galaksi 4

3.5K 132 4
                                    

Seorang pria dengan Sangat wibawa memasuki rumah milik keluarga Mahendra, bahkan auranya begitu mendominasi .. dan setelah sampai di hadapan ketiga kakanya ia menyalaminya dan yang terakhir ia menatap sang keponakan dengan begitu tajam seperti hewan buas yang ingin menerkam mangsanya,

Areksa Samuel Gibraltar, anak ketiga dari tuan Albano Gibraltar, dan anak kedua dari nyonya Armenia Bahrain, sosok yang sangat tegas dan di takuti oleh keluarga Gibraltar karena kemarahannya adalah kehancuran bagi mereka.

Dan tatapan kepada galaksi adalah tatapan permusuhan karena sejak kecil keduanya tidak pernah akur sama sekali, karena setiap mereka bertemu selalu mengibarkan bendera perang, sampai membuat keluarga merasa kewalahan akan keduanya.

Setelah puas menatap sang keponakan sampai ketakutan, areksa menatap ke arah Mahendra. Bertanya kepada Mahendra, apa semua sudah siap akan apa yang terlah di katakan Mahendra saat di telpon.

"Gimana kak, apa sudah siap semua?" areksa bertanya kepada kakak iparnya sambil melirik ke arah keponakan ter paling di benci,

Galaksi yang mendapatkan lirikan dari om Aksa menelan ludahnya dengan kasar apa lagi galaksi baru saja lepas dari tatapan om areksa. Tapi sekarang galaksi harus mendapatkan lirikan yang begitu menyeramkan.

"Ya, semua sudah siap jadi kamu bisa bawa galaksi dan saya sudah serahkan tanggung jawab galaksi kepada mu areksa jadi terserah kamu mau apain dia asalkan dia bisa berubah, saya juga tidak perduli lagi mau kau pukul atau di hukum saya tak perduli karena semua sudah saya serahkan ke kamu"

"Baiklah kalau gitu jadi jangan menyesali apa yang saya buat nanti kepada galaksi"

"Stop! Jika kamu berani menyakiti putraku aku tidak perduli kau anak ayah Albano atau ibu nia, aku akan melakukan apapun demi bisa melindungi putra kesayangan ku" Natasha sangat tidak terima jika nantinya galaksi mendapatkan perlakuan kasar dari adiknya itu,

Areksa menatap dengan tajam ke arah kakak tirinya yang begitu memanjakan sang putra sampai kelakuan dia seperti setan.

"Kau tak perlu khawatir"

"Areksa, kakak yakin dengan keputusan kakak ipar menitipkan galaksi ke kamu akan bisa di rubah apa lagi galaksi sangat takut ke kamu jadi dengan itu galaksi tidak akan berbuat macam²" ujar Antares.

Tanpa menjawab perkataan sang kakak ia pun menatap galaksi dengan sangat tajam dan tatapan itu pun membuat galaksi tidak berani menatap areksa.

"Bawa kopermu dan kita berangkat sekarang" ujar areksa dengan dingin.

Galaksi dengan terpaksa membawa koper miliknya, lalu mengikuti langkah areksa. Sebelum pergi Natasha memeluk tubuh galaksi dengan sangat erat karena enggan untuk melepaskan galaksi ke tangan areksa.

"Saya tunggu lima menit jika tidak..."

Sebelum menyelesaikan perkataan areksa galaksi langsung melepaskan tubuh bundanya dan ia segera menyusul areksa tapi sebelum itu ia menatap tajam ke arah ayahnya yang sudah melakukan semua ini kepada dirinya.

Saat ini kedua pria sedang berada di dalam mobil karena mereka akan pindah kota, dimana areksa tinggal, dan tentu saja sekolah galaksi juga pindah karena tidak mungkin dia di sekolah yang dulu, karena jarak areksa tinggal sangat jauh lima jam perjalanan.

"Om"

"Diam"

Galaksi pun langsung diam tak ingin mengatakan lagi lalu ia berpaling menatap jendela samping sampai berapa saat ia tertidur bahkan dia tidak menyadari kalau mobil sudah berhenti di sebuah bandara internasional. Lantas galaksi terbangun karena mendengar suara pintu mobil di tutup dengan keras.

"Bandara? Jangan² om mau membawa gue pindah dari sini?" Gumam galaksi.

"Cepat keluar atau saya seret"

Dengan cepat galaksi keluar dari mobil dan mengambil koper lalu galaksi mengikuti langkah areksa yang sudah masuk ke dalam bandara,

Setelah berapa saat mengurus penerbangan mereka duduk di bangku pesawat yang bertujuan Jakarta-Surabaya, kota yang paling di benci oleh galaksi karena di sama ia mendapatkan masalah dengan areksa.

Sambil menunggu pesawat Take off, areksa mengecek kerjaan melewati laptopnya karena kerjaan dia harus tertunda karena menjemput sang ponakan.

"Om, kenapa kita ke Surabaya? Sekolah gala gimana bisa² gala ketinggalan pelajaran bahkan bisa² gala ga naik kelas" galaksi berkata dengan hati² karena tidak ingin areksa marah besar kepada dirinya di saat mereka masih berada di pesawat.

"Kenapa memangnya? Bukannya kau sudah banyak ketinggalan pelajaran dan jarang masuk sekolah? Jadi buat apa lagi kau sekolah jika semua sekolah kamu hanya untuk main membuang uang saja"

Srettt....

Perkataan areksa tentu saja melukai hatinya, tapi bukan berarti gala menyesali perbuatannya selama ini karena areksa selalu berkata kasar kepadanya ingin sekali gala memukul kepala areksa sampai kepalanya hancur tapi ia tidak berani bertindak.

Setelah berapa lama pesawat yang di tumpangi keduanya take off. Dan selama perjalanan keduanya hanya diam saja bahkan galaksi kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda di mobil tadi.

"Daftarkan sekolah atas nama galaksi Mahendra Desta"

"Kelas 1sma"

Setelah berbicara dengan seseorang di telepon ia langsung mematikan panggilan tersebut, lalu ia menatap waja galaksi yang begitu teduh seperti seorang tidak ada beban sama sekali.

"Kau terlalu menyusahkan aku saja"

Tanpa sadar pesawat itu mendarat dengan selamat dan para menumpang segera turun dari pesawat begitu juga dengan areksa dan galaksi yang sudah bangun dari tidurnya, dan keduanya berjalan keluar dari bandara Yang ada di Surabaya, areksa berjalan lebih mendahului galaksi yang kesusahan membawa kopernya, bahkan areksa gak ada niatan untuk membantu keponakan yang sedang kesusahan.

"Lihat, ingin rasanya mencabik-cabik tuh muka songo bin tolol, gak ada kasian nya sama gue yang kesusahan membawa berapa koper" cibir galaksi, galaksi yang tidak fokus ke depan tidak menyadari kalau areksa mendengar jelas apa yang di katakan oleh galaksi karena saat ini areksa sedang berada di samping gala.

"Laki² kok berani ngomong belakang kalau berani ngomong di depan orangnya langsung" ucap areksa yang membuat galaksi terkejut bukan main bahkan ia sampai menjatuhkan koper yang dia bawa.

"Anjing, babi ngasu"

Plak...

Areksa menggeplak mulut galaksi yang berkata dengan sangat kasar apa lagi itu di lontarkan kepada dirinya.

"Mulutmu itu loh minta di kebiri" areksa mengatakan dengan sangat dingin sampai membuat galaksi yang memukul bibirnya dengan pelan karena salah ucap langsung terkejut setelah mendengar apa yang terlah di katakan oleh areksa.

Karena, tidak ingin berlama² areksa segera meminta kepada galaksi untuk cepat karena areksa ada kerjaan yang harus dia selesaikan, jadi dengan kecepatan tinggi ia mengendarai mobil nya sampai membutuhkan berapa menit saja sampai di rumahnya.

Selama dalam perjalanan galaksi memikirkan hal lain karena ia terus saja berpikir tentang tempat tinggal areksa saat ini, apa dia masih tinggal di tempat dulu pertama kali ia datang atau sudah pindah ke rumah lain.

Dan pikirannya terjawab sudah ternyata areksa masih tinggal di tempat yang sama dengan yang dulu setelah mobil yang di kendarai oleh areksa, keduanya pun langsung masuk ke dalam rumah tersebut, tapi baru di depan pintu masuk galaksi merasakan hawa dingin yang begitu mengusik dalam tubuhnya.

"Om, om merasakan hawa dingin ..."

Galaksi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang