[Sequel of EPHEMERAL]
Levi merasakan ada yang hilang dalam hidupnya setelah misi perebutan dinding Maria telah dilaksanakan dengan sempurna. Selain kematian orang yang sangat dekat dengannya-Erwin dan ratusan prajurit lainnya dalam misi tersebut, pr...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〰️
Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.
〰️
(Name) merapihkan beberapa peralatan makan yang sebelumnya dia bawa untuk berpiknik di pantai. Mikasa dan Sasha pun ikut membantunya disaat para lelaki tengah asik bermain air di tepi pantai.
"Kenapa mereka ada di sini?" Tanya Mikasa sambil memandang Levi, Farlan dan Isabel yang tengah berbincang beberapa meter dari mereka.
"Aku juga heran kenapa mereka tiba-tiba di sini. Untung saja semua makanan sudah aku makan." Timpal Sasha asal.
(Name) mengedikkan bahunya tak mengerti, "Entahlah. Tadi ketika aku pergi ke arah bebatuan sebentar, mereka tiba-tiba saja muncul." Balasnya.
Mikasa dan Sasha hanya ber-oh ria mendengar jawaban yang (Name) berikan. Kali ini tatapan Mikasa beralih ke arah Adrian yang tengah tertidur pada tikar yang mereka tempati.
"Sepertinya Adrian sangat kelelahan ya." Ujar Mikasa.
(Name) tersenyum tipis saat melihat wajah tidur anaknya yang telihat sangat damai itu, "Dia pasti sangat senang karena memiliki kenangan yang manis di sini bersama kalian."
Sasha yang berada di samping Adrian ikut tersenyum saat melihat bayi lelaki itu. Gadis itu mengelus tangan Adrian dengan lembut untuk menyalurkan rasa gemasnya.
"Jika nanti aku memiliki anak perempuan, aku ingin menjodohkannya dengan Adrian. Boleh kan, (Name)?" Seru Sasha antusias.
(Name) terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk, "Tentu saja boleh! Aku akan menunggu siapa yang akan menarik perhatian jagoan kecil ini nantinya." Balasnya sambil sedikit tertawa.
"Memangnya kau mau menikah dengan siapa, Sasha?" Tanya Mikasa sedikit menggoda.
"Bukankah sudah jelas?" Lanjut (Name) sambil menunjuk Niccolo yang tengah berbicara dengan Jean menggunakan matanya.
Muka Sasha merah padam dan langsung menggeleng cepat, "Dia mana mau menikah dengan orang Eldia sepertiku." Sanggahnya.
"Oh yang benar saja, Sasha. Kuberi tahu rahasia, Niccolo memohon padaku untuk ikut piknik ini agar bisa menghabiskan waktu bersamamu." Kata (Name) gemas.
"Itu sebuah langkah awal yang bagus bukan?" Timpal Mikasa menanggapi.
"Berhenti menggodaku." Balas Sasha yang sudah salah tingkah.
