3 - Mencuri Pakaian

20 4 0
                                    


Pagi-pagi sekali, Riana sudah meninggalkan rumahnya. Ia melangkah keluar untuk menghirup udara segar sambil menikmati keindahan matahari terbit. Fajar adalah waktu kesukaannya, terutama saat matahari perlahan-lahan muncul dari balik cakrawala. Hari ini adalah hari yang dinantinya—hari memanen hasil kebun kecilnya.

Dengan mengenakan baju putih berlengan panjang yang dipadukan dengan pinafore berwarna coklat tua yang menggantung hingga sebetis, Riana tampil siap berkebun. Sepatu bot kulit yang senada melengkapi penampilannya. Ia tidak lupa membawa keranjang dan juga mengenakan topi anyaman yang selalu setia bertengger di kepalanya, menutupi rambut merahnya dari terik matahari.

Entah mengapa, pada hari ia menemukan Ivander, Riana tidak mengenakan pakaian berkebun biasanya. Ia hanya memakai celana panjang berwarna cokelat tanpa mengenakan topi, dan tidak membawa keranjang karena tidak ada hasil panen yang harus dipetik. Dalam bayangannya, jika ia mengenakan pakaian berkebun lengkapnya itu, ia bertanya-tanya bagaimana caranya membawa tubuh Ivander dengan mudah—apalagi dengan topi anyaman besarnya itu. Sungguh merepotkan!

Hari ini, Riana akan memanen buah aprikot. Warna kuning keoranyean buah-buah itu terlihat segar dari kejauhan. "Buah-buahku, aku datang!" seru Riana dengan riang.

Senyuman indah tersungging di sudut bibirnya saat tangannya sibuk memetik buah-buah aprikot dan memasukkannya ke dalam keranjang. Meskipun kebun miliknya cukup luas, Riana tidak menyerah, ia sangat serius dalam merawatnya, bahkan ia sudah belajar berkebun sejak usianya lima tahun.

"Aku mencarimu ke mana-mana."

Tak! Gunting kebun yang tergenggam erat di tangannya terjatuh saat ia terkejut akan kehadiran sosok laki-laki yang berdiri tepat di sampingnya. Setelah memastikan siapa dia, Riana menghela napas lega.

Raut wajah kesal tergambar jelas ketika Riana mencebikkan bibirnya, ia menoleh ke arah Ivander dan menyadari bahwa laki-laki itu sudah mengenakan baju dan sepatu. Ingatan akan meminta pakaian milik pamannya tiba-tiba muncul. "Aku akan meminta pakaian pamanku setelah aku selesai bekerja."

"Tidak masalah, aku bisa mengenakan pakaian ini."

"Berhari-hari?" tanya Riana tidak percaya. Bagaimana mungkin seseorang mengenakan pakaian tanpa menggantinya?

"Ck, bukan begitu," jawab Ivander, berdecak kesal. Ia melayangkan tatapan kecewa pada Riana yang tidak menangkap maksud dari perkataannya. "Aku bisa mengenakan pakaian ini sementara, jadi kau tidak perlu terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaanmu."

"Oh."

"Ini kebun milikmu?" tanya Ivander, mengalihkan. Sorot matanya menatap luas ke beberapa petakan lahan.

"Ya, begitulah," jawab Riana singkat, tangannya sudah kembali memegang gunting kebun untuk memotong tangkai buah aprikot yang sudah matang dengan hati-hati.

"Aku akan membantumu." Ivander lalu langsung ikut memetik buah aprikot menggunakan tangannya. Meskipun tidak serapi menggunakan gunting kebun, bantuannya cukup membantu Riana menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat. Terutama saat ia harus memetik buah dari batang pohon yang tinggi.

Sebenarnya, jika dilihat secara kasat mata, kebun milik Riana lumayan luas. Namun, ia tidak mengerjakan semuanya sendiri, ia membagi kebun menjadi beberapa petakan lahan. Setiap musim berganti, ia pun mengolah kebunnya sesuai dengan tanaman apa yang akan panen. Terkadang, ia dibantu oleh tukang kebun panggilan, sehingga pekerjaannya lebih mudah dan tidak berat. Pamannya selalu memastikan Riana tidak akan kelelahan dan jatuh sakit, ia diam-diam selalu memperhatikan Riana dari jauh.

****

Matahari belum sepenuhnya berada di atas kepala, tetapi sudah cukup membuat Riana dan Ivander merasa kepanasan. Setelah selesai memetik buah aprikot, mereka beristirahat di bawah naungan pohon sambil memakan beberapa buah untuk mengganjal perut yang lapar. Rasanya sangat segar! Meski begitu, Riana masih merasa haus, ia mengambil botol kaca yang telah diisi air segar dari dalam keranjang, lalu segera meneguknya.

Waiting For Lover (Menanti Kekasih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang