Heart by Heart

748 70 5
                                    

Gracia menemui Shani setelah hari kedua wanita itu ia kurung di kediamannya sendiri.

Selama Shani dikurung, para penjaga melaporkan jika Shani tidak banyak bertingkah.

Wanita itu juga tidak pernah mencoba untuk kabur.

Hal aneh yang membuat Gracia heran sebenarnya.

Pasalnya, baru kali ini ada tawanannya yang diam saja saat dikurung.

"Senang tinggal dirumahku?" Tanya Gracia sambil melipat tangannya didepan dada.

Shani hanya menatapnya sesaat lalu menundukkan kepalanya lesu.

Gracia memandangnya datar.

Perlahan ia mendekati Shani dan mengangkat wajah Shani dengan jari telunjuknya.

"Aku bicara denganmu, bodoh." Ucapnya dengan tatapan mata yang sama -datar-.

Shani menghela nafasnya kasar.

"Aku tidak punya jawabannya, nona." Ucapnya lesu.

Gracia memijat keningnya.

Mendadak kepalanya terasa pusing menghadapi Shani.

"Astaga kau membuat periodeku bertambah buruk." Gumamnya dengan wajah frustasi.

Shani menatap wajah Gracia khawatir.

Dilihat dari ekspresi Gracia, Shani berpikir mungkin Gracia tersiksa dengan pms nya. Wajah wanita didepannya itu juga terlihat pucat.

"Apa sangat sakit?" Tanya Shani.

Gracia melirik kearah Shani.

"Bukan urusanmu."ucapnya dingin.

"Aku ingin membantu." Ucap Shani dengan senyuman.

Gracia tak menggubrisnya dan berlalu pergi keluar dari kamar Shani.


Sore hari asisten Gracia mengetuk pintu kamar sang majikan dengan sebuah mangkuk diatas nampan.

"Apa ini?" Tanya Gracia.

"Ini..tadi..wanita yang kemarin nona bawa kemari meminjam dapur. Katanya ini obat untuk mengurangi nyeri dan pusing saat datang bulan nona."jelas asistennya dengan wajah menunduk.

"Kau mengawasinya didapur?" Tanya Gracia. Berpikir bahwa Shani mungkin bisa saja memasukkan racun ke dalam obat yang Shani buat

"Ya, nona. Semua bahan dijelaskan olehnya secara rinci."

Gracia mempersilahkan asistennya itu untuk menaruh obat itu ke dalam kamarnya.

Setelah asistennya itu pergi, barulah Gracia mencicipi obat itu.

Beberapa menit setelah mencicipi obat yang Shani buat, tubuhnya merasa lebih baik.

Gracia termenung memikirkan Shani sesaat.

"Aku sudah berlaku jahat dengannya. Seharusnya dia takut, atau tidak peduli denganku. Apa otak wanita itu tidak waras?" Gumamnya seorang diri.

_


_

_

Gracia kembali menemui Shani setelah melewati makan malam.

Wanita itu tengah duduk bersandar di samping dipannya dengan linangan airmata.

Wanita itu tengah duduk bersandar di samping dipannya dengan linangan airmata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang