Bab 16

2.8K 203 23
                                    


Alvaro fikir ayah Alsha yang ingin bicara berdua dengannya akan menyuruh dirinya untuk meninggalkan putri kesayangannya,jika dilihat selama Alvaro menjalin hubungan dengan Alsha ayah kandung Alsha ini terlihat tidak menyukai Alvaro.

Nyatanya bayangan dikepala Alvaro dipatahkan ketika ayah Alsha berkata:,

"Terimakasih nak Varo atas kebaikan nak Varo kepada putri bapak."Alvaro dibuat tertegun ketika mendengar ucapan terimakasih yang terdengar tulus di bibir beliau.

Alvaro tersenyum tipis "Sama-sama pak,tapi saya ngelakuin semua ini karena sayangnya saya sama putri bapak."

Tercetak senyuman di wajah ayah Alsha, sedikit menggeser posisi duduknya agar lebih leluasa untuk mengeluarkan suaranya,menatap mata bewarna itu dengan pandangan yang sulit Alvaro tebak.

"Bapak tanya boleh?"Ujar ayah Alsha.

Alvaro mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berdua berada di kantin rumah sakit.Fani memanggil Alvaro untuk datang kesini menemui ayah Alsha yang ingin berbicara pada dirinya.

"Maaf kalau pertanyaan bapak tidak sopan.Apa kamu sama Alsha pernah melakukan hubungan seks?"Ada nada ketakutan yang Alvaro tangkap dari ayah Alsha,guratan kecemasan dari sisi wajahnya pun terlihat begitu jelas.Nada dari seorang ayah yang takut kehilangan sesuatu yang berharga dijaga dengan susah payah untuk putri nya.

Alvaro menatap ayah Alsha dengan senyuman begitu tipis dari bibirnya, menatap ayah Alsha dengan aura yang tenang "Varo gak tau tanggapan bapa ke Varo seperti apa? mungkin bapak liat Varo seperti seorang berandalan karena berasal dari ibu kota,atau mungkin menilai Varo laki-laki nakal karena dari segi pakaian."Alvaro bisa melihat ada rasa tersinggung dari beliau,karena sesekali ayah Alsha menelan ludahnya serta memposisikan duduknya yang terlihat tidak nyaman.

"Tapi sebejad-bejadnya Varo sebagai laki-laki,senakal-nakalnya Varo bergaul,jika menyangkut seseorang yang Varo cintai bahkan Varo takut sosok nya hilang,menjaga dan melindungi itu rasa yang Alvaro berikan terhadap anak bapak."

"Varo juga manusia tidak luput dari khilaf dan nafsu.Kita menjalin hubungan dari kelas dua SMP sampai saat ini,bapak bisa lihat anak bapak masih utuh dan baik-baik aja sekarang."

"Bapak bisa tanya langsung sama putri bapak."

"Sebelumnya Varo minta maaf jika ada ucapan Varo yang menyinggung bapak."

Sebenarnya Alvaro ini memang tidak pernah terlihat tidak baik jika dari sudut pandang ayah Alsha.
Dilihat dari Alvaro rela mengeluarkan uangnya secara percuma untuk membayar kontrakan putrinya tempati serta tak tanggung-tanggung memasuki Alsha ke ruangan VVIP.

Hanya saja naluri seorang ayah sangat tidak bisa ayah Alsha hindari,dari segi manapun Alvaro ini memang terlihat tulus kepada putri nya.

Jika boleh berkata keluarganya bisa dibilang hanya keluarga berkecukupan,dirinya hanya mandor bangunan yang gajihnya tidak terlalu banyak.
Sedangkan laki-laki dihadapannya ini memiliki segala sesuatu yang bisa dapat dengan begitu mudah.

"Tidak apa nak Varo,boleh bapak tanya satu pertanyaan lagi?"Ayah Alsha melihat Alvaro mengangguk tipis di iringi dengan senyuman manisnya, berbanding terbalik dengan hati Alvaro yang sedari tadi mengumpat kepada ayah Alsha karena banyak bertanya dan meragukan perasaannya kepada Alsha.

Alvaro sangat tidak menyukai dan benci kepada orang-orang yang meragukan perasaannya.

"Boleh pak silahkan."Ujar Alvaro.

"Apa yang membuat Alvaro memilih anak bapak?dari segi wajah anak bapak tergolong biasa aja?"Alvaro sangat benci bahkan ingin mencekik leher siapapun jika ada yang berkata seperti itu.

ALVARO {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang