Bab 20

3.8K 194 50
                                    

Happy Reading


Alsha POV

Setelah disiksa habis-habisan oleh laki-laki berstatus kekasihnya,kini Alsha sedang meringkuk diatas kasur milik Alvaro.

Sekujur tubuhnya sangat sakit dan rasa perih serta ngilu diwajahnya pun masih terasa.

Tidak ada yang menolong nya saat itu.

Alsha melihat dengan jelas wajah asisten rumah tangga itu yang tidak mau menolong dirinya.
Ada begitu banyak harapan yang Alsha rasakan saat itu dengan adanya kehadiran sosok wanita baya yang nyatanya hanya berdiam diri mematung menyaksikan dirinya di hajar habis-habisan oleh anak majikannya.

Jika bukan karena ia pingsan,Alvaro mungkin masih belum puas memukuli dirinya.

Bernafas pun sesak.Menghirup udara pun rasanya sangat pengap.

Harga dirinya hilang.Setelah itu kekerasan fisik Alsha terima.Bukankah itu sangat menyedihkan?malang sekali nasibnya sungguh Alsha sudah tidak kuat untuk menggerakkan anggota tubuhnya.

Sosok bejad dan bajingan entah panggilan kasar apalagi untuk Alsha berikan kepada Alvaro.
Dadanya begitu sakit dan rasa sakit itu bukan disebabkan oleh luka.

Perasaannya saat ini masih mengambang.Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.Kemarahan Alvaro kali ini tidak seperti biasanya,bukan tidak kasar melainkan lebih mendominasi kemarahan.Biasanya laki-laki itu tidak akan lama jika berbuat kasar kepada dirinya,dia akan langsung tersadar saat itu juga.

Alsha masih terngiang ketika kaki pemuda itu melayang menghantam wajahnya.Harga dirinya merasa terinjak,dan lebih daripada itu juga rasa hina yang sekarang tertanam di tubuhnya semakin membuat perasaan jijik kepada dirinya tak terelakkan oleh Alsha.

Alvaro tempramental,Alsha tahu.Tapi entah kenapa dirinya tidak bisa jika harus menurut dan ada yang mengganjal jika tidak berbicara kasar kepada kekasihnya.

Alvaro sendiri yang membuat mulutnya berbicara kasar,perasaan cemburu Alvaro itu mengalahkan perasan cemburu yang Alsha milliki.

Cinta Alsha sangat besar dan tak terkalahkan dan Alvaro pun sama memiliki rasa cinta dan kasih sayangnya yang begitu besar dan tak mau terkalahkan.

Seumur hidup itu lama.Alsha tidak tahu mampukah dia bertahan dengan sosok yang begitu kasar,egois dan selalu ingin menang dan juga di dasari dengan sifat bahwa dia memang harusnya diatas,seolah berpacu pada kalimat jika perempuan itu adalah mahluk lemah dan sepatutnya laki-laki adalah ras terkuat.
Alsha terbebani dengan kalimat yang seperti itu yang memang tidak bisa diapikan jika benar perempuan itu lemah seperti dirinya saat ini.

Lemah bukan berarti tak mampu.Alsha perempuan keras kepala yang sedari kecil di didik oleh ayahny dijadikan wanita yang tangguh serta di ajarkan lebih mandiri.Tidak akan dia mau menunduk di bawah telapak kaki laki-laki dan patuh seperti orang idiot yang tidak bisa berbuat apa-apa yang akhirnya hanya bisa terdiam.

Melihat jam yang menempel di depan tempat tidur yang ia tempati,yang menunjukkan pukul 17.49 menit.

Sebentar lagi mau maghrib.

Alsha segera tersadar.Dia keluar dari rumah neneknya lumayan lama,pasti nenek dan tante nya mengkhawatirkan dirinya yang tak ada kabar sama sekali meskipun Fani tahu jika keberadaannya berada di rumah Alvaro.

Namun tetap saja wanita itu akan khawatir.
Dirinya belum lama keluar dari rumah sakit.

Saat ini yang ingin Alsha lakukan ialah mengambil ponselnya yang masih di pegang oleh Alvaro,ingin melihat adanya pesan atau panggilan yang mungkin saja di kirim Fani pada dirinya.

ALVARO {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang