Bab 14

3.2K 153 23
                                    


Sebelum membaca tekan bintang terlebih dahulu.




"Selamat Membaca"




Kali ini hanya ayah dari Alsha saja yang mengunjunginya,ibunya harus mengurus warung di kampungnya serta adik Alsha yang masih kecil itu mudah sekali sakit jika berpergian jauh.

Niatnya untuk mengunjungi anaknya ke ibu kota yang terkenal macetnya ini,malahan yang beliau dapat kabar tidak menyenangkan dari anak perempuannya yang masuk rumah sakit.

Alsha yang memang bebal untuk mengurangi makanan seperti seblak dan semacam teman lainnya harus menelan kesabaran karena di ceramahi ayahnya.
Memiliki penyakit asam lambung yang sulit sekali Alsha terima karena banyaknya larangan yang harus ia patuhi jika tidak ingin berakhir seperti saat ini.

"Gak pernah dengerin omongan bapak ya kaya gini.Bapak ngoceh larang kamu ini itu buat kebaikan kamu juga kak."Alsha hanya diam sambil berbaring menerima setiap ucapan yang terlontar dari mulut ayahnya.

"Ibu kamu kalau tau kamu masuk rumah sakit bapak yakin kamu disuruh pulang detik ini juga.Mau kamu pulang saat ini juga?"Alsha hanya menggeleng dengan sedikit rasa takut,ayah Alsha ini ialah sosok ayah yang tegas kepada anak-anaknya serta istrinya.

"Gak usah bikin orang tua khawatir kalau gak mau dipaksa pulang kampung."Melihat anak perempuan pertamanya terbaring dengan infus yang menempel membuat perasaannya tidak tenang.

"Setelah keluar rumah sakit pindah kerumah nenek,ngapain kamu sosoan hidup sendiri.Biar bisa bebas sama pacarmu itu."Alsha menelan ludahnya di tenggorokan yang kering,ayahnya memang belum menyukai hubungan Alsha dan Alvaro meskipun hubungan mereka lumayan lama terjalin.

"Engga pak.Alsha cuma gak mau jadi beban nenek."Cicit Alsha.

"Pacar kamu bapak sebut baru kamu nyaut,dimana pacarmu itu?."

Raut wajah Alsha sangat kaku.Untuk apa ayahnya ini menanyakan keberadaan Alvaro,tumben Sekali.

"Masih sekolah pak.Sore mungkin dia kesini."Ayah Alsha memandang Alsha dengan pandangan yang rumit.

"Bapak denger dari tante mu yang bayarin kontrakan sama biaya rumah sakit pacar mu?apa benar?."Sekali lagi raut wajah Alsha semakin kaku,entah Jawaban yang ia berikan akan berdampak apa pada ayahnya.

Dan untuk tante nya yang sangat jujur berkata pada ayahnya,Alsha wajarkan.Berbohong pun akan menjadi bumerang.Ayahnya tipikal orang yang menjunjung tinggi kejujuran.

"Iya pak."Jawab Alsha sangat pelan dan sedikit lirih.

"Uang yang bapak kirim gak mencukupi kebutuhan kamu?sampe ngemis sama pacarmu itu?."
"Jangan mau di injak sama laki-laki Alsha,bapak gak pernah mengajarkan anak perempuan bapak ngemis duit laki-laki."Ucapan yang menusuk memang tabiat ayah Alsha jika dia tidak menyukai sesuatu yang menurut nya salah.

"Pak engga gitu."Alsha bingung kata yang akan ia keluarkan.

"Bapak ganti uangnya,lagian kamu kenapa suka sekali dengan laki-laki berandalan kaya dia.Udah bagus kamu bapak jodohin sama Agam,dia anak yang baik,soleh juga ibadah sama imannya jelas jangan dipertanyakan."

Alsha hanya mengeratkan kedua tangannya di seprai yang ia tiduri, mencengkramnya untuk melampiaskan rasa gundah yang berkelana didalam dada nya.

"Perasaan gak bisa di paksa pak,bapak tau aku anggap bang Agam kaya kakak aku sendiri."Ayah Alsha sedikit berdecih mendengar untaian kata yang Alsha lontarkan.

"Perasaan bisa menyusul.Yang penting dia bisa menjadi sosok yang baik,imam yang baik,dan bisa memimpin keluarganya dengan benar."Alsha tahu ayahnya ini tak pernah mau kalah,dia merasa terpojok.

ALVARO {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang