20. It's Always Him

725 97 8
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

Kumpulan awan mendung tampak menghalangi terik matahari pada siang hari di markas ini, seakan ikut merasakan suasana hati (Name) setelah insiden tadi pagi yang merusak nama baiknya. (Name) duduk di atas pagar kayu lapangan halaman belakang sambil memandang kuda-kuda milik prajurit Pasukan Pengintai yang tengah di lepas di sana. Helaan napas yang entah sudah ke berapa kali kembali dikeluarkan dari mulutnya karena rasa tak tenang yang dia alami. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya karena keteledoran fatal yang telah dia buat hari ini. Apakah dirinya akan dipecat? Entahlah. Yang jelas dia merasa tidak enak dengan Niccolo karena lelaki itu jadi harus menyiapkan makanan para prajurit seorang diri.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

(Name) langsung mengalihkan pandangannya ke samping saat mendengar suara yang sangat dia kenal. Eren berdiri di sampingnya sambil menyandarkan kedua tangannya pada pagar kayu yang tengah dia duduki dari belakang.

"Menurutmu, apa aku akan dipecat?" Tanya (Name) balik.

Eren menggeleng langsung, "Tenang saja, Hanji-san tidak akan membiarkan hal itu. Lagi pula kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi." Jawabnya.

"Tapi semua orang pasti sudah berpikir yang tidak-tidak, mereka mana mau aku memasakkan makanan untuk mereka lagi." Ucap (Name) pelan.

"Jika mereka tidak mau memakan masakanmu, aku dan teman-teman yang lain akan dengan senang hati menghabiskan itu semua." Balas Eren menenangkan.

(Name) tertawa kecil mendengarnya, "Jangan konyol." Ucapnya.

Eren tersenyum tipis setelah berhasil membuat (Name) tertawa. Baginya itu jauh lebih baik dari pada harus melihat teman baiknya itu dilanda kesedihan seperti sebelumnya.

"(Name), kau ingat? Dulu kau pernah bilang bisa melihat masa depan melalui mimpi?" Tanya Eren tiba-tiba.

(Name) turun dari atas pagar agar berdiri tepat di samping Eren, "Tentu saja aku ingat. Ada apa?"

Eren tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya kembali membuka mulutnya, "Apakah berarti kau melihatku melakukan hal itu?" Tanyanya pelan.

Kali ini (Name) yang terdiam pada tempatnya. Kenapa Eren tiba-tiba menanyakan hal ini? Dia sendiri juga bingung apakah mimpinya ini dapat dijadikan patokan dalam melihat masa depan, mengingat kejadian yang akhirnya dia alami mengalami perbedaan dari mimpinya dulu kecuali hasil dari kejadian tersebut—tentang kematian Erwin.

Redamancy / Levi x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang