Happy Reading
-
-
-
"KLARIFIKASI BANGSAT"Ngegas Agam pada Abdul.
"masih inget dosa gue"balas Abdul duduk di tepi lapangan Basket. Mereka semua baru selesai olahraga basket sore hari disekolah. Dion sudah pulang sejak tadi dengan pacarnya. Tinggallah mereka ber-empat dan tim sekolah yang akan ikut turnamen.
"Terus mana nih yang lo pilih?"
"pilih apa?"
"Anak Teater atau anak dance?"tanya Kio pada Abdul sambil terkekeh.
"mereka bukan pilihan."Abdul melirik seseorang yang sedang membawa minuman ditangannya. Perempuan dengan baju superketat itu baru selesai latihan dance."Tapi kayaknya anak teater lebih menggoda"
Abdul bisa melihat mimik wajah perempuan itu langsung berbeda. Abdul tersenyum miring.
For you information, Alea langsung meninggalkan lapangan setelah berkata demikian didepan banyaknya warga sekolah dan Anak Redgenters yang memperhatikan mereka. Alea masih gencar mendekati Abdul sampai saat ini. Alea sudah bertekad untuk bisa menjadikan seorang abdul pacarnya.
Muhammad Abdul. Alea sepertinya menaruh perasaan berlebih pada lelaki itu. Terhitung sudah dua hari sejak kejadian dilapangan waktu itu. Alea memilih banyak memperhatikan abdul dan memberikan lelaki itu perhatian kecil. Tidak peduli apakah lelaki itu risih atau tidak yang jelas Alea bangga bisa mengenal seseorang seperti Abdul.
Menurut Alea abdul itu calon imam yang baik untuk dirinya. Amin.
"Kalian lagi bahas apa?" tanya Alea pura-pura tidak tahu. Abdul mengubah mimik wajahnya menjadi datar.
"lagi bahas gue ya?"
"Mimpinya nggak usah ketinggian"jawab abdul cepat pada Alea.
"kata bu ris harus punya mimpi yang tinggi"
Zen,Agam dan Kio yang melihat perdebatan antar umat manusia itu memilih melanjutkan mainnya di lapangan. Sedangkan Abdul memilih rehat sejenak dan menutup matanya menetrasikan nafasnya.
"Minuman buat kamu"ujar Alea menyodorkan Good day rasa kopi itu pada Abdul. Abdul membuka matanya dan melihat apa yang dilakukan wanita itu.
"Makasi tapi gue nggak suka kopi"
Alea menarik nafas lelah. Alea memang tidak tahu apa yang disukai lelaki itu apa yang tidak. Tetapi setidaknya Abdul sudah berterima kasih padanya.
"Kenapa kamu bisa suka sama dia?"tanya Alea pada akhirnya. Jujur alea sangat kepo dengan alasan yang akan dikeluarkan Abdul.
"nggak punya alasan"
"aku juga sama. Nggak punya alasan untuk nggak jatuh cinta sama kamu"ucap alea tersenyum manis. Entah apa yang ada dalam pikiran perempuan muda itu.
"Nggak nanya"balas abdul padat singkat dan jelas.
Alea mengambil ikat rambut yang ia jadikan gelang ditangannya. Salah satu trik membuat abdul menoleh padanya dengan cara membuat abdul membantunya mengikat rambut. Itu hanya pemikiran Alea saja.
"yaudah. Bantuin aku ikat rambut. kegerahan"pinta Alea pada Abdul agar lelaki itu mencium bau harum dirinya. Ini adalah trik guys.
"Bisa nggak sih nggak nyusahin. Masih punya tangankan lo?"
"Tangan aku lagi sakit, tadi keseleo pas latihan"
"Ribet bat dah hidup lo"
Abdul mengambil aqua dari dalam ranselnya. Meminumnya hingga tinggal setengah dan berdiri berniat pulang karna sebentar lagi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABDULEA
Teen FictionRedgenters theseries - Ada hal yang tak perlu diucapkan tapi bisa dibuktikan. - kuy merapat:):)