Bab 15

3.1K 130 15
                                    

Alvaro POV

Setelah membersihkan diri dan makan,Alvaro kini meninggalkan rumah sakit dan segera menuju rumahnya yang lumayan jauh dari sini.

Mengingat kepala sekolahnya adalah adik dari ibunya membuat Alvaro ijin untuk terlambat dengan mudah.
Tubuhnya sangat lelah karena kurangnya jam tidur.
Keadaan Alsha pun masih dibilang kurang baik karena kekasihnya itu masih belum bisa memakan makanan protein dan karbohidrat.

Tadinya Alvaro akan bolos sekolah saja dan lebih baik menemani Alsha sepanjang hari guna meredakan rasa bersalahnya kepada gadisnya.

Jika saja dia mengangkat satu kali panggilan dari Alsha,dan harusnya ia menimbulkan rasa tanda tanyanya ketika sang kekasih terus saja menelponnya berulang kali.Menyesal memanglah sangat amat tidak berguna selain hanya berandai-andai yang tak bisa mengubah apapun selain rasa kecewa.

Menghidupkan motor yang di beri pinjam oleh salah satu temannya,Alvaro segera menjalankan motor tersebut untuk pergi kehuniannya untuk melanjutkan tidurnya yang hanya sebentar.




____________________________

Memasuki jam istirahat Alvaro kini bersama teman-temannya termasuk DAC tengah berkumpul di tempat duduk yang berdekatan dengan lapangan voli.

Alvaro hanya tersenyum tipis menanggapi candaan dan celoteh dari teman-temannya.
Perasaan masih melayang mengkhawatirkan keadaan kekasihnya saat ini.Biasanya ada banyak pesan yang akan Alvaro dapati dari Alsha yang kini sudah seharian belum ada tanda-tanda mengembalikan nada ramai dari ponselnya.

Alsha sepertinya sedang tidur mungkin efek dari obat yang terpaksa harus ia telan.
Tubuh Alsha itu memang lemah meskipun dari luar Alsha terlihat seperti perempuan yang bisa dibilang kuat,tapi kenyataannya Alsha memiliki imun yang lemah yang bahkan jika Alvaro terkena flu detik itu juga Alsha akan langsung tertular.

Teman-temannya yang berbincang mengenai acara kemah pun tak Alvaro gubris,dia hanya menyimak saja.Entahlah semangat Alvaro hari ini tidak begitu ada dalam dirinya.

"Ro gimana ibu negara?"Aciel yang sedari tadi memperhatikan raut muka Alvaro membuat bibir nya sangat gatal ingin bersuara.

"Alsha gimana keadaannya Ro?Gue cerita ke Yura dia mau jenguk katanya."Agam juga ikut penasaran dan baru ingat jika kekasih temannya masuk rumah sakit,hanya Deo saja sepertinya yang tidak terlalu ingin tahu.

"Gak terlalu parah waktu dibawa,cuma perutnya masih belum bisa masuk makanan."Lalu pandangan Alvaro mengarah pada lapangan voli yang di penuhi oleh anak kelas satu yang sedang praktek main voli.

"Seneng dong gak ada yang nahan sama ngintilin lo."Ini Deo yang bersuara dan bicaranya kali ini mengundang tatapan tidak suka dari Alvaro sendiri,bahkan sekitaran rahangnya mengeras dan mulutnya menahan gigi yang sudah beradu.

"Tau apa lo."Ini bukan pertanyaan melainkan nada marah Alvaro untuk menutup mulut Deo yang kurang ajar.

Agam dan Aciel pun tahu omongan Deo kali ini memang keterlaluan.
Memang Alvaro sering mengeluhkan sikap Alsha yang terlalu mengatur dan menahan Alvaro jika ingin melakukan sesuatu seperti acara balapan kala itu.
Jika begitupun Deo tidak berhak untuk menyeruakan nada tidak suka langsung dihadapan Alvaro,dan sikap Alvaro selama ini kepada Alsha sangatlah menjaga dan mereka bertiga pun mengetahui dengan sangat jelas bagaimana bucinnya Alvaro kepada Alsha yang menurut mereka tidak seberapa dari wanita yang menyukai Alvaro.

Dan mereka bertiga pun tidak tahu bagaimana Alsha menahan dan sabar akan siksaan,rasa cemburu juga curiga Alvaro kepada Alsha.

Yang mereka lihat adalah kekangan Alvaro dari Alsha yang seperti predator.

ALVARO {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang