Bab 7

4.4K 208 23
                                    

Saat ini Alsha tengah bersiap untuk keluar dari khost-annya.
Dia ingin membeli bahan makanan yang sudah habis.
Sebenarnya dia sangat malas menyetok bahan makanan untuk sebulan seperti beras, minyak goreng dan lainnya, karena sering makan di luar bersama kekasihnya jadi bahan makanan untuk setok satu bulan terasa sia-sia yang ada nantinya akan basi dan berjamur.

Sekarang ini setelah Alvaro pergi dari khost-annya ia langsung bergegas mandi dan melihat kearah rak di dapur yang menyatu dengan ruang tengah banyak sekali bahan makanan yang kosong bahkan beraspun tinggal satu gelas cangkir teh saja.

Belanja kali ini Alsha mengajak Laila.Tentu saja dia tidak ingin berbelanja seorang diri meskipun Alsha belanja di warung depan gang perkampungannya.Tempatnya tidak terlalu jauh dari kontrakan Alsha.
Jika berjalan kaki memang lumayan jauh sekitar 15 menit akan sampai,karena memakai motor milik Laila tempuh jarak hanya sekitar 7 menit kurang.

Mengingat eskpresi Laila sebelum masuk kekamarnya membuat Alsha sedikit tertawa.

Sebelum Laila pulang dari khost-annya Alsha yang khawatir akan keadaan sahabat nya itu dia pulang kerumahnya setelah membelikan makanan untuk Alsha.
Dan Laila diminta Alsha untuk kembali lagi ke khost-annya setelah ganti baju dan ijin pada orang tua nya,menemani Alsha yang butuh teman cerita.

Bagi Laila ketika bercerita tadi pada Alsha dirinya sangat sial ketika kembali lagi ke khost-annya Alsha ternyata ada keberadaan Alvaro.

Pintu depan terkunci.Alvaro yang menguncinya karena dia mempunyai duplikat kuncinya,yang memang setiap pintu kontrakan yang Alsha singgahi di setiap pintu diberikan  2kunci oleh pemiliknya.

Laila yang tidak tahu ada keberadaan Alvaro di dalam dengan santai mengetuk pintu dengan kencang seraya berteriak,

"Woi buka pintunya!dede inces sudah dimari!"teriak Laila.

Teriakan Laila membuat kedua insan yang sedang menghisap satu sama lain di kasurpun sedikit terganggu.

Saat itu Alsha menatap wajah Alvaro dari bawah, posisinya memang dibawah Alvaro dan kini baju tidurnya pun sudah terbuka sebagian kancing nya karena ulah Alvaro.

"Masih temenan sama Laila."Itu kata yang keluar dari Alvaro yang kedua tangannya masih menahan disisi kanan kiri pundak Alsha agar tidak menimpa tubuh Alsha.

"Laila satu -satunya temen yang aku punya disini."Permintaan Alvaro untuk tidak berteman dengan Laila ternyata bukan candaan.Alsha kira Alvaro saat itu hanya emosi ternyata dia berkata serius.

"Woiii lama banget nyet!udah sore nih!lo didalem kan?"Teriakan Laila terus berkumandang.

Guratan keberatan terbaca jelas dari wajah Alvaro.Alsha tidak ingin suasana ini menjadi bumerang bagi keduanya,mereka baru saja berbaikan.

Alsha sedikit mendorong Alvaro agar segera beranjak dari tubuhnya dan Alvaro yang mengerti pun segera beranjak dan membenarkan kancing baju tidur Alsha.

"Abis isya aku jemput.Orang tua aku pulang kemarin malam,mom minta ajak kamu kerumah."

Ini bukan ajakan pertama kalinya.Ibu Alvaro memang sering mengajak Alsha singgah kehuniannya tetapi bukan berarti sering yang benar-benar sering bertemu.
Pertemuan Alsha dan ibu Alvaro bisa dihitung hanya 5 kali saja, itupun yang pertama setelah Alsha dan Alvaro yang hubungannya menginjak setelah satu tahun,Alvaro memperkenalkan Alsha pada kedua orang tuanya.

Dan ke 4 lainnya jika orang tua Alvaro tidak sibuk seperti sekarang ini meminta Alsha untuk mendatanginya.

"Gak bisa lain kali aja."Dan jawaban Alsha membuat ekspresi wajah Alvaro berubah datar dalam hitungan detik.

ALVARO {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang