Love History

1.4K 93 12
                                        

Kau tidak disini
Tapi mataku selalu menemukan keberadaanmu
Itulah cintaku

==================================

Gadis muda adiknya Gracia kembali lagi menemui dokter Gaby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis muda adiknya Gracia kembali lagi menemui dokter Gaby.

Ia mengunjungi kakaknya itu dari kejauhan bersama sang dokter.
Tak berani dan tak mampu mendekati kakaknya entah apa alasannya Gaby belum bisa mengasumsikan apapun.

Gadis yang diketahui bernama Reva Adelia itu terlihat menyimpan luka yang ia tidak tahu sedalam apa lukanya hingga menyebabkan gadis itu menatap sang kakak dalam tangisan tanpa suara.

"Bagaimana kakak ku sekarang dokter? " Gadis itu kembali menanyakan hal yang sama.

"Kamu harus gembira Adel.. Karena kakakmu semakin membaik. Ia sekarang bisa diajak bicara banyak, menulis banyak hal bahkan menggambar. Ia sudah jarang melamun ataupun menangis. " Jelas Gaby.

"Oh ya? Apa yang dibicarakan kalian? " Tanya Adel penasaran.

"Waktu itu dia menggombali saya. Sampai-sampai jantung saya berdebat tidak karuan dibuatnya. "

Adel tersenyum mendengar penuturan Gaby.

"Pasti menyenangkan jika aku bisa bicara dengannya. " Gumamnya.

"Hei..semua butuh proses kan? Kelahiran manusia juga tidak serta merta dalam bentuk manusia sempurna. " Gaby mencoba menyemangati sang gadis .

Adel menganggukkan kepalanya.

"Banyak sekali bicaranya, dulu pasti kakakmu sosok yang ceria. "

Adel hanya mengangguk.

"Dan dia terlihat bahagia saat menceritakan tentang teman imajinasinya. " Lanjut Gaby bercerita.

Adel terkejut mendengar cerita Gaby hingga keningnya berkerut.

"Emosinya berubah akhir-akhir ini karena sosok yang ia sebut teman itu. Namanya Shani Indira. "

Adel terkesiap mendengar kelanjutan cerita Gaby itu.

Mendadak saja mimik wajahnya yang semula sedikit bahagia berubah menjadi sendu.

Dan air mata menetes dipipinya begitu saja.

Gaby melihat semua itu. Ia bingung, khawatir dan penasaran kenapa Adel bersikap seperti itu.

"Adel.. Apa.. Shani sosok yang kamu kenal? " Tanya Gaby ragu-ragu.

Adel terisak. Belum bisa menjawab tanya Gaby.

Gaby mengerti Adel butuh waktu dan membiarkan Adel dalam isaknya sambil mengusap tangan Adel yang terjulur diatas meja kerjanya dengan kepalan kuat, mengumpulkan rasa sakit didadanya.

Tak lama kemudian, Adel mengatur nafasnya dan menyeka airmatanya.

Ditatapnya senyum tulus Gaby yang menyatakan bahwa ia terbuka untuk cerita dan kesedihan Adel.

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang