Satu hal yang Alvaro tidak sukai dari Alsha kekasihnya,ialah sikap Alsha yang tidak takut kepada dirinya.Alvaro hanya ingin kekasihnya patuh dan mengangguk setiap ia mengatakan perintah atau larangan hanya itu saja.Tetapi sangat sulit sekali membuat Alsha menuruti setiap perkataannya.Alsha selalu saja banyak beribu kata untuk membalas kembali perkataan yang di lontarkan Alvaro.
Rasa cinta dan kasih sayang yang begitu tulus dan besar Alvaro berikan kepada Alsha yang mana tidak cukup membuat Alsha menjadi perempuan yang Alvaro inginkan.
Jujur saja Alvaro lebih suka perempuan yang memiliki sikap lemah dan lembut, terlebih takut dan tunduk pada dirinya.
Bahkan Alvaro memenuhi kebutuhan Alsha dan selalu memanjakan untuk membuat Alsha ketergantungan pada dirinya dan tak akan memandang laki-laki lain dan tidak ada keinginan untuk berpaling.
Karena semua yang ada pada dirinya adalah sesuatu yang Alsha dambakan.
Wajah yang tampan, royal, perhatian dan sangat kaya.
Dan juga setia..
..Nyatanya sangat sulit untuk mengendalikan perempuan seperti Alsha.
Dengan besar hati Alvaro tidak menyukai sikapnya ini yang sangat tempramental.Karena hasil akhirnya hanya ada penyesalan dan penyesalan yang begitu mendalam,bukan Alvaro tidak bisa menahannya hanya saja sikap Alsha yang seakan meremehkan emosi Alvaro membuat Alvaro tidak segan-segan melayangkan tangannya ke wajah Alsha.
Apalagi melihat wajah menantang Alsha yang masih berani memelototi nya membuat amarah yang ingin Alvaro pendam seketika membludak ingin di lampiaskan.
Seperti saat ini Alvaro tidak hentinya memukul stir mobilnya di tengah gelapnya jalanan.
"Sialan lo Alvaro, harusnya lo bisa tahan emosi lo monyet."Kepalanya tertumpu pada tumpukan kedua tangannya yang berada diatas stir mobil.
"Sialan!kenapa gue gak bisa kontrol emosi gue."Wajah Alvaro mengadah Keatas untuk menekan emosi yang tidak membaik setelah dilampiaskan pada stir mobilnya.
"Gue gak akan kaya gini kalau Alsha gak sembarangan ngomong udahan."Ujarnya seraya menyandarkan punggungnya pada jok mobilnya.
"Kayaknya gue terlalu manjain Alsha.Karena selalu manjain dia dan selalu nurutin yang Alsha mau jadi dia seenaknya sama gue dan berani ngomong udahan dengan mudah."
"Mulai sekarang gue jangan terlalu manjain dia,biar dia ngerasa gimana sikap gue kalau udah gak perduli sama dia."Alvaro menancap gas nya berlalu pergi dari tempat depan gang kost-an Alsha.
Jarak kontrakan Alsha ke kampung halamannya hanya membutuhkan sekitar 2jam kurang jika tidak ada kendala macet,dan Alvaro hanya membutuhkan 1 jam setengah untuk berada di kediaman mewahnya.
Karena semakin malam tidak banyak kendaraan berlalu lalang sehingga membuat Alvaro bisa dengan mudah untuk membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Den Alvaro mau bibi siapkan air panas untuk mandi malamnya."Ujar salah satu pembantu tetap di kediaman Alvaro.Melihat sang majikan yang baru saja membuka pintu ruang utama,nada bicaranya berusaha sesopan dan sepelan mungkin karena raut wajah Alvaro yang sangat datar dan takut untuk dipandang.
"Mom sama Dady ada dimana?"Melihat mobil Ibu dan ayahnya di bagasi tadi.Bahwa Ayah dan Ibunya pulang malam ini dari dinas pekerjaan mereka dari luar negeri.
"Nyonya sama tuan ada dikamar den,tadi mereka menanyakan kepulangan den Alvaro."Ujar pembantu itu.
"Yaudah bibi ke kamar siapin air anget buat mandi,Varo mau ke kamar mereka."Tanpa memandang sang lawan bicara Alvaro dengan segera menuju lantai 2 di mana orang tuanya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO {On Going}
Teen Fiction"WARNING" ⚠️ MENGANDUNG KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN ⚠️ Rasanya Alsha ingin berteriak bagaimana kasarnya Alvaro ketika marah. Dimata teman-teman Alvaro dirinyalah yang terlihat seperti penjahat. Alvaro yang tempramental dan Alsha yang tidak mau k...