galaksi 20

3.7K 148 2
                                    

Mendengar perkataan dari seorang pria tua membuat mereka terdiam, Apa lagi galaksi yang tampang preman itu yang paling tidak suka di bentak. Dia pun menendang nendang pagar rumah besar milik orang itu.

Sampai membuat jems yang berada di sampingnya melongo melihat tingkah gila calon istri tuan nya itu, membuat jems sangat malu.

"Nasib nasib punya calon tuan, yang tingkahnya bar bar." Gumam jems.

Sedangkan galaksi menatap si kakek tua itu dengan tatapan yang begitu tajam dan tengil. "Hai pak tua bau tanah, harusnya kau sambut kami dengan layak di kasih minum kek, kami datang jauh jauh dari Jakarta ke Semarang hanya ingin menemui pak tua bau tanah"

"Dasar bocil tidak punya sopan santun, anak siapa kamu hah? Berani'nya bicara seperti itu kepada yang lebih tua, dan ya, ini rumah rumah saya suka suka saya mau sambut kalian apa tidak" ketus sang kakek.

"Wahhh... Si kakek tua ngajak ribut nih, ayok kek ke makam biar kita siapkan makam buat kakek" ucap galaksi dengan mulut pedas'nya. Membuat pria tua bau tanah itu menatap tajam ke arah galaksi.

"Bener bener, mulut kamu pedas banget kaya cabe, ingin rasanya saya sumpal mulut kamu itu" bentak sang kakek.

"Kakek bau tanah, mendingan buka gerbang dan kita ngobrol dengan secara dekat, kakek punya sopan bukan?" Ucap galaksi membuat sang kakek merasa di permalukan.

"Buka gerbangnya suruh mereka masuk dari pada saya di permalukan oleh bocah tengik itu lama lama bikin darah tinggi aku naik, bisa bisa aku mati usia muda"

Hahaha...
Q11
"Pak tua, sejak kapan kau masih muda? Jelas jelas kamu sudah tua kek sudah bau tanah" ucap galaksi dengan tampang tengilnya.

Pintu gerbang yang menjulang tinggi terbuka lebar membuat galaksi langsung masuk lebih dulu sebelum di suruh masuk oleh kakek tua.

"Dasar anak tidak punya sopan santun berani beraninya dia tidak bersikap sopan kepada ku" gumam kakek tua itu.

Jems yang melihat kelakuan galaksi hanya bisa menahan malu nya dia tidak berani berkomentar apa lagi menegur, karena dia tau siapa dirinya.

"Assalamualaikum ya ahli kubur, malaikat munkar dan nakir datang" teriak galaksi yang tidak tau tempat.

"Mulutmu bisa sopan nggak? Ini rumah orang bukan hutan seperti tempat tinggal kamu"

"Cocote... Kakek bilang aku tinggal di hutan? Hiks aku sakit di katain tinggal di hutan" si raja dramatis mulai aksinya membuat jems menutup mulut galaksi dengan terpaksa.

"Tuan sebaiknya tuan diam, inget tujuan kita datang kesini itu ingin menemui ayah dari tuan areksa jika tuan terus saja ngoceh mereka tidak akan mengizinkan kita bertemu dengan ayah dari areksa" bisik jems kepada galaksi membuat dia langsung mengangguk.

"Maafkan tuan saya, tuan Robin dia memang seperti itu, sifatnya bar bar kepada siapa saja" ucap jems sangat sopan.

"Ada apa kamu datang kesini??"

"Begini tuan Robin... Kedatangan kami kesini ingin bertemu dengan tuan Arthur" ucap jems.

Mendengar nama Putra di sebut membuat pria tua itu naik pita, karena dia berani menyebut nama putranya, dia tidak ingin jems menyebut nama Putranya ataupun bertemu dengan dia.

"Buat apa kamu ingin bertemu dengan putraku??"

"Saya akan menjelaskan kepada anda jika tuan Arthur ada disini"

"Sudah berapa kali saya bilang? Saya tidak mengizinkan kamu bertemu dengan Arthur, apa lagi saat ini dia sedang tidak ingin di ganggu"

"Aki, lebih baik aki jangan egois, karena ini menyangkut hidup dan mati seseorang, dan saat ini kami membutuhkan Arthur untuk menolong seseorang"

"Saya tidak perduli, mau dia mati atau hidup itu bukan urusan saya dan keluarga saya, dan untuk anak bau kencur nggak belagu di rumah saya, kamu harus jaga sopan santun kamu"

"Aki bau tanah, lama lama aku kesal dengan mu ingin sekali aku cabik cabik, kalau aku nggak liat kamu sudah tua dan bau tanah udah aku samurai" ucap galaksi.

"Kauuu.... Berani'nya kauuu?"

"Kenapa ki? Harus berani lah kalau penakut bukan galaksi namanya" ucap galaksi ketus.

"Maaf tuan Robin tapi ini sangat penting ada yang harus tuan Arthur selamatkan jika sampai telat mungkin tuan Arthur akan mengalami penyesalan seumur hidup"

"Saya-"

"Apa yang membuat saya menyesal?" Tanya seorang pria yang duduk di kursi roda dengan di bantu oleh ibunya, dia sebenarnya dari tadi mendengar semua pembicaraan mereka, tapi ibunya melarang, membuat dia tidak keluar.

Namun, setelah mendengar yang membuat dirinya menyesal seumur hidup, membuat dia memaksa ibunya untuk keluar dan menemui mereka.

"Tuan Arthur anda?"

"Kenapa? Anda ingin bertanya kalau saya cacat begitu?" Ucap seorang pria paruh baya dengan wajah datar dan suara yang begitu dingin.

Walaupun dia cacat tidak menghilangkan kewibawaannya menjadi seorang pemimpin, auranya masih melekat pada sosok Arthur.

"Tidak tuan"

"Sudahlah, lupakan, apa yang tadi kamu bilang? Menyesal seumur hidup? Memangnya apa yang membuat seorang Arthur menyesal seumur hidup?" Tanya Arthur dengan dingin.

"Denger kan? Putraku saja bilang kalau dia tidak akan pernah menyesal" ucap tuan Robin.

"Apa anda masih ingat dengan nyonya rania?" Tanya jems dengan hati hati, namun perkataan jems membuat kemarahan ketiga orang itu memuncak bahkan jems dan galaksi langsung di usir dari kediaman keluarga Walker, karena mereka tidak ingin mendengar nama Rania di sebut di kediaman keluarga Walker.

"Berani'nya anda menyebut nama yang sudah lama tidak di sebut di dalam kediaman ku!!" Bentak Robin Walker.

"Anda datang kesini hanya ingin mengatakan itu kepada kami? Lebih baik kalian pergi dari kediaman saya karena di sini tidak akan pernah menerima nama itu dan kami juga tidak akan mendengar apa yang ingin kamu bicarakan mengenai orang itu" ucap nyonya Sarasvati Walker.

"Nyonya kami mohon beri kami kesempatan mengobrol dengan kalian, karena ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya sampai sampaikan mengenai Nyonya besar" ucap jems, terpaksa menyebut nyonya besar karena mereka tidak ingin mendengar nama 'rania' di sebut.

"Oh nyonya besar? Jadi dia sudah menjadi Nyonya besar? Dasar wanita menjijikan" cibir Sarasvati Walker, yang mendengar jems menyebut Rania dengan sebutan 'nyonya besar'

Galaksi lama lama geregetan kepada jems yang tidak langsung to the poin saja, apa salahnya kan jujur dan mengatakan kepada mereka langsung ke intinya dari pasa seperti ini. "Ckck... Jems penuh drama banget, jelas jelas dia tau kalau mereka tidak suka dengan wanita itu, ya jelas dia tidak ingin mendengarkan jems, jika berkata langsung kan mereka bisa mendengarkan jems" batin galaksi, namun tatapan mata mengarah ke Arthur dia melihat akan masuk ke dalam mansion pun berteriak kepada Arthur.

"ARTHUR... SAAT INI PUTRA KANDUNG KAMU SEDANG MEMBUTUHKAN BANYAK DARAH, JIKA SAMPAI TIDAK MENDAPATKAN TRANSFUSI DARAH MAKA JANGAN SALAHKAN KAMI KALAU ANAK KANDUNG KAMU SATU-SATUNYA MATIII"

Galaksi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang