Coffee Time

1K 70 8
                                    

-secangkir kehangatan dituangkan dalam paduan madu cinta dan kasih sayang -

=========≠========≠========≠====

Gracia Harlan S.H

Pemilik nama dan gelar itu sukses dengan kepiawaiannya dalam memenangkan banyak kasus besar dalam negeri maupun internasional.

Dalam usia muda ia sudah menjadi seorang pengacara ternama.

Dan kini, disenja hari dengan rinai derai gerimis ia masih sibuk dengan berkas kerjanya di teras rumahnya.

Bolak-balik menundukkan kepalanya menatap kertas dan laptopnya dengan serius mempelajari kasus yang harus dia hadapi Minggu depan.

Namun tiba-tiba aroma harum menyengat kopi hitam membuyarkan ketegangannya.

Disaat itu ia tahu, seseorang tengah menyiapkan minuman favoritnya itu. Hingga akhirnya ia memilih beristirahat dan menatap deraian hujan yang membasahi pelataran rumahnya.

Dan tak lama seorang wanita cantik dengan rambut terikat menyisakan anak-anak rambutnya datang membawa dua cangkir minuman yang sama dan menaruhnya dimeja.

Gracia menatap cangkir itu heran.

"Ada apa?" Tanya wanita itu yang sekarang ikut duduk bersamanya dibangku teras.

"Bukannya kau tak suka kopi, dear? Lalu kenapa membuat dua cangkir kopi?" Tanya Gracia padanya.

Wanita itu mengulum senyumnya dan menatapnya hangat.

"Ingin saja mencoba kembali apa yang istriku sukai." Jawabnya.

Gracia akhirnya tersenyum juga.

"Shani how amazing you are."gumamnya sambil mengambil salah satu cangkir kopi itu.

"Sejujurnya aku sedikit resah, Ge.."

Wanita yang bernama Shani itu mulai membuka topik pembicaraan.

Gege adalah nama kesukaan Shani untuknya.

Gracia sangat suka panggilan Shani padanya yang terdengar bayi namun sarat akan nilai kasih sayang Shani untuknya.

"Ada apa?" Tanya Gracia penasaran.

"Aku membaca banyak berita tentang orang-orang yang gemar minum kopi dan akhirnya sakit keras karena kadar kafein tinggi di tubuh mereka. Aku pikir..kenapa setiap kepala manusia menyukai kopi? Rasanya pahit walau diberi gula, dan menyebabkan insomnia. Kenapa ada sebuah filosofi untuk secangkir kopi? Dan kenapa pembicaraan intens harus diawali dengan secangkir kopi?"

Gracia menyimak penuturan Shani dan tertawa kecil.

Istrinya itu kadang memang sangat memikirkan segala sesuatu sampai sedemikian detailnya.

Entah darimana asal pertanyaan-pertanyaan wanitanya itu.

"Aku tidak peduli semua itu, Shan.." ucapnya.

"Bagaimana kau bisa tidak peduli?? Itu kan menjelaskan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi kafein tidak baik." Shani melayangkan protes atas masa bodohnya Gracia.

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang