"Astaga kau membuat periodeku bertambah buruk." Gumamnya dengan wajah frustasi.
Shani menatap wajah Gracia khawatir.
Dilihat dari ekspresi Gracia, Shani berpikir mungkin Gracia tersiksa dengan pms nya. Wajah wanita didepannya itu juga terlihat pucat.
"Apa sangat sakit?" Tanya Shani.
Gracia melirik kearah Shani.
"Bukan urusanmu."ucapnya dingin.
"Aku ingin membantu." Ucap Shani dengan senyuman.
Gracia tak menggubrisnya dan berlalu pergi keluar dari kamar Shani.
Sore hari asisten Gracia mengetuk pintu kamar sang majikan dengan sebuah mangkuk diatas nampan.
"Apa ini?" Tanya Gracia.
"Ini..tadi..wanita yang kemarin nona bawa kemari meminjam dapur. Katanya ini obat untuk mengurangi nyeri dan pusing saat datang bulan nona."jelas asistennya dengan wajah menunduk.
"Kau mengawasinya didapur?" Tanya Gracia. Berpikir bahwa Shani mungkin bisa saja memasukkan racun ke dalam obat yang Shani buat
"Ya, nona. Semua bahan dijelaskan olehnya secara rinci."
Gracia mempersilahkan asistennya itu untuk menaruh obat itu ke dalam kamarnya.
Setelah asistennya itu pergi, barulah Gracia mencicipi obat itu.
Beberapa menit setelah mencicipi obat yang Shani buat, tubuhnya merasa lebih baik.
Gracia termenung memikirkan Shani sesaat.
"Aku sudah berlaku jahat dengannya. Seharusnya dia takut, atau tidak peduli denganku. Apa otak wanita itu tidak waras?" Gumamnya seorang diri.
_
_
_
Gracia kembali menemui Shani setelah melewati makan malam.
Wanita itu tengah duduk bersandar di samping dipannya dengan linangan airmata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.