"Si binal kemana nih gak masuk?"Niko bertanya kepada Laila,karena tidak ada keterangan apapun dari Alsha ketidakhadirannya di sekolah.
"Masuk rumah sakit dia Nik."
"Serius!ko lo gak ngabarin gue sih La,si lonte juga gak ngasih tau gue sedangkan lo dikasih tau."
"Kemarin malam Alsha sempet nginep dirumah gue,"Niko sedikit mengerutkan keningnya.
"Cerita awalnya gini.Sepulang karaoke gue dapet notif panggilan dari Alsha,gue telpon balik.Dia ribut sama pacarnya.Lo tau nik muka Alsha ya ampun babak belur,ngeri gue liatnya."
"Gue kesel deh sama si Alvaro,iya sih ganteng tapi kasar anjir.Lagian si binal Alsha masih aja bertahan.Herman deh."
"Dia nginep di rumah gue supaya tante Fani sama neneknya gak tau soal muka nya,gue pura-pura di tinggal keluarga biar Alsha bisa alesan nginep di rumah gue."
Niko berdecak.
"Terus kenapa lo gak langsung ngasih tau gue cungkring,dia masih dirumah sakit sekarang? parah pastinya."
"Gue gak tau dia masih dirumah sakit atau enggak nya,karena pas semalem gue mau ikut kerumah sakit gak di ijinin Alvaro."
Sampai saat ini Laila masih sedikit sakit hati dengan penolakan Alvaro untuk tidak ikut mereka kerumah sakit, padahal bukan cuma Alvaro yang khawatir dirinya pun sama halnya.
"Udah gitu nomornya gak aktif sampe sekarang."
"Si Alvaro bener -bener kurang ajar ya.Kasian gue sama temen lonte gue."
"Nik."Panggil Laila yang langsung di sauti oleh Niko."Gue mau ngungkapin sesuatu,gue berharap cerita ke lo bakal ngilangin keganjalan dihati gue."
_
_
_
_
_"Lo mau bergerak sekarang?"
"Gue rasa udah saatnya lo mulai deketin Alsha,sekarang dia udah sendiri."
Terdengar helaan napas dari lawan bicara.
"Lo sendiri?gimana?"
"Gue bergerak secara perlahan buat Alvaro bisa ngelirik gue,lo tau sendiri Alvaro itu dinginnya ngalahin kutub."Ya perkataannya diangguki oleh lawan bicara.
"Harus secara sehat,"Tekannya,"Gue mau lo berjuang tanpa harus nyakitin Alsha semisal Alsha masih menjadi pion di hati Alvaro."Yang diajak bicara pun mengangguk.
"Kali ini gue berharap Alvaro bisa melihat gue yang selalu setia menunggu dia sampe sekarang."
-
-
-
-Langit-langit putih lah yang pertama kali Alsha lihat ketika membuka mata.
Nyawanya masih melayang membiarkan otak sensorik nya bekerja dan diterima baik oleh saraf motorik.
Alsha menghela nafas sabar dan kedua matanya terpejam guna meresapi semua yang terjadi dengannya dan Alvaro bukanlah sebuah mimpi.
Ini nyata dia dan Alvaro telah usai.
Hati Alsha tenggelam saat teringat kembali kata-kata yang Alvaro layangkan jika dirinya egois,yang membuat Alvaro merasa sakit hati dan kecewa.kali ini benar-benar segalanya akan berbeda di antara mereka berdua.Beginikah akhirnya?Apakah mereka sudah selesai?Alsha pikir dirinya masih memiliki sesuatu yang istimewa di hati Alvaro.
Alsha bergerak bangun untuk bersandar kepada kepala ranjang rumah sakit.
Menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya saat perbuatannya menyakitkan bagi Alvaro.Dia tahu bahwa dia kadang-kadang bisa menjadi sedikit pemarah,tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa Alvaro melihatnya sebagai orang yang egois dan kejam.
"Sudah sadar rupanya."Suara itu, dengan cepat Alsha melihat kearah sumber berasal.
Tersenyum kecut.Alsha fikir itu adalah Alvaro nyatanya,,
Siapa pria itu?
"Maaf.Kamu siapa?"Laki-laki itu mendekat membuat Alsha memundurkan badannya,Alsha sedikit takut dengan tatapan matanya.
KALIAN BISA BACA KELANJUTAN CHAPTER INI DI KARYA KARSA.
CARANYA:KETIK"Wzxn22"
HANYA RP 5K KALIAN BISA BACA 3 BAB SEKALIGUS.
{Agler Biantara Ganendra}
"ANDA PEMBACA YANG HEBAT JIKA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN"
8Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO {On Going}
Teen Fiction"WARNING" ⚠️ MENGANDUNG KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN ⚠️ Rasanya Alsha ingin berteriak bagaimana kasarnya Alvaro ketika marah. Dimata teman-teman Alvaro dirinyalah yang terlihat seperti penjahat. Alvaro yang tempramental dan Alsha yang tidak mau k...