happy Reading
-
-
-
"Libur telah tiba libur telah tiba. Happy weekend yeyeyy" Ucap Alea pada semua teman temannya. Besok tanggal merah. Dan hari ini kamis.
"Jadikan ngecamp? Gue udah prepare soalnya" kali ini Melinda bersuara.
"Jadilah harus. Gue jugak" Balas Alea yang sedang meminipidi kukunya yang terkelupas.
"Gue nggak yaa" Ucap Aylin yang bersandar pada kursinya.
"Apalah diaa apalah" balas Alea pada Aylin. Suka sekali membatalkan dihari sebelum acara.
"kenapa?"
"Gue lagi putus. Galau bang. Mau dibujuk. Atau kita kerumah Kara aja. Siapa tau bisa liat mantan gue"
"bertemu bapak gue adalah maut. Digodain lo semua nantik. Nggak Mandang usia dia. Aki aki tua" Ucap Kara melihat kearah mereka semua. Kara sering bercanda seperti itu. Tidak perlu dipikirkan. Papanya hanya friendly saja pada semua orang.
"plwisss jangan ke balikan duluu lucu banget putus nyambung putus nyambung truss" Kali ini Melinda yang bersuara. Ini sudah kali keseribu mereka mendengar hal ini keluar dari mulut Aylin.
"Mek guee tabok yaa"
"Toxix aylin!!kalau udah putus putus aja. Ngapain breaker breaker terus?" Alea berjalan menuju kursi Aylin mengusap usap pundak Aylin.
"Kayak harapan harapan semu kalau lo mau tauu ay. Kata gue cukup sih" Puitis Kara mengalahkan Paus.
"Sok suci tu cowo Lo" Ucap Alea mengingat prilaku Kio selama ini. "Tapi dia baik jodoin gue sama Abdul. Tapi manusia yang gue sukain sekarang itu spesial nggak sue??"
"Gue coba memahami ya. Kayaknya manusia yang lo sukain sekarang ini tu beda" imbuh Melinda tertarik dengan pembicaraan ini.
"Kebayangkan le kalau LDR gimana? Lo tau pas libur dia ngapain? les bahasa arab anjir trus gue disuru mama gue ikutin itu. maksudnya belajarnya" balas Kara yang memang benar adanya. Ibu kara dan Abdul adalah teman satu SMA.
"speacless sumpil. Kayak gue yang kayak gini tiba tiba dapet cowok kayak gitu."
"Apa nggak harus setara mbaa?" tanya Melinda pada Alea.
"Hussh hush sana" Alea menghempaskan tangannya pada Melinda.
"Modelan kayak lo cocoknya sama Dion atau nggak ketua dari BATA deh Lek" komentar Kara yang sudah memikirkan ini sejak lama. "Serius yaa anjay"
"BATA? Rio maksud Lo?"
Kara menganggukkan kepalanya. Dia mendapatkan informasi baru tadi malam.
"Bata tu lucu tau kepanjangannya. Baik, anak Sholeh tidak sombong, asu"
"Yang bener anjay" tambah Aylin dengan bahasa teman temannya.
"A yang terakhir Anak mama. Soalnya mereka semua deket sama mama ketua mereka" jelas Kara yang mendengar obrolan circle tetangga tadi malam.
"Tante inggit maksud Lo?" tanya Melinda yang hafal dengan silsilah keluarga itu.
"Kok kenal?" ucap Kara menyelidiki Melinda.
"Mantan gue anak Bata"
"Jangan bilang ketuanya mantan Lo?" tambah Aylin lumayan tahu tentang mereka dari Kio.
"Please bilang nggak" jelas Kara yang terkaget-kaget dengan semuanya. Sekolah mereka sangat jauh. Beda wilayah.
"100 buat Lo. Jangan dibahas lagi atuh. Nanti aing teu gamon. Aing te berusaha buat mupon. Dia baik. Waktunya aja yang nggak tepat. Kalian inget nggak waktu awal masuk muka gue kayak sedih terus seminggu. Karena gue putus. Gue putusin abis itu diiyain. Menurut Lo? gue mau putus? kagak anjay. Gue mau dibujuk. Dan lo tau apa. Dia abis tauran nggak jelas. Gue ajak putus. Ya diiyainlah. Dia kalau jumlah" Jelas Aylin dengan berbagai gesturnya. Melinda baru membicarakan hal ini sekarang dengan mereka semua. Karena hubungan keduanya yang backstreet tanpa diketahui pihak manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABDULEA
Teen FictionRedgenters theseries - Ada hal yang tak perlu diucapkan tapi bisa dibuktikan. - kuy merapat:):)