19. Kitchen Accidents

706 86 5
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

Entah sudah beberapa kali (Name) menelan ludahnya canggung. Dia memang menantikan Levi yang ingin mengenalnya jauh lebih dalam, tapi dia tidak menyangka jika lelaki itu benar-benar melakukannya secara terang-terangan seperti saat ini. Levi sudah duduk di meja yang berada di dapur umum luar markas sejak awal dia dan Niccolo memasak makanan untuk sarapan pagi para prajurit. Dengan ditemani secangkir teh favoritnya, Levi hanya duduk dengan tenang sambil menatap (Name) tanpa malu. (Name) sebenarnya tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut, tapi dia merasa seperti tengah diawasi oleh seorang atasan yang menunggu dirinya melakukan kesalahan.

"Kau tidak bisa menyuruh pacarmu pergi kah? Dia benar-benar mengganggu konsentrasiku." Bisik Niccolo saat mereka membelakangi Levi.

"Dia bukan pacarku, Nicco-san! Dan aku juga tidak mengerti kenapa dia betah duduk di sini berlama-lama." Ujar (Name) kecil.

Niccolo memutar kedua matanya malas, "Dia seperti juri lomba masak, tahu." Ucapnya kesal.

"Aku mendengarmu, Marley." Balas Levi langsung yang membuat badan Niccolo loncat di tempat.

(Name) membalikkan badannya untuk menatap Levi, "Kapten, kau sedang tidak ada urusan pagi ini?" Tanyanya.

Levi menggeleng, "Hari ini jadwalku kosong."

"Oh, begitu. Kenapa kau tidak beristirahat saja di kamar?" Tanya (Name) lagi.

"Aku ingin melihatmu, apa tidak boleh?"

Diam-diam (Name) dapat mendengar suara geli Niccolo akibat jawaban Levi tersebut. Sepertinya lelaki itu sedang menahan rasa mual setelah melihat perubahan sifat Levi yang dia kenal sebagai orang yang kejam. (Name) sendiri hanya dapat mengangkat senyumnya canggung. Dia tidak tau apakah dirinya sanggup jika harus menghadapi kefrontalan Levi ke depannya.

"A-ah ya, terserahmu saja." Jawab (Name) malu.

Gadis itu berusaha untuk memfokuskan dirinya pada sup kentang yang dia masak dan berusaha mengabaikan kehadiran Levi di sana. Jika dia tidak fokus, maka pekerjaannya akan terbengkalai begitu saja.

"Akh." Desis (Name) pelan saat salah satu sisi tangannya tidak sengaja terkena panci sup kentang yang panas.

"Kau tidak apa?" Tanya Levi langsung.

Pria itu bahkan tiba-tiba sudah berdiri tepat di belakangnya saat ini. Levi memegang pergelangan tangan (Name) untuk melihat kondisi tangannya yang sudah mulai memerah akibat panci panas tersebut. Tanpa berpikir panjang, Levi langsung membawa (Name) ke wastafel terdekat dan menyalakan air di sana untuk mendinginkan luka bakar (Name) menggunakan air mengalir.

Redamancy / Levi x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang