13. Trust

621 94 12
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

"Levi, kau mendengarku?" Tanya Hanji.

Levi menganggukkan kepalanya tak niat lalu merebahkan dirinya pada sofa yang ada di ruangan Hanji.

"Kau benar-benar datang ke sini hanya untuk tidur ya, kenapa tidak di kamarmu saja?" Sungut Hanji sebal.

"Aku bosan." Jawab Levi singkat.

Hanji menggelengkan kepalanya heran, sudah beberapa hari ini dia melihat Levi berperilaku aneh, sangat tidak seperti dirinya. Biasanya di waktu-waktu kosong seperti ini, Levi akan menghabiskan waktu bersama kedua temannya tapi akhir-akhir ini entah kenapa pria itu selalu merecoki waktu tenangnya.

"Heeey, Leviiiii! Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kau aneh sekali beberapa hari belakangan ini." Ujar Hanji sambil mendudukkan dirinya di sofa satu lagi.

"Kau terlalu berisik, Hanji. Aku baik-baik saja." Balas Levi malas.

"Apa kau sedang jatuh cinta?" Tanya Hanji asal.

Levi langsung menegakkan tubuhnya di kursi dan memandang Hanji tajam, "Jangan berbicara omong kosong." Ucapnya kesal.

"Waaaah, melihat reaksimu yang seperti ini membuatku jadi yakin jika kau sedang jatuh cinta." Kata Hanji antusias.

Tidak ingin melanjutkan ucapan Hanji yang tidak masuk akal membuat Levi bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu ruangan wanita tersebut.

"Aku pergi." Ketus Levi sambil keluar dari ruangan.

Sayup-sayup lelaki itu bisa mendengar suara Hanji yang masih menggodanya dari dalam sana. Levi hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, bagaimana bisa Hanji mengira dirinya sedang jatuh cinta? Seumur-umur wanita yang dekat dengan dirinya hanyalah Isabel dan sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Selain Isabel, dia hanya menganggap yang lain tidak lebih dari sekedar rekan kerjanya.

Levi keluar dari gedung markas dan melihat pemandangan di sekitarnya sekilas. Bola matanya berhenti pada dapur umum yang berada di luar markas. Dari tempatnya berdiri dia bisa melihat Niccolo dan juga (Name) yang tengah memasak hidangan makan siang di sana. Kali ini dirinya terfokus pada diri (Name) yang terlihat jelas karena tengah memasak menghadap ke arahnya. Pikiran Levi melayang pada semua tulisan yang ada di dalam buku harian milik Erwin. Terlalu banyak hal yang tidak dia mengerti saat membaca buku harian tersebut, rasanya seperti membaca cerita di dalam novel-novel yang cukup menyenangkan namun juga terasa mustahil. (Name) merupakan anak dari Aliese? Lelucon macam apa yang dia baca waktu itu. Tapi tidak dapat dia pungkiri jika (Name) terlihat cukup mirip dengan teman lamanya itu.

Redamancy / Levi x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang