ABDULEA 28

33 3 1
                                    

Happy Reading

-

-

"NGGAK MAUU ANJ"

"AAAAA HIKS"

Suara tangisan dan teriakan itu terdengar jelas ditelinga Zen. Zen berusaha mencari sumber suara itu. Dan menemukan Alea berada disana. Alea meringkuk dalam tubuhnya sendiri. Alea yang terlihat begitu lemah. Menenggelamkan wajahnya di atas lututnya yang rapuh.

"Woi? Alea?" Panggil Zen pada perempuan itu. Tampang datar cowok itu tertera disana.

"PERGI..."

Alea berteriak tanpa melihat orangnya. Mereka sedang berada di gudang saat ini.

Bukannya pergi Zen mendekat kesana. Alea tidak menggunakan seragamnya. Melainkan hanya tanktop hitam dan rok seragam pendeknya yang masih dipakai lengkap.

Zen hanya memakai kaos putih saat ini. Dan celana jeans. Tidak bisa seperti gentleman. Karena hanya kaos putih itu yang dipakai.

"Tunggu disini" suruh Zen pada Alea. Sedangkan diujung sana seseorang menyeringai senang musuhnya telah pergi.

"Gue inget janji lo. Sampai ketemu lagi cantik"

"GUE NGGAK TAKUT" Balas Alea sambil menangis. "Lemah banget lea. Nggak boleh gini hiks"

"Aaaaaaaaa"

"Nggak bisaa"

"Tolong" teriak Alea lemah melihat sekitarnya. Walaupun sudah sering berpenampilan seperti ini tetap saja. Alea butuh baju seragamnya yang diambil pak Bandi tadi.

Handphone Alea dan tasnya berada dikelas. Kesialan datang berturut-turut datang padanya hari ini.

Kenapa harus Zen yang ada disini. Tunggu tadi Alea melihat Abdul dan Zen berbarengan. Tapi kenapa hanya Zen yang datang padanya.

Sedangkan disisi lain, Abdul sedang berbicara dengan Pak Bandi. Abdul diminta tolong gur BK mencari pak Bandi.

"Pak" teriak Abdul memanggil bapak bapak yang tidak bisa dibaca itu. Abdul melirik pada bapak itu. Terdapat baju putih dipegang pak Bandi yang cepat cepat disembunyikan ketika Abdul panggil tadi.

"Bapak dicari buk dini pak. Katanya BK ada kasus baru" jelas Abdul pada Pak Bandi.

"Iya. Pergi kamu" balas Pak Bandi pada Abdul.

"DUL" Teriak Zen mengkode Abdul dengan matanya. Walaupun tidak terlalu jelas. Tapi kode Zen seakan melihat kearah baju yang dipegang pak Bandi.

Abdul dengan cepat membalikkan tubuh pria itu. Dan mengambil baju putih yang dipakai Senin Selasa Wijaya.

Abdul membaca nametag yang tertera dibaju itu.

"KAMU BERANI-"

Abdul menggelengkan kepalanya.

"Guru cabul" balas Abdul pada pak Bandi.

Bugh

Abdul memberikan satu pukulan pada pak Bandi. Dan membuat lelaki itu terhuyung jatuh. Badan pak Bandi pendek untuk ukuran seorang laki-laki.

Abdul menarik kerah pak Bandi lagi.

Bugh

Bugh

"Udah dul" tarik Zen pada baju Abdul. Jika terus dibiarkan nanti Abdul juga yang akan menahan rasa bersalah walau tidak salah memukuli pelaku kejahatan seksual.

"Mati aja gue nggak peduli" balas Abdul pada Zen.

Bugh

Bugh

ABDULEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang