ABDULEA 38

44 3 0
                                    


Happy Reading

-

-

"Agam kenapa dul?" Tanya Dion yang baru selesai melepaskan helmnya. 

"Galau bang" bukan Abdul yang menjawab namun Kio yang sudah menyenggol bahu Agam agar cowok itu semangat

"Halah palingan gara gara bang cecep nggak ngesave dia" ucap Abdul menimpali obrolan itu.

"Beda yaa. Tapi itu emang bener bener sakit hati gue. Bayangin bang Cecep?? Cs gue selama telat"

fyi, satpam sekolah yang mudah akrab dengan muridnya. Tipekal bapak bapak friendly nomor satu di Wijaya.

Pas sekali mereka ada di parkiran saat ini. Bang cecep sedang membantu anak anak memarkirkan motornya. Terutama yang perempuan. Kebanyakan tidak rapi memarkirkan motornya.

"Bang Cep" Sapa Dion pada Satpam sekolah itu. Bertugas hanya dari hari senin sampai rabu.

Bang Cecep melihat kearah mereka.

"Jangan sapa gue bang" balas Agam dramatis pada mang Cecep.

"Maaf atuh mamang teu ngerti simpan nomor"

"trus kenapa nomor Dion sama abdul mamang sab" Agam berdiri disamping Abdul. Abdul mendorong bahu Agam agar berhenti membahas ini.

"Anak mamang yang ngesap"

"Perempuan yaa mang? tau aja yang ganteng" kali ini Kio yang menanggapi.

Abdul jengah sekali dengan Agam.

"lo cocok gam join trend dramatic Agam understanding mang Cecep"

Kedatangan mereka diparkiran selalu membuat ramai. Anak Wijaya selalu memperhatikan hal itu. Belum lagi dengan semua privilage yang mengatas namakan orang tua mereka.

"Jangan banyak tingkah gam. Dicariin sisil tu" ucap Dion menunjukkan seorang perempuan yang baru baru ini dekat dengan Agam.

"Memang benar benar galau Abang yang satu ini" Balas Kio yang teringat tanggal pengkitbahan sepupu Abdul.

"Dul sepupu lo beneran kawin?" tanya Agam memastikan. Selama ini dirinya hanya dimakan omongan teman temannya. 

"Dia masih bingung. Kecantol yang beda agama"

"Lo taukan itu siapa" Tanya Agam dalam mode serius saat ini. 

"Nggak"

"Please dul. Gue yang ngeyakinin dia kemarin. Gue kerumahnya" jawab Agam yang membuat Abdul terkejut. 

"Ketemu kakek?"

"Gue ditonjok karena gue nggak punya hak untuk bersuara tentang perasaan gue." Balas Agam menunjukkan area mukanya yang memerah. Sudah tidak terlalu jelas. Namun siapapun bisa mengetahui jika itu adalah luka dari pukulan. 

"Salah besar lo Gam. Buang buang waktu"

"Kalau gue nggak kesana nanti sepupu lo nikah. Gue galau."

"Rania 2 tahun lagi baru nikah. Bukan sekarang"

"Tetap aja nikah siri duluankan walau ldr sama si rahim anjing itu"

"Temboknya tinggi gam. Susah. Ingat kata pak parkir Gam" Ucap Kio menyimak obrolan keduanya dari tadi.

"Gue bisa. Gue belajar woi. Gue kali ini serius. diantara banyak manusia yang gue godain yang gue sapa yang gue perhatiin. Mata gue tetap menatap sama Rania."

"Kalau karena nafsu gue bunuh lo"

"Naluri gue dia jodoh gue. But who know kalau nggak diusahakan" 

"Rispect king"

ABDULEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang