Chapter 28

636 82 17
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

Paradise saat musim dingin terlihat jauh berbeda dibandingkan musim-musim lainnya. Salju putih yang menutupi setiap inci tanah, membuat orang-orang lebih memilih untuk tetap di dalam rumah dari pada harus beraktivitas di luar. Belum lagi suhu dingin yang menembus tulang dapat berakibat fatal bagi siapapun yang tidak memiliki pemanas di rumah mereka.

Levi merapatkan jaket musim dinginnya ketika kudanya membawa dirinya melewati hamparan salju yang sudah mulai menebal. Obor ditangan kirinya masih menyala dengan terang untuk membantu penglihatannya pada malam hari itu. Dia pergi menuju ke rumah (Name) karena ajakan makan malam yang kekasihnya itu tawarkan beberapa hari yang lalu. Mengingat kata kekasih, membuat pipi Levi bersemu merah tanpa sadar. Lelaki itu menggelengkan kepalanya beberapa kali agar tetap fokus mengendarai kudanya, tapi wajah cantik (Name) yang tengah tersenyum manis terus terbayang di kepalanya.

"Sial, aku merindukannya." Gumam Levi kecil.

Setelah beberapa lama, akhirnya Levi dapat melihat rumah wanita itu dari kejauhan. Tak sabar untuk segera bertemu, dia memacu kudanya lebih kencang dari sebelumnya agar cepat sampai di rumah (Name).

Sesampainya di sana, Levi langsung turun dan menuntun kudanya untuk masuk ke dalam kandang kuda yang terletak di belakang rumah (Name).

"Hai, Max." Sapa lelaki itu pada kuda milik (Name) yang berada di dalam kandang.

Setelah memasukkan kudanya ke dalam salah satu bilik, Levi segera meninggalkan kandang itu dan berjalan menuju halaman depan untuk mengetuk pintu. Namun, langkah kaki Levi terhenti saat melihat pintu depan rumah milik (Name) yang terbuka sedikit.

Apa dia lupa menguncinya? Pikir Levi.

Perasaan was-was seketika muncul dalam hati Levi. (Name) tidak mungkin seceroboh itu membiarkan pintunya terbuka begitu saja terutama saat musik dingin seperti ini. Tak ingin banyak berpikir, Levi langsung masuk ke dalam rumah (Name). Suasana di dalam rumah tampak remang karena hanya ada cahaya dari perapian yang terletak di ruang keluarga rumah ini.

"(Name)?" Panggilnya.

Hening. Tidak ada sahutan balik yang menyambut panggilannya. Levi dapat merasakan adrenalin di dalam tubuhnya meningkat dengan drastis. Bayangan-bayangan tak mengenakan muncul dibenaknya, membuat hatinya tak tenang. Levi beralih ke kamar tempat wanita itu biasa tidur, tapi yang dia temukan hanya kekosongan di dalamnya, begitu pula dua kamar lainnya.

Redamancy / Levi x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang