnya.

Shani hanya mengangguk.

Kedua bibirnya ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Gracia namun sepertinya tenggorokannya mengalami kerusakan hingga iya tak mampu bersuara apapun.

Dengan tangan terulur, ia mengantar Gracia keluar dan pergi menuju altar.

Billy Davidson, pria tampan itu akan menjadi suami Gracia dan ia sudah sangat siap dihadapan pendeta.

Shani menyatukan tangan kedua mempelai itu disaksikan oleh banyak mata yang beberapa merasa sedih dibuatnya.

Mata-mata yang tahu, bahwa sorot mata yang shani miliki saat ia menatap Gracia adalah tatapan penuh cinta dan sayang.
Dan kini mata itu terlihat sendu karena luka dari cinta searahnya.

𝑯𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝑮𝒓𝒂𝒄𝒊𝒂

𝑻𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂

𝑻𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒊𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒍𝒂 𝒊𝒕𝒖.







Tbc



.. ..

Guys coba share lagu yang menurut kalian bikin galau dong..

Barangkali bisa membantuku menemukan alur kisah..

Hehe

Jangan lupa vote
Komen juga ya..

Biar aku semangat lanjutin ceritanya karena komen2 dari kalian

See you

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang