17. Late Night Confession

710 99 9
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Redamancy (n) the act of loving the one who loves you; a love returned in full.

〰️

(Name) mengerjapkan matanya beberapa kali setelah tubuhnya memaksa dirinya untuk terbangun dari tidur lelapnya. Saat dirinya melihat ke arah jendela kamar, hanya ada kegelapan yang nampak dari balik tirai jendela. Terbangun di tengah malam seperti ini sebenarnya sudah menjadi yang tidak asing lagi bagi (Name) semenjak kematian Erwin. Kejadian demi kejadian buruk yang selalu hadir di dalam mimpinya, dulu cukup menganggu tidurnya di malam hari. Lama kelamaan (Name) terbiasa dengan hal tersebut, belum lagi semenjak kelahiran Adrian dia juga sering terjaga tengah malam karena tangisan bayi itu. Namun kali ini tidak ada yang menganggunya sama sekali. Dia tidak memimpikan apapun dalam tidurnya dan Adrian masih tertidur dengan lelap di sebelahnya. Mungkin alam bawah sadarnya lah yang membangunkannya.

(Name) bangkit dari tidurnya dan beranjak keluar kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk dirinya. Dengan sekali tarikan napas, (Name) langsung menghabiskan air putihnya sampai tetes terakhir. Puas menghilangkan dahaganya, (Name) berniat untuk kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu, namun netra matanya melihat sesuatu pada sofa di ruang tamu yang gelap tanpa pencahayaan apapun. Tanpa berpikir dua kali, wanita itu langsung berjalan pelan menuju sofa tersebut untuk menghilangkan rasa penasarannya. (Name) mendadak berhenti di tempatnya saat menyadari jika yang barusan dilihatnya adalah Levi yang tengah tertidur di atas sofa. Wajah Levi tampak tenang meskipun posisi tidurnya terlihat tidak nyaman pada ujung sofa tersebut.

Entah apa yang (Name) pikirkan, tetapi dia memilih untuk tetap berada di sana seraya menjongkokkan tubuhnya di depan sofa dan memandangi pria di hadapannya. Dulu saat melihat wajah Levi, dia selalu bisa menemukan kantung mata yang menghitam disertai raut lelah milik pria itu, namun sekarang wajah Levi terlihat lebih segar tanpa adanya lingkaran hitam di bawah matanya. (Name) seketika mengingat pembicaraannya dengan Hanji dulu saat dia masih menjadi prajurit Pasukan Pengintai. Hanji mengatakan jika Levi sangat kesulitan untuk tidur sejak kematian dua teman baiknya di awal tahun bergabungnya pria itu ke Pasukan Pengintai. (Name) tersenyum tipis saat menyadari jika itu berarti kehidupan Levi jauh lebih baik saat ini dari pada yang sebelumnya.

Pandangan (Name) beralih saat menyadari ada sebuah sarang laba-laba pada poni rambut Levi. Dia tertawa dalam hati, mempertanyakan apa yang dilakukan laki-laki ini sebelumnya sampai sebuah sarang laba-laba dapat tersangkut di poninya. Dengan hati-hati (Name) mengangkat tangan kanannya untuk meraih sarang laba-laba tersebut, namun ketika dirinya berhasil mengambil kotoran itu, mata Levi justru terbuka dan langsung menatapnya. Tidak ada reaksi yang diberikan oleh Levi akan kehadiran (Name) yang mendadak berada di hadapannya selain terdiam dengan tenang.

"Maaf, ada sarang laba-laba di rambutmu." Ucap (Name) kikuk sambil menarik tangannya kembali.

Levi hanya membenarkan posisi duduknya, "Tidak apa." Jawabnya singkat.

Redamancy / Levi x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang