Happy reading
-
-
-
Sorak sorai terdengar rame di telinga alea. Konser sudah dimulai dan alea belum melihat tanda tanda kemunculan Abdul.
Cowok itu dipanggil di koordinator sebelum mulai acara tadi. Alea sempat bingung kenapa nama cowok itu dipanggil.
Dan kabar yang beredar pihak sekolah yang memanggil cowok itu.
Alea duduk disudut sendirian. Pusing jika harus mencari sekeliling dimana keberadaan teman temannya.
"Kek gembel " isi pikiran Alea.
"Manaa ada cantul udah ah" balas Alea sendiri menghadap kedepan. Memerhatikan ribuan orang yang datang.
Alea melihat kedatangan Abdul. Cowok itu berjalan menujunya. Dengan tatapan yang tidak ramah. Bahkan sekarang Abdul melewati Alea. Berjalan kehadapan cowok yang Alea sudah kenal itu.
Alea mendekat kesana.
"Apa mau lo?" tanya Abdul to the point didepan Sam agar tidak menjadi pusat perhatian.
Nyanyian heboh didepan sana cukup menarik intensi orang orang untuk tidak memperhatikan mereka.
Sam melirik kebelakang Abdul.
"Dia"
"Mantan mah mantan aja" balas Alea yang tidak paham dengan maksud Sam pada dirinya.
"Kapan gue putusin?"
"Dasar gila" balas Alea masih berlindung dibelakang Abdul.
"yes im"
"Udah Sam. Tahun depan jadi tahun yang baikkan? Hilangin dendam lo" balas Abdul mengingatkan Sam tentang persaudaraan mereka.
"Kita? Gue aja lo nggak. Gue pastiin itu. Bapak lo udah mati bego. Mak lo nggak kerja. Kakek? prilaku mines lo kemaren gue rasa udah cukup bikin lo ditendang dari rumah"
Abdul mengepalkan tangannya. Segala ucapan Sam tidak sepenuhnya salah. Namun tidak benar. Bundanya punya penghasilan. Ayahnya punya tabungan yang cukup untuk mereka. Kakaknya punya usaha. Calon suami kakaknya juga punya koneksi disana. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan Abdul.
Namun perihal kakeknya. Tentu saja benar. Seorang yang sangat bijaksana dalam Agama.
"Gue punya bukti segala kelakuan lo anjing" balas Alea tak kalah sengit. "Lo pikir gue diem doang selama ini? Gue ngumpulin bukti. Kemaren gue ceburin diri kedalam club' lo pikir cuma buat sia sia?? Nggak lah bego. Gue dapet foto lo. Sama ani-ani"
"Lo juga mau gue bongkar? anak pelacur?" jawab Sam santai pada Alea.
Abdul melihat kearah Alea. Berharap agar perempuan itu diam saja. Tanpa ikut campur urusannya.
"Gitu? Mak bapak lo beda agamakan? anak haram?" balas Alea tak kalah pada Sam. "Siapa takut? bongkar aja. Gue siap sedia btw"
"Lo? Bangsatlah"
"Gue mau semua orang lo yang masuk tapi nggak punya tiket pulang" balas Abdul ingin cepat menyelesaikan masalahnya.
"Keamanan lo sih kayak ayam mudah dikecoh" balas Sam meremehkan mereka.
"Kalau bukan lagi acara. Nggak bakal gue diem aja men. Mati Lo sama gue. Tapi ini permintaan pihak sekolah" balas Abdul mengajak bicara pada Sepupunya itu.
"Gue punya tiket. Yang nggak punya tiket bukan urusan gue. Iyakan sayang?" Tanya Sam melirik Alea.
"Sampah masyarakat. Banyak bacot" balas Alea pada ucapan Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABDULEA
Teen FictionRedgenters theseries - Ada hal yang tak perlu diucapkan tapi bisa dibuktikan. - kuy merapat:):)